Minggu, 16 September 2018

RH Truth Daily Enlightenment “AWAL PERUBAHAN KODRAT” Pdt. DR. Erastus Sabdono  17 September 2018

Seseorang tidak akan mengalami perubahan kodrat tanpa melalui proses Kelahiran Baru. Dalam pengajaran mengenai Kelahiran Baru, kita tertumbuk pada masalah dilahirkan dari air dan oleh roh.

Dijelaskan sebelumnya bahwa dilahirkan dari air menunjuk kepada komitmen untuk meninggalkan cara hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, untuk selanjutnya belajar memasuki kehidupan baru yang Tuhan πŸ’— ajarkan.

Air menunjuk kepada baptisan air.
Tentu baptisan yang dimaksud Tuhan bukan dari aspek teknisnya, tetapi maknanya, yaitu kesediaan dikuburkan bersama dengan Tuhan Yesus πŸ’— dan hidup dalam hidup yang baru (Rm. 6:4).

Dikuburkan di sini bukan hanya berarti rela meninggalkan kehidupan moral yang salah, tetapi bersedia meninggalkan hidup yang lama dengan segala filosofinya. Inilah pertobatan yang sejati untuk mencapai kesucian seperti kesucian Tuhan sendiri.

Seseorang yang mau mengalami Kelahiran Baru harus memiliki komitmen yang bulat untuk meninggalkan cara hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah dari cara berpikirnya yang salah dengan segala filosofinya. Ini bukan hanya meninggalkan segala perbuatan yang melanggar hukum secara umum, tetapi segala perbuatan yang tidak sesuai dengan kesucian Allah.

Untuk ini seseorang harus memiliki niat yang kuat atau kesediaan yang bulat untuk diubah Tuhan.
Niat yang sungguh-sungguh menunjukkan seseorang mengasihi Tuhan.
Kalau seseorang tidak mengasihi Tuhan dengan benar, maka ia tidak akan memiliki niat yang bulat untuk mengalami kodrat Ilahi.

Tidak ada orang yang tidak berniat untuk berubah,
dapat diubah oleh Tuhan sampai mengalami Kelahiran Baru.
Firman Tuhan mengatakan bahwa Allah πŸ’— bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan agar serupa dengan Yesus, hanya bagi mereka yang mengasihi Allah (Rm. 8:28-29).

Patut digarisbawahi kalimat: bagi mereka yang mengasihi Allah.
Tentu hati yang mengasihi harus digerakkan oleh individu, bukan oleh kekuatan di luar dirinya. Kalau Tuhan πŸ’— yang menggerakkan hati untuk mengasihi Dia, maka Tuhan juga harus bertanggungjawab atas mereka yang masuk neraka, karena mereka tidak digerakkan oleh Tuhan untuk mengasihi Dia.

Kasih yang digerakkan atau direkayasa Allah di dalam diri seseorang adalah kasih yang tidak orisinal dari orang tersebut.
Ini sebuah kepura-puraan atau kemunafikan.
Allah πŸ’— yang agung bukan Allah yang membuat sandiwara seperti itu.

Terkait dengan hal Kelahiran Baru, kita harus memahami pengertian pertobatan dengan benar. Jika pertobatan hanyalah sekadar tindakan berbalik kepada Tuhan, dari perbuatan yang melanggar moral secara umum kemudian hidup sesuai dengan norma moral umum, itu bukanlah pertobatan yang dimaksud oleh Tuhan Yesus.

Pada kenyataannya, pertobatan seperti inilah yang ditawarkan kepada banyak orang Kristen πŸ‘₯ hari ini.
Selanjutnya, Tuhan Yesus sekadar alat untuk menjawab kebutuhan jasmani, maka pertobatannya sia-sia.
Dalam Kekristenan pengertian pertobatan tidaklah sama dengan konsep pertobatan menurut bangsa Israel atau umat Perjanjian Lama dan agama-agama pada umumnya.

Pertobatan dalam Kekristenan adalah perubahan yang didorong oleh kesadaran terhadap kebenaran atau pengertian mengenai kebenaran Firman Tuhan.
Kebenaran di sini bukan hanya menyangkut kesadaran moral, tetapi juga meliputi pemahaman hidup secara menyeluruh (ekstensif).

Pemahaman hidup itu antara lain: siapa Allah; siapa manusia; bagaimana seharusnya manusia menyelenggarakan hidup; manusia akan mati dan menyongsong kehidupan di balik kubur; manusia harus menghadap takhta pengadilan Allah; manusia harus menjadi seperti yang Sang Khalik kehendaki dan lain sebagainya.

Kesadaran moral memang akan membangkitkan penghargaan pada nilai-nilai etika
dan mengubah perilaku dalam standar umum.
Tetapi, kesadaran atau pemahaman kebenaran akan membangkitkan penghargaan kepada nilai-nilai spiritual dan kenyataan kekekalan
serta perilaku yang sempurna seperti Bapa πŸ’— atau serupa dengan Yesus.
Kesadaran atau pemahaman terhadap kebenaran inilah yang membangkitkan pertobatan yang sejati, pertobatan yang benar atau yang ideal di hadapan Tuhan.

Tentu pertobatan yang sejati akan mengubah bukan saja perilaku seseorang, tetapi juga seluruh filosofi hidupnya. Dari cara berpikir manusia kepada cara berpikir Tuhan, dari kodrat manusi atau kodrat dosa kepada kodrat Allah πŸ’—
Pertobatan sejati -yang disebabkan oleh pemberitaan kebenaran Firman Tuhan yang murni- akan membangkitkan kesadaran dan pemahaman mengenai hidup.

Kebenaran Firman Tuhan inilah yang mencelikkan mata hati seseorang untuk menyadari kekudusan Tuhan dan apa yang Dia kehendaki.
Di pihak lain menyadarkan keadaan seseorang sebagai miskin di hadapan Tuhan πŸ’— dan membutuhkan keselamatan-Nya (Mat. 5:3).

Dari kemiskinan rohani ini seseorang berinteraksi dengan Tuhan πŸ’— melalui Roh Kudus untuk menerima pemulihan.
Interaksi ini sama sekali bukan disebabkan oleh desakan kebutuhan jasmani, tetapi kebutuhan rohani, yaitu bagaimana berkenan kepada Allah. Inilah awal untuk dapat mengalami perubahan kodrat.

JBU

https://overcast.fm/+IqOAR6bJU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar