Rabu, 19 September 2018

RH Truth Daily Enlightenment “MENOLAK BERKODRAT ILAHI” Pdt. DR. Erastus Sabdono  20 September 2018

Pendewasaan rohani harus membawa umat pilihan sampai memiliki moral Allah Bapa.
Hal ini sama dengan “mengambil bagian dalam kekudusan-Nya” (Ibr.12:10).
Hal ini sama dengan mengenakan kodrat Ilahi.

Itulah sebabnya Firman Tuhan mengatakan agar orang percaya harus kudus seperti Bapa di surga, kudus (1Ptr. 1:16).
Untuk itu orang percaya harus menaruh seluruh pengharapannya pada penyataan Tuhan Yesus Kristus dan hidup dalam ketaatan (1Ptr. 1:13-15). Inilah maksud keselamatan, dimana manusia dimungkinkan kembali untuk memiliki kemuliaan Allah yang telah hilang (Rm. 3:23).

 Dengan demikian, pada dasarnya kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat manusia kehilangan kodrat dosa. Adapun keselamatan dalam Yesus Kristus 💗 dimaksudkan agar orang percaya mengenakan kodrat Ilahi sesuai dengan rancangan Allah semula.

Baptisan Roh Kudus sebenarnya tidak hanya menunjuk suatu momentum, tetapi lebih menunjuk suatu proses dan suatu kondisi (state) yang berpotensi mengembalikan manusia kepada rancangan semula-Nya.

Baptisan Roh Kudus membawa orang percaya 👥 kepada proses kehidupan berjalan dalam Roh atau dipimpin oleh Roh Allah.
Inti baptisan Roh Kudus adalah kehidupan orang percaya yang diubahkan terus menerus oleh pekerjaan Roh Kudus guna memenuhi rencana Allah Bapa menjadi corpus delicti.

Dengan demikian baptisan Roh Kudus adalah suatu state atau keadaan yang memberi kemungkinan atau potensi untuk mengubah manusia menjadi seperti yang dikehendaki oleh Allah.

Apakah seseorang yang telah dibaptis Roh Kudus bisa menolak pimpinan Roh Kudus, sehingga Roh Kudus meninggalkannya? Banyak orang berpikir bahwa kalau seseorang sudah dibaptis Roh Kudus, maka ia tidak bisa menolak pimpinan Roh Kudus atau tidak bisa murtad lagi.

Seakan-akan baptisan tersebut menjadi materai yang secara permanen membuat atau memastikan seseorang tidak dapat binasa.
Baptisan Roh Kudus menunjuk suatu masa atau dekade
dimana Roh Kudus menyediakan Diri untuk menuntun seseorang
agar hidup mencapai kodrat Ilahi.

Oleh sebab itu seseorang harus memberi diri dipimpin oleh Roh, bukan dagingnya.
Dalam Galatia 5:16 tertulis: Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Hidup oleh Roh di sini maksud adalah membiasakan diri berjalan sesuai dengan kehendak Roh Kudus.

Kata “hiduplah” dalam teks aslinya adalah peripateo (περιπατέω) yang memiliki beberapa pengertian, antara lain:behave (berperilaku atau berkebiasaan), conduct ourselves (mengatur diri sendiri), to walk (berjalan), to make one’s way, progress (membuat jalan seseorang; kemajuan), to make due use of opportunities (memanfaatkan peluang), to regulate one’s life, to conduct one’s self, to pass one’s life (mengatur kehidupan sendiri untuk lulus).

Pada dasarnya kata peripateo menunjuk pada usaha mengatur diri atau membiasakan hidup (sesuai dengan Roh Kudus).
Tentu saja pembiasaan ini (sesuai dengan kehendak Allah) membutuhkan perjuangan dan latihan dalam waktu yang panjang.

Hendaknya kita tidak berpikir kalau seseorang dipimpin Roh Kudus 💗maka ia tidak bisa menolak atau memberontak terhadap pimpinan-Nya.
Kalau seseorang menolak tuntunan Roh Kudus, sama artinya dengan menolak anugerah.

 Jika seseorang tidak bisa menolak anugerah, maka tidak perlu pembiasaan untuk hidup menurut sesuai dengan kehendak Roh Kudus 💗
Faktanya, seseorang bisa menolak Roh Kudus. Pembiasaan tersebut menunjukkan bahwa seseorang harus berlatih untuk hidup sesuai dengan kehendak Roh Kudus.

Dalam berlatih atau belajar membiasakan diri hidup sesuai dengan kehendak Roh Kudus, kehendak bebas seseorang harus digunakan dengan maksimal agar bisa hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Bagaimanapun, manusia tidak pernah kehilangan kehendak bebasnya, sebab manusia 👥 harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Paulus sendiri walau sudah menjadi rasul tetap berusaha untuk berkenan kepada-Nya.

Untuk berkenan kepada Tuhan harus diusahakan sendiri, bukan karunia (2Kor. 5:9-10). Dalam teks aslinya kata “berusaha” adalah philotimeomai (φιλοτιμέομαι), yang selain berarti berusaha juga berarti berabisi dengan kuat.
Dalam teks Alkitab bahasa Inggris ada yang menerjemahkan: Therefore also we have as our ambition, whether at home or absent, to be pleasing to Him. Kata “berusaha” dalam teks ini menunjukkan adanya “niat” dari individu untuk melakukan kehendak Allah, bukan kehendaknya sendiri.

Niat atau ambisi tersebut lahir dari diri sendiri.
Dengan penjelasan di atas ini dapat disimpulkan bahwa:
Sekalipun zaman sekarang ini adalah zaman Baptisan Roh Kudus.
Iman Roh Kudus menuntun orang Kristen kepada pertumbuhan rohani
untuk mencapai Kelahiran Baru guna mengenakan kodrat Ilahi, tetapi kalau seseorang menolak penggarapan Roh Kudus,
maka ia tidak akan pernah memiliki kodrat Ilahi.

Ini berarti menyia-nyiakan anugerah yang sangat besar yang disediakan bagi orang percaya 👥
Anugerah keselamatan dapat membawa orang percaya bisamengenakan kodrat Ilahi.
Kalau seseorang menolak berkodrat Ilahi, berarti ia menolak anugerah.

JBU

https://overcast.fm/+IqODdnPW4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar