Orang - orang yang duniawi tidak bisa menilai dan orang yang rohani.
Orang - orang yang rohani bisa menilai orang
yang duniawi.
Menilai bukan menghakimi, tetapi membedakan roh.
Orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan akan memiliki sentuhan dalam berdialog dengan Tuhan π
Tuhan itu nyata, maka kita harus mengalami.
Jangan kita dikacaukan dengan perjumpaan agama dan keyakinan.
Memang hidupnya bisa berubah, dari seorang penjahat menjadi baik, tentu buah - buah pertobatan dinilai secara hukum, moral, dan etika.
Tetapi itu belum bisa dikatakan perjumpaan dengan Tuhan.
Perjumpaan dengan Tuhanπ akan membuat orang memiliki perubahan hidup yang luar biasa.
Kalau di dalam kekristenan perjumpaan dengan Tuhan sesuatu yang sangat mutlak.
Agama pada umumnya umat di bawah dominasi hukum, jadi pikiran hukum.
Tidak perlu berjumpa langsung dengan Tuhan. Kehidupan Bangsa Israel salah satu contoh agama Samawi.
Imam yang bertemu dengan Allah, umat tidak perlu karena umat dipandu oleh hukum.
Tetapi di dalam Kekristenan setiap orang harus mengerti kehendak Allah π apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.
Pikirannya bukan pikiran hukum, tetapi pikiran Tuhan.
Jadi harus benar - benar mengalami perjumpaan dengan Tuhan, supaya hidupnya berubah.
Para Theolog yang rasionil menggunakan logika dia akan kurang berdoa.
Ada 2 kutub :
Orang - orang yang pengalaman mistis ini biasanya gereja π kharismatik, pentakosta.
Orang - orang yamg menggunakan logika, semakin rasionil jadi kurang berdoa.
Mereka tidak mengenal doa semalam suntuk, doa puasa.
Sebab pengalaman akademis bagaimana nalarnya, pikirannya berjumpa dengan Theologi itu dianggap sudah merupakan pengalaman dengan Tuhan.
Kita harus mempunyai 2 kutub.
Secara ratio belajar menggali kebenaran Firman Tuhan dengan kaidah - kaidah eksegesis, heumelitik ilmu nafsir yang benar, memperhatikan latar belakang bahasa asli melihat konteks dan lain sebagainya.
Di sisi lain harus ada perjuangan mengalami Tuhan π
Biasa orang yang berpikir secara sistimatis.
Biasanya menghindari hal - hal yang subyektif ini.
Mencari Tuhan harus tekun, walaupun kelihatannya biasa aja.
Tetapi pasti akan menemukan.
Umat Perjanjian Baru tidak ada tuntunan untuk membuat liturgi itu.
Kalau penting Paulus akan memberi petunjuk kepada kita bagaimana menyelenggarakan kebaktian menyanyi, tidak ada.
Yang ada kehiduoan Bangsa Israel memuji Tuhan π
Allah hadir di atas puji - pujian umatNya, tapi ini standar yang dikenakan Bangsa Israel.
Ini tidak boleh kita kenakan dalam kehidupan orang percaya.
Gereja π menyelenggarakan musik, tarian, tamborin sebagus - bagusnya.
Ini tidak salah.
Tetapi yang penting bukan ceremonial seperti ini.
Tetapi Tuhan menghendaki setiap individu melakukan kehendak Bapa.
Jbu π·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar