Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang percaya 👥harus sempurna seperti Bapa, maksudnya dalam konteks harus melakukan kebaikan bagi semua orang, baik kepada orang baik maupun orang jahat, orang benar maupun orang yang tidak benar.
Sempurna seperti Bapa 💗 artinya berkodrat seperti Bapa, yaitu berkodrat Ilahi. Sebagai anak-anak Allah (Theos) yang juga adalah Bapa, kita harus juga bersikap sama seperti Bapa terhadap semua orang.
Dengan demikian, orang percaya dipanggil untuk hidup secara luar biasa.
Luar biasa bukan dalam penampilan lahiriah, harta, gelar, pangkat, kedudukan dan lain sebagainya; tetapi orang percaya dipanggil untuk hidup secara luar biasa dalam kelakuan.
Ahli Taurat dan orang Farisi adalah tokoh-tokoh agama yang dipandang sebagai orang saleh yang melebihi masyarakat.
Tuhan Yesus 💗 menyatakan bahwa orang percaya harus lebih benar dari mereka.
Ini berarti orang percaya dipanggil untuk hidup secara luar biasa dalam kelakuan.
Tingkat keluarbiasaannya adalah kehidupan moral yang melebihi tokoh-tokoh agama, yaitu berkodrat Ilahi.
Dalam Matius 5:20 Tuhan mengatakan dengan sangat jelas: Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kata hidup “keberagamaanmu” dalam Matius 5:20 adalah dikaiosune (δικαιοσύνη). Kata ini lebih tepat diterjemahkan kebenaran yang bertalian dengan kelakuan, baik yang kelihatan mapun yang tidak kelihatan, yaitu sikap hati dan pola berpikir kita.
Kata dikaiosune menyangkut integrity, virtue, purity of life, rightness, correctness of thinking feeling, and acting (integritas, kebajikan, kemurnian hidup, kebenaran, kebenaran perasaan berpikir, dan perilaku).
Dalam bahasa Inggris diterjemahkan righteousness. Kata ini dalam konteks tersebut bisa berarti beberapa, antara lain: state of him who is as he ought to be, righteousness, the condition acceptable to God (keadaan yang semestinya dimiliki, sebuah keadaan atau kondisi yang diterima oleh Tuhan).
Keadaan yang semestinya dimiliki, menunjuk kepada keadaan manusia yang seharusnya dikenakan sesuai rancangan Allah 💗 sejak semula ketika diciptakan.
Jadi, kalau orang percaya dipanggil untuk hidup secara luar biasa,
maksudnya bahwa manusia dibawa kepada keadaan sesuai dengan maksud Allah
menciptakan manusia itu, yaitu berkodrat Ilahi.
Kalau Tuhan Yesus 💗 mengatakan bahwa orang percaya harus berkeadaan diterima oleh Allah melebihi dari ahli Taurat dan orang Farisi, berarti orang percaya dihakimi dengan ukuran berbeda. Bisa dimengerti mengapa Paulus mengatakan bahwa ia berusaha untuk berkenan.
Berkenan artinya berkeadaan diterima oleh Allah sesuai dengan standar yang diinginkan oleh Tuhan (the condition acceptable to God). Berkenan yang dimaksud oleh Paulus adalah diterima dalam rumah Bapa sebagai anggota keluarga Kerajaan.
Hal ini lebih dari sekadar masuk dunia yang akan datang, tetapi keadaan dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus 💗
Ini berarti menjadi anggota keluarga Kerajaan Allah. Inilah orang orang yang benar-benar menjadi benar.
Ungkapan “benar-benar benar” bukanlah ungkapan yang harus dikaitkan dengan keberadaan Allah sebagai satu-satunya yang memiliki keberadaan sempurna secara mutlak atau benar-benar mutlak benar.
Sebab Allah tentu memiliki kebenaran yang mutlak.
Dia lebih dari sekadar “benar-benar benar”, Dia adalah kebenaran yang absolut.
Sangatlah picik kalau ungkapan ini dikaitkan dengan Allah, sebab kebenaran Allah 💗 sudah tidak lagi dipersoalkan atau dicoba untuk dibedah. Kebenaran Allah adalah kebenaran yang tidak dapat dipecahkan dengan pikiran manusia yang terbatas, sebab kebenaran Allah tidak terbatas.
Orang yang mencoba mengkaitkan ungkapan ini dengan Allah, dan menentang adanya usaha untuk memahami apa yang “benar-benar benar” dari perspektif manusia 👥adalah orang yang tidak memiliki kerinduan untuk menjadi berkenan kepada Allah.
Bisa dibuktikan, orang-orang semacam itu tidak memiliki etika kehidupan yang memberkati sesamanya secara patut.
Kalimat “benar-benar benar” adalah ungkapan untuk membandingkan
antara kebenaran yang dipahami agama-agama pada umumnya
-termasuk agama Yahudi- dengan kebenaran yang diajarkan Alkitab 📚
untuk dikenakan bagi umat pilihan.
Di sini kita menemukan dua jenis kebenaran, pertama kebenaran yang didasarkan pada hukum. Kedua, adalah kebenaran yang didasarkan pada Tuhan.
Hal kedua ini dikenakan bagi umat Perjanjian Baru. Dalam hal ini orang percaya Perjanjian Baru harus mengerti kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.
Kehendak Allah 💗 tidak diwakili oleh hukum, peraturan-peraturan atau yang sama dengan syariat agama yang dikenal dalam banyak agama.
Untuk mengerti kehendak Allah orang percaya harus belajar kebenaran. Dengan belajar kebenaran ini seseorang dapat memiliki kecerdasan roh.
Kecerdasan roh inilah yang membuat seseorang memiliki kepekaan untuk mengerti kehendak Allah. Harus dipahami bahwa yang dikatakan “benar-benar benar” pada akhirnya adalah apa yang dikehendaki oleh Allah 💗 dalam kehidupan masing-masing individu, yaitu berkodrat Ilahi.
Orang-orang inilah yang menjadi anggota keluarga Kerajaan Allah yang bersama-sama dengan Yesus di rumah Bapa.
JBU
Kumpulan dari Khotbah, Seminar dan hal lain yang berhubungan dengan Gereja Rehobot Ministry
Sabtu, 29 September 2018
Kamis, 27 September 2018
RH Truth Daily Enlightenment “FIRMAN MEMBANGUN KODRAT ILLAHI “ DR. Erastus Sabdono 28 September 2018
Proses mengalami perubahan kodrat dari kodrat manusia ke kodrat Ilahi dimulai ketika seseorang mendengar Firman Tuhan 💗 lalu Roh Kudus membuka pikiran dan hati untuk mengerti Firman-Nya.
Tentu Firman yang didengar haruslah Firman Tuhan yang benar atau murni.
Firman yang tidak benar tidak akan melahirkan iman yang benar (Rm. 10:17). Kata “Firman” dalam Roma 10:17 teks aslinya adalah rhematos. Kata ini berasal dari kata rhema (ῥῆμα), sama seperti dalam Matius 4:4.
Orang yang tidak memiliki iman yang benar, tidak akan mengalami perubahan kodrat.
Firman yang diberitakan harus disampaikan terus-menerus.
Seperti janin dalam rahim, ia tidak akan tumbuh menjadi bayi dan mengalami kelahiran kalau tidak menerima suplai makanan yang memadai secara berkesinambungan. Itulah sebabnya dalam memberitakan Injil Kerajaan Allah harus murni, agar pendengarnya mengalami Kelahiran Baru guna perubahan kodrat.
Untuk itu Tuhan Yesus 💗 “mengajar” dari hari ke hari, dari desa ke desa, dari kota ke kota (Luk. 13:22).
Dalam bahasa Yunani ada dua kata yang semua bisa diterjemahkan Firman. Kata pertama adalah logos (λόγος) yang juga bisa diterjemahkan Firman. Biasanya logos juga diartikan sebagai “pengetahuan.”
Kata yang kedua adalah rhema.
Logos adalah Firman yang diajarkan melalui apa yang didengar, sedangkan rhema adalah Firman yang disuarakan oleh Roh Kudus dalam suatu situasi di dalam hati atau pikiran. Yang menarik dalam Roma 10:17 adalah tidak menggunakan Firman Tuhan atau Firman Allah tetapi “Firman Kristus.” Menggunakan kata “Kristus” hendak menunjukkan bahwa Firman itu adalah Firman dari Dia yang telah diurapi.
Oleh sebab itu, Firman tersebut aktif bekerja, disertai oleh “Yang Diurapi” yaitu Tuhan Yesus yang memiliki segala kuasa di surga dan di bumi.
Firman yang diurapi adalah Injil yang diajarkan Tuhan Yesus 👥 selama tiga setengah tahun.
Dalam pelayanan-Nya, Tuhan Yesus mengajar dengan kuasa.
Pengajaran yang disampaikan Tuhan Yesus berbeda dengan para ahli Taurat dan tokoh agama (Mat. 7:29).
Perbedaannya terletak pada kuasa. Kuasa itu terletak pada kemurnian Firman tersebut. Firman Tuhan yang murni pasti berkuasa.
Firman Tuhan yang murni pasti disertai kuasa Roh Kudus.
Firman yang disampaikan dengan kuasa itu akan mengubah kodrat. Perubahan kodrat terjadi oleh Firman Allah yang hidup dan kekal (1Ptr. 1:23).
Kata “hidup” di sini adalah zao (ζάω), yang artinya selain life (hidup) tetapi juga quick (doing something fast atau done without delay; melakukan sesuatu dengan cepat tanpa ditunda). Pemberitaan Firman yang penuh kuasa inilah yang dibutuhkan dunia hari ini.
Hanya Firman Tuhanlah makanan rohani yang dapat membangun kodrat Ilahi dalam kehidupan seseorang.
Dalam Matius 4:4 Tuhan Yesus bersabda: … Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah). Perhatikanlah kalimat “dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah” (Yun. Epi panti reemati ekporeuomenoo dia stomatos theou, ἐπὶ παντὶ ῥήματι ἐκπορευομένῳ διὰ στόματος θεοῦ). Sedangkan frase “Setiap Firman” (Yun. panti remati) berarti kebenaran penuh atau lengkap yang tertulis di dalam Alkitab atau yang dipaparkan oleh keempat Injil.
Firman Tuhan 💗 harus didengar terus-menerus secara variatif atau lengkap.
Perubahan karakter dalam satu aspek mirip dengan pencerahan pikiran atau kesadaran akan kebenaran, yang nantinya menentukan seluruh pandangan hidupnya.
Semua ini dikerjakan oleh Roh Kudus melalui pemberitaan Firman atau belajar Firman Tuhan. Firman Tuhan yang murni memiliki pengaruh yang sangat kuat.
Firman yang murni (Logos) akan melahirkan Firman dari suara Roh Kudus (Rhema) yang murni pula. Sebaliknya kalau Logos yang didengar salah, maka sering yang dianggap Rhema adalah suara dari dirinya sendiri atau sumber lain.
Bagi orang yang tidak berhasrat diselamatkan atau masih duniawi,
Firman Tuhan yang murni itu
bisa dirasa menyakitkan.
Banyak orang Kristen 👥 menolak pemberitaan kebenaran Firman yang murni dengan berbagai alasan atau dalih.
Dalam kehidupan setiap hari, mereka tidak akan pernah menerima Rhema. Mereka akan semakin terjerat dengan suara yang bukan dari Roh Kudus, sehingga mereka tidak akan pernah mengalami perubahan kodrat.
Tuhan Yesus 💗menyatakan bahwa dalam Yohanes 6:63 tertulis Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna.
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Memberi hidup dalam teks aslinya adalah zoopoieo (ζωοποιέω), yang artinya bukan hanya memberi hidup, tetapi juga membuat hidup dan membangkitkan (make alive, quicken).
Agar proses membangun atau membangkitkan kodrat Ilahi ini dapat terjadi, maka orang percaya 👥 harus mendengar perkataan Tuhan Yesus yang nuansanya adalah rohani dan menjurus kepada kehidupan yang berkualitas, tidak seperti kehidupan yang dimiliki manusia pada umumnya yang menekankan kebutuhan fisik.
Banyak khotbah yang nuansanya adalah pemenuhan kebutuhan jasmani, humanisme, atau kemanusiaan dan pengembangan kepribadian (aktualisasi diri) yang berlatar belakang pada pendekatan psikologis.
Pemberitaan Firman Tuhan seperti ini bisa membuat orang Kristen menjadi orang baik, tetapi tidak membuat seseorang mengalami perubahan kodrat.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAmhKNg
Tentu Firman yang didengar haruslah Firman Tuhan yang benar atau murni.
Firman yang tidak benar tidak akan melahirkan iman yang benar (Rm. 10:17). Kata “Firman” dalam Roma 10:17 teks aslinya adalah rhematos. Kata ini berasal dari kata rhema (ῥῆμα), sama seperti dalam Matius 4:4.
Orang yang tidak memiliki iman yang benar, tidak akan mengalami perubahan kodrat.
Firman yang diberitakan harus disampaikan terus-menerus.
Seperti janin dalam rahim, ia tidak akan tumbuh menjadi bayi dan mengalami kelahiran kalau tidak menerima suplai makanan yang memadai secara berkesinambungan. Itulah sebabnya dalam memberitakan Injil Kerajaan Allah harus murni, agar pendengarnya mengalami Kelahiran Baru guna perubahan kodrat.
Untuk itu Tuhan Yesus 💗 “mengajar” dari hari ke hari, dari desa ke desa, dari kota ke kota (Luk. 13:22).
Dalam bahasa Yunani ada dua kata yang semua bisa diterjemahkan Firman. Kata pertama adalah logos (λόγος) yang juga bisa diterjemahkan Firman. Biasanya logos juga diartikan sebagai “pengetahuan.”
Kata yang kedua adalah rhema.
Logos adalah Firman yang diajarkan melalui apa yang didengar, sedangkan rhema adalah Firman yang disuarakan oleh Roh Kudus dalam suatu situasi di dalam hati atau pikiran. Yang menarik dalam Roma 10:17 adalah tidak menggunakan Firman Tuhan atau Firman Allah tetapi “Firman Kristus.” Menggunakan kata “Kristus” hendak menunjukkan bahwa Firman itu adalah Firman dari Dia yang telah diurapi.
Oleh sebab itu, Firman tersebut aktif bekerja, disertai oleh “Yang Diurapi” yaitu Tuhan Yesus yang memiliki segala kuasa di surga dan di bumi.
Firman yang diurapi adalah Injil yang diajarkan Tuhan Yesus 👥 selama tiga setengah tahun.
Dalam pelayanan-Nya, Tuhan Yesus mengajar dengan kuasa.
Pengajaran yang disampaikan Tuhan Yesus berbeda dengan para ahli Taurat dan tokoh agama (Mat. 7:29).
Perbedaannya terletak pada kuasa. Kuasa itu terletak pada kemurnian Firman tersebut. Firman Tuhan yang murni pasti berkuasa.
Firman Tuhan yang murni pasti disertai kuasa Roh Kudus.
Firman yang disampaikan dengan kuasa itu akan mengubah kodrat. Perubahan kodrat terjadi oleh Firman Allah yang hidup dan kekal (1Ptr. 1:23).
Kata “hidup” di sini adalah zao (ζάω), yang artinya selain life (hidup) tetapi juga quick (doing something fast atau done without delay; melakukan sesuatu dengan cepat tanpa ditunda). Pemberitaan Firman yang penuh kuasa inilah yang dibutuhkan dunia hari ini.
Hanya Firman Tuhanlah makanan rohani yang dapat membangun kodrat Ilahi dalam kehidupan seseorang.
Dalam Matius 4:4 Tuhan Yesus bersabda: … Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah). Perhatikanlah kalimat “dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah” (Yun. Epi panti reemati ekporeuomenoo dia stomatos theou, ἐπὶ παντὶ ῥήματι ἐκπορευομένῳ διὰ στόματος θεοῦ). Sedangkan frase “Setiap Firman” (Yun. panti remati) berarti kebenaran penuh atau lengkap yang tertulis di dalam Alkitab atau yang dipaparkan oleh keempat Injil.
Firman Tuhan 💗 harus didengar terus-menerus secara variatif atau lengkap.
Perubahan karakter dalam satu aspek mirip dengan pencerahan pikiran atau kesadaran akan kebenaran, yang nantinya menentukan seluruh pandangan hidupnya.
Semua ini dikerjakan oleh Roh Kudus melalui pemberitaan Firman atau belajar Firman Tuhan. Firman Tuhan yang murni memiliki pengaruh yang sangat kuat.
Firman yang murni (Logos) akan melahirkan Firman dari suara Roh Kudus (Rhema) yang murni pula. Sebaliknya kalau Logos yang didengar salah, maka sering yang dianggap Rhema adalah suara dari dirinya sendiri atau sumber lain.
Bagi orang yang tidak berhasrat diselamatkan atau masih duniawi,
Firman Tuhan yang murni itu
bisa dirasa menyakitkan.
Banyak orang Kristen 👥 menolak pemberitaan kebenaran Firman yang murni dengan berbagai alasan atau dalih.
Dalam kehidupan setiap hari, mereka tidak akan pernah menerima Rhema. Mereka akan semakin terjerat dengan suara yang bukan dari Roh Kudus, sehingga mereka tidak akan pernah mengalami perubahan kodrat.
Tuhan Yesus 💗menyatakan bahwa dalam Yohanes 6:63 tertulis Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna.
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Memberi hidup dalam teks aslinya adalah zoopoieo (ζωοποιέω), yang artinya bukan hanya memberi hidup, tetapi juga membuat hidup dan membangkitkan (make alive, quicken).
Agar proses membangun atau membangkitkan kodrat Ilahi ini dapat terjadi, maka orang percaya 👥 harus mendengar perkataan Tuhan Yesus yang nuansanya adalah rohani dan menjurus kepada kehidupan yang berkualitas, tidak seperti kehidupan yang dimiliki manusia pada umumnya yang menekankan kebutuhan fisik.
Banyak khotbah yang nuansanya adalah pemenuhan kebutuhan jasmani, humanisme, atau kemanusiaan dan pengembangan kepribadian (aktualisasi diri) yang berlatar belakang pada pendekatan psikologis.
Pemberitaan Firman Tuhan seperti ini bisa membuat orang Kristen menjadi orang baik, tetapi tidak membuat seseorang mengalami perubahan kodrat.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAmhKNg
Rabu, 26 September 2018
RH Truth Daily Enlightenment “KEMATIAN DIRI SENDIRI” Pdt. DR. Erastus Sabdono 27 September 2018
Tidak ada kehidupan tanpa kematian.
Demikian pula seseorang tidak akan mengenakan kodrat Ilahi tanpa mengalami kematian diri sendiri.
Kata kematian diri sendiri bertalian dengan usaha untuk memadamkan atau mematikan keinginan daging yang bertentangan dengan kehendak Allah.
Ini adalah tindakan untuk memadamkan cita-cita pribadi, ambisi pribadi dan lain sebagainya, kemudian mengarahkan diri sepenuhnya untuk melakukan kehendak
Allah 💗
Ini berarti harus rela kehilangan segala hak demi Tuhan.
Hal ini menunjuk kepada suatu proses perjalanan hidup Kekristenan yang benar.
Jadi sebelum kita mati secara fisik dan dikubur, maka kita 👥 harus terlebih dahulu memasuki proses kematian manusia lama.
Kematian diri sendiri harus terjadi serentak atau simultan dengan terbangunnya kodrat Ilahi.
Dengan proses ini orang percaya menjadi ciptaan yang baru (a new creature atau a new being). Inilah yang dimaksud Alkitab 📚 bahwa orang yang menerima Yesus diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah yang dilahirkan oleh Allah (Yoh. 1:11-13).
Dilahirkan oleh Allah adalah anugerah terbesar yang dimiliki manusia. Tentu hal ini terjadi oleh karena pengorbanan Tuhan Yesus Kristus 💗 Sebab oleh penebusan-Nya-lah kita dimungkinkan menjadi anak-anak Allah. Pengangkatan sebagai anak ditunjukkan dengan materai, yaitu Allah menaruh Roh Kudus dalam diri kita (Ef. 1:13).
Dalam hal menjadi anak-anak Allah, bagi orang percaya, yang penting diberi potensi untuk dapat memiliki kodrat baru atau natur baru.
Roh Kudus selain sebagai materai, juga sebagai pendamping yang membawa orang percaya bertumbuh dalam natur atau kodrat baru, dimana orang percaya 👥 sampai kepada kematian diri sendiri melalui proses panjang.
Ini adalah proses mati sebelum mati.
Panggilan untuk mengalami kematian diri sendiri
sebenarnya adalah panggilan untuk semua orang percaya 👥
agar dapat mengenakan kodrat Ilahi.
(Filipi 3:10)
Pernyataan Paulus “serupa dengan Dia dalam kematian-Nya” pada dasarnya adalah kehidupan yang ditujukan untuk kepentingan Kerajaan Allah sepenuhnya.
Kata “mati” dalam teks aslinya di sini adalah thanatos (θάνατος), kata yang sama digunakan dalam Kolose 3:3; bahwa kita telah mati.
Kata thanatos memang dapat menunjukkan terpisahnya tubuh dari roh, tetapi sebenarnya lebih menunjuk kepada kematian kekal, sebuah keberadaan final (Why. 20:13-14).
Alkitab 📚 memilih kata thanatos hendak menunjukkan bahwa setelah menjadi anak Tuhan, maka tujuan hidup kita harus dibedakan dari anak-anak dunia.
Memang pemisahan ini tidak dalam satu hari, tetapi melalui proses panjang.
Proses panjang tersebut merupakan pembaharuan pikiran supaya orang percaya tidak sama dengan dunia ini- harus terjadi setiap hari (Rm. 12:2).
Firman Tuhan yang dapat memisahkan yang jiwani dan yang rohani (Ibr. 4:12). Pemisahan ini bersifat permanen, maka menggunakan kata thanatos.
Terkait dengan hal ini, dalam Kolose 3:3 Alkitab berkata: “Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah”.
Kematian diri sendiri ini tidak menghilangkan kehendak bebas manusia. Manusia tetap memiliki diri.
Melalui penyangkalan diri terus menerus orang percaya 👥 menyerahkan kehendak diri kepada Tuhan.
Inilah sumber masalahnya, sebab ketika orang percaya hendak menundukkan diri sepenuh, maka seluruh hak orang percaya diserahkan kepada Tuhan; hak hidup layak seperti yang lain, hak memiliki uang dan segala fasilitasnya.
Hak memiliki penghormatan, hak dihargai, hak diperlakukan adil dan lain sebagainya. Dalam hal ini Paulus juga memberi teladan ketika ia berkata: Hidupku bukan lagi aku tetapi Kristus yang hidup didalamku.
Orang yang mengalami proses kematian diri sendiri ditandai dengan keadaan
dimana dosa tidak lagi berkuasa dalam tubuhnya yang fana.
Ini adalah hukum terpenting dalam hidup Kekristenan.
Kesediaan untuk ini merupakan hal utama.
Itulah sebabnya orang percaya memberi diri dibaptis.
Dalam baptisan tersebut ia menguburkan cara hidup yang lama yang Tuhan 💗 tidak kehendaki dan hidup dalam hidup yang baru (Rm. 6:1-4).
Dalam hal ini orang percaya menemukan bahwa pengertian kesucian dalam Kekristenan bukan sekadar tidak berbuat dosa, tetapi tidak dapat berbuat dosa lagi.
Kalau orang percaya mati bagi dosa, maka kita tidak dapat berbuat dosa lagi.
Oleh sebab itu komitmen bahwa orang percaya sudah mati bagi dosa merupakan komitmen yang harus diingatkan terus menerus.
Kita harus hidup dalam kematian sampai permanen mati.
Tidak ada kesucian tanpa kematian daging dan naluri duniawi.
Dari proses ini kita 👥 dihantar kepada Kelahiran Baru.
Ini berarti kita memiliki keberadaan yang baru (Ing. a new being).
Ini adalah sesuatu yang benar-benar luar biasa. Kejadian ini adalah titik balik seseorang kepada Tuhan secara permanen yang tidak akan berbali ke dunia. Keadaan ini dinyatakan sebagai Kelahiran Baru.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCFRMtg
Demikian pula seseorang tidak akan mengenakan kodrat Ilahi tanpa mengalami kematian diri sendiri.
Kata kematian diri sendiri bertalian dengan usaha untuk memadamkan atau mematikan keinginan daging yang bertentangan dengan kehendak Allah.
Ini adalah tindakan untuk memadamkan cita-cita pribadi, ambisi pribadi dan lain sebagainya, kemudian mengarahkan diri sepenuhnya untuk melakukan kehendak
Allah 💗
Ini berarti harus rela kehilangan segala hak demi Tuhan.
Hal ini menunjuk kepada suatu proses perjalanan hidup Kekristenan yang benar.
Jadi sebelum kita mati secara fisik dan dikubur, maka kita 👥 harus terlebih dahulu memasuki proses kematian manusia lama.
Kematian diri sendiri harus terjadi serentak atau simultan dengan terbangunnya kodrat Ilahi.
Dengan proses ini orang percaya menjadi ciptaan yang baru (a new creature atau a new being). Inilah yang dimaksud Alkitab 📚 bahwa orang yang menerima Yesus diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah yang dilahirkan oleh Allah (Yoh. 1:11-13).
Dilahirkan oleh Allah adalah anugerah terbesar yang dimiliki manusia. Tentu hal ini terjadi oleh karena pengorbanan Tuhan Yesus Kristus 💗 Sebab oleh penebusan-Nya-lah kita dimungkinkan menjadi anak-anak Allah. Pengangkatan sebagai anak ditunjukkan dengan materai, yaitu Allah menaruh Roh Kudus dalam diri kita (Ef. 1:13).
Dalam hal menjadi anak-anak Allah, bagi orang percaya, yang penting diberi potensi untuk dapat memiliki kodrat baru atau natur baru.
Roh Kudus selain sebagai materai, juga sebagai pendamping yang membawa orang percaya bertumbuh dalam natur atau kodrat baru, dimana orang percaya 👥 sampai kepada kematian diri sendiri melalui proses panjang.
Ini adalah proses mati sebelum mati.
Panggilan untuk mengalami kematian diri sendiri
sebenarnya adalah panggilan untuk semua orang percaya 👥
agar dapat mengenakan kodrat Ilahi.
(Filipi 3:10)
Pernyataan Paulus “serupa dengan Dia dalam kematian-Nya” pada dasarnya adalah kehidupan yang ditujukan untuk kepentingan Kerajaan Allah sepenuhnya.
Kata “mati” dalam teks aslinya di sini adalah thanatos (θάνατος), kata yang sama digunakan dalam Kolose 3:3; bahwa kita telah mati.
Kata thanatos memang dapat menunjukkan terpisahnya tubuh dari roh, tetapi sebenarnya lebih menunjuk kepada kematian kekal, sebuah keberadaan final (Why. 20:13-14).
Alkitab 📚 memilih kata thanatos hendak menunjukkan bahwa setelah menjadi anak Tuhan, maka tujuan hidup kita harus dibedakan dari anak-anak dunia.
Memang pemisahan ini tidak dalam satu hari, tetapi melalui proses panjang.
Proses panjang tersebut merupakan pembaharuan pikiran supaya orang percaya tidak sama dengan dunia ini- harus terjadi setiap hari (Rm. 12:2).
Firman Tuhan yang dapat memisahkan yang jiwani dan yang rohani (Ibr. 4:12). Pemisahan ini bersifat permanen, maka menggunakan kata thanatos.
Terkait dengan hal ini, dalam Kolose 3:3 Alkitab berkata: “Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah”.
Kematian diri sendiri ini tidak menghilangkan kehendak bebas manusia. Manusia tetap memiliki diri.
Melalui penyangkalan diri terus menerus orang percaya 👥 menyerahkan kehendak diri kepada Tuhan.
Inilah sumber masalahnya, sebab ketika orang percaya hendak menundukkan diri sepenuh, maka seluruh hak orang percaya diserahkan kepada Tuhan; hak hidup layak seperti yang lain, hak memiliki uang dan segala fasilitasnya.
Hak memiliki penghormatan, hak dihargai, hak diperlakukan adil dan lain sebagainya. Dalam hal ini Paulus juga memberi teladan ketika ia berkata: Hidupku bukan lagi aku tetapi Kristus yang hidup didalamku.
Orang yang mengalami proses kematian diri sendiri ditandai dengan keadaan
dimana dosa tidak lagi berkuasa dalam tubuhnya yang fana.
Ini adalah hukum terpenting dalam hidup Kekristenan.
Kesediaan untuk ini merupakan hal utama.
Itulah sebabnya orang percaya memberi diri dibaptis.
Dalam baptisan tersebut ia menguburkan cara hidup yang lama yang Tuhan 💗 tidak kehendaki dan hidup dalam hidup yang baru (Rm. 6:1-4).
Dalam hal ini orang percaya menemukan bahwa pengertian kesucian dalam Kekristenan bukan sekadar tidak berbuat dosa, tetapi tidak dapat berbuat dosa lagi.
Kalau orang percaya mati bagi dosa, maka kita tidak dapat berbuat dosa lagi.
Oleh sebab itu komitmen bahwa orang percaya sudah mati bagi dosa merupakan komitmen yang harus diingatkan terus menerus.
Kita harus hidup dalam kematian sampai permanen mati.
Tidak ada kesucian tanpa kematian daging dan naluri duniawi.
Dari proses ini kita 👥 dihantar kepada Kelahiran Baru.
Ini berarti kita memiliki keberadaan yang baru (Ing. a new being).
Ini adalah sesuatu yang benar-benar luar biasa. Kejadian ini adalah titik balik seseorang kepada Tuhan secara permanen yang tidak akan berbali ke dunia. Keadaan ini dinyatakan sebagai Kelahiran Baru.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCFRMtg
Selasa, 25 September 2018
RH Truth Daily Enlightenment “MEMILIKI DIRI SENDIRI” Pdt. DR. Erastus Sabdono 26 September 2018
Kalau seseorang melepaskan hak, berarti tidak berhak pula memiliki kesenangan apapun selain Tuhan.
Sehingga kesenangannya adalah melakukan segala sesuatu yang diinginkan oleh Allah yang memiliki hidup ini.
Hal ini sejajar dengan apa yang dialami atau dilakukan oleh Tuhan Yesus.
Ketika Ia mengenakan tubuh manusia, makanan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa 💗 dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Orang percaya yang mengikut Tuhan Yesus harus memiliki gaya hidup seperti itu juga.
Hal ini demi kepentingan orang percaya itu sendiri. Menyerahkan segenap hidup bagi Tuhan 💗 Menyerahkan hidup bagi Tuhan tidak cukup dengan menjadi aktivis gereja yang sibuk dalam pelayanan gerejani, bahkan tidak cukup menjadi pendeta.
Tidak jarang orang percaya yang menjadi aktivis gereja bahkan menjadi pendeta- hanya sebagai sarana untuk memperoleh sesuatu yang bertendensi pada kepentingan diri sendiri.
Kalau tidak bertumbuh sebagai anak-anak Allah yang mengenakan kodrat Ilahi, maka biarpun bertahun-tahun menjadi aktivis gereja 💒 bahkan pendeta ia hanya hidup untuk dirinya sendiri, bukan bagi Tuhan.
Ketika seseorang belum menjadi anak tebusan, ia tidak dipersalahkan kalau memiliki dirinya sendiri seperti mereka yang tidak memiliki karunia sulung roh.
Hidupnya dimiliki oleh dirinya sendiri atau kuasa kegelapan.
Mereka tidak bisa menjadi anak Allah yang mengenakan kodrat Ilahi.
Ketika seseorang percaya kepada Tuhan Yesus 💗 dengan menerima Dia sebagai Tuhan atau pemilik kehidupan, maka mau tidak mau ia harus menyerahkan atau mengembalikan seluruh miliknya bagi Tuhan. Selama seseorang masih memiliki dirinya sendiri-artinya merasa berhak memiliki kesenangan dan menikmati hidup seperti anak-anak dunia lain, maka ia tidak bisa diubah Tuhansesuai dengan rancangan semula-Nya.
Ciri kehidupan yang mau diubah berkodrat Ilahi
adalah tidak lagimemiliki keinginan-keinginan
seperti yang dimiliki oleh anak-anak dunia 🌏
Kalaupun ada keinginan memiliki sesuatu, maka dasarnya adalah karena hendak melakukan kehendak Bapa.
Tuhan Yesus yang menjadi teladan kita menunjukkan sebuah kehidupan yang sangat agung.
Keagungan-Nya adalah ketika Ia bersedia melepaskan hak-hak-Nya dan rela merendahkan Diri. Tuhan Yesus 💗 terhina di antara manusia, hal ini menunjukkan kerelaan-Nya kehilangan kehormatan.
Ekspresi kerelaan kehilangan hak dihormati manusia dalam kehidupan Yesus juga ditunjukkan dengan tindakan-Nya mencuci kaki murid-murid-Nya dalam suatu perjamuan terakhir sebelum Yesus menghadapi penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya.
Semua itu dilakukan bagi kemuliaan Allah Bapa.
Banyak orang ketika menyatakan diri mau mengikut Tuhan Yesus, mereka tidak tahu betapa sukarnya mengikut Tuhan Yesus 💗
Mereka berpikir bahwa mengikut Tuhan Yesus berarti bisa memiliki jaminan pemeliharaan di dunia ini secara luar biasa menurut konsepnya sendiri.
Mereka berpikir bahwa Tuhan bukan saja baik, tetapi juga kuat.
Mereka tidak mengerti isi kebaikan Tuhan dan tidak memahami kehendak serta rencana-Nya. Mereka berpikir dengan percaya kepada Tuhan, maka Tuhan 💗 akan memelihara mereka di bumi ini dengan keistimewaan yang lebih dibanding orang kafir. Itulah sebabnya mereka bingung ketika melihat fakta orang kafir memiliki keadaan ekonomi, kesehatan, keluarga dan berbagai aspek lahiriah yang lebih unggul dibanding dengan sebagian besar orang Kristen.
Pada umumnya kemapanan hidup seseorang ditopang oleh terpenuhinya kebutuhan finansial, sebab dengan finansial yang “memadai” mereka merasa terjamin. Ukuran memadai masing-masing orang tentu berbeda, bersifat relatif. Selain relatif, hal itu juga bersifat bergerak.
Artinya selalu menginginkan jumlah finansial yang lebih banyak, karena dengan memiliki kekuatan finansial lebih besar, berarti hidup lebih terjamin.
Inilah yang membuat seseorang selalu bergerak tiada henti untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Dan target tersebut hampir selalu bergerak, sebab pada umumnya orang tidak puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Mekanisme hidup seperti ini membelenggu seseorang dalam kesibukan hidup yang tiada henti sampai saatnya ia masuk kuburan.
Biasanya mereka melupakan kehidupan yang akan datang di langit baru dan bumi 🌏 yang baru.
Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia merusak kemapanan hidup
menurut konsep manusia pada umumnya.
Kita harus memahami bahwa pengajaran yang diberikan oleh Tuhan Yesus 💗 di dalam Injil bertentangan dengan apa yang diajarkan dunia. Bahkan kehidupan Tuhan Yesus sendiri adalah kehidupan yang bertentangan dengan kehidupan tokoh-tokoh dunia.
Kalau kita tidak mengerti hal ini, kita akan menjadi kecewa dan menolak Tuhan 💗
Nampak jelas perbedaan antara umat pilihan yang memiliki karunia sulung roh dengan mereka yang tidak memiliki karunia sulung roh.
Dengan ini kita bisa mengerti dan lebih menerima bahwa mereka yang tidak memiliki karunia sulung roh dengan standar yang jauh lebih rendah diperkenankan juga masuk dunia yang akan datang sebagai anggota masyarakat, bukan sebagai anggota keluarga Kerajaan.
Tetapi orang yang memiliki karunia sulung Roh dirancang untuk mengenakan kodrat Ilahi menjadi anggota keluarga Kerajaan dan dimuliakan bersama-sama dengan Yesus.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCvg4G8
Sehingga kesenangannya adalah melakukan segala sesuatu yang diinginkan oleh Allah yang memiliki hidup ini.
Hal ini sejajar dengan apa yang dialami atau dilakukan oleh Tuhan Yesus.
Ketika Ia mengenakan tubuh manusia, makanan-Nya adalah melakukan kehendak Bapa 💗 dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Orang percaya yang mengikut Tuhan Yesus harus memiliki gaya hidup seperti itu juga.
Hal ini demi kepentingan orang percaya itu sendiri. Menyerahkan segenap hidup bagi Tuhan 💗 Menyerahkan hidup bagi Tuhan tidak cukup dengan menjadi aktivis gereja yang sibuk dalam pelayanan gerejani, bahkan tidak cukup menjadi pendeta.
Tidak jarang orang percaya yang menjadi aktivis gereja bahkan menjadi pendeta- hanya sebagai sarana untuk memperoleh sesuatu yang bertendensi pada kepentingan diri sendiri.
Kalau tidak bertumbuh sebagai anak-anak Allah yang mengenakan kodrat Ilahi, maka biarpun bertahun-tahun menjadi aktivis gereja 💒 bahkan pendeta ia hanya hidup untuk dirinya sendiri, bukan bagi Tuhan.
Ketika seseorang belum menjadi anak tebusan, ia tidak dipersalahkan kalau memiliki dirinya sendiri seperti mereka yang tidak memiliki karunia sulung roh.
Hidupnya dimiliki oleh dirinya sendiri atau kuasa kegelapan.
Mereka tidak bisa menjadi anak Allah yang mengenakan kodrat Ilahi.
Ketika seseorang percaya kepada Tuhan Yesus 💗 dengan menerima Dia sebagai Tuhan atau pemilik kehidupan, maka mau tidak mau ia harus menyerahkan atau mengembalikan seluruh miliknya bagi Tuhan. Selama seseorang masih memiliki dirinya sendiri-artinya merasa berhak memiliki kesenangan dan menikmati hidup seperti anak-anak dunia lain, maka ia tidak bisa diubah Tuhansesuai dengan rancangan semula-Nya.
Ciri kehidupan yang mau diubah berkodrat Ilahi
adalah tidak lagimemiliki keinginan-keinginan
seperti yang dimiliki oleh anak-anak dunia 🌏
Kalaupun ada keinginan memiliki sesuatu, maka dasarnya adalah karena hendak melakukan kehendak Bapa.
Tuhan Yesus yang menjadi teladan kita menunjukkan sebuah kehidupan yang sangat agung.
Keagungan-Nya adalah ketika Ia bersedia melepaskan hak-hak-Nya dan rela merendahkan Diri. Tuhan Yesus 💗 terhina di antara manusia, hal ini menunjukkan kerelaan-Nya kehilangan kehormatan.
Ekspresi kerelaan kehilangan hak dihormati manusia dalam kehidupan Yesus juga ditunjukkan dengan tindakan-Nya mencuci kaki murid-murid-Nya dalam suatu perjamuan terakhir sebelum Yesus menghadapi penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya.
Semua itu dilakukan bagi kemuliaan Allah Bapa.
Banyak orang ketika menyatakan diri mau mengikut Tuhan Yesus, mereka tidak tahu betapa sukarnya mengikut Tuhan Yesus 💗
Mereka berpikir bahwa mengikut Tuhan Yesus berarti bisa memiliki jaminan pemeliharaan di dunia ini secara luar biasa menurut konsepnya sendiri.
Mereka berpikir bahwa Tuhan bukan saja baik, tetapi juga kuat.
Mereka tidak mengerti isi kebaikan Tuhan dan tidak memahami kehendak serta rencana-Nya. Mereka berpikir dengan percaya kepada Tuhan, maka Tuhan 💗 akan memelihara mereka di bumi ini dengan keistimewaan yang lebih dibanding orang kafir. Itulah sebabnya mereka bingung ketika melihat fakta orang kafir memiliki keadaan ekonomi, kesehatan, keluarga dan berbagai aspek lahiriah yang lebih unggul dibanding dengan sebagian besar orang Kristen.
Pada umumnya kemapanan hidup seseorang ditopang oleh terpenuhinya kebutuhan finansial, sebab dengan finansial yang “memadai” mereka merasa terjamin. Ukuran memadai masing-masing orang tentu berbeda, bersifat relatif. Selain relatif, hal itu juga bersifat bergerak.
Artinya selalu menginginkan jumlah finansial yang lebih banyak, karena dengan memiliki kekuatan finansial lebih besar, berarti hidup lebih terjamin.
Inilah yang membuat seseorang selalu bergerak tiada henti untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Dan target tersebut hampir selalu bergerak, sebab pada umumnya orang tidak puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Mekanisme hidup seperti ini membelenggu seseorang dalam kesibukan hidup yang tiada henti sampai saatnya ia masuk kuburan.
Biasanya mereka melupakan kehidupan yang akan datang di langit baru dan bumi 🌏 yang baru.
Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia merusak kemapanan hidup
menurut konsep manusia pada umumnya.
Kita harus memahami bahwa pengajaran yang diberikan oleh Tuhan Yesus 💗 di dalam Injil bertentangan dengan apa yang diajarkan dunia. Bahkan kehidupan Tuhan Yesus sendiri adalah kehidupan yang bertentangan dengan kehidupan tokoh-tokoh dunia.
Kalau kita tidak mengerti hal ini, kita akan menjadi kecewa dan menolak Tuhan 💗
Nampak jelas perbedaan antara umat pilihan yang memiliki karunia sulung roh dengan mereka yang tidak memiliki karunia sulung roh.
Dengan ini kita bisa mengerti dan lebih menerima bahwa mereka yang tidak memiliki karunia sulung roh dengan standar yang jauh lebih rendah diperkenankan juga masuk dunia yang akan datang sebagai anggota masyarakat, bukan sebagai anggota keluarga Kerajaan.
Tetapi orang yang memiliki karunia sulung Roh dirancang untuk mengenakan kodrat Ilahi menjadi anggota keluarga Kerajaan dan dimuliakan bersama-sama dengan Yesus.
JBU
https://overcast.fm/+IqOCvg4G8
Senin, 24 September 2018
RH Truth Daily Enlightenment “PERLOMBAAN BERKODRAT ILAHI” Pdt. DR. Erastus Sabdono 25 September 2018
Perjuangan untuk dapat mengenakan kodrat Ilahi adalah perlombaan yang diwajibkan bagi orang percaya (Ibr. 12:1).
Orang di luar Kristen tidak memiliki perlombaan ini. Perlombaan yang diwajibkan bagi orang percaya sesungguhnya adalah pergumulan untuk menjadi anak-anak Allah yang sah atau yang berkodrat Ilahi.
Berkodrat Ilahi sama dengan yang dikatakan dalam Ibrani 12:10 sebagai mengambil bagian dalam kekudusan Allah.
Itulah sebabnya Bapa 💗mendidik orang percaya agar orang percaya menjadi anak-anak Allah yang mengambil bagian dalam kekudusan-Nya tersebut; yang sama dengan mengenakan kodrat Ilahi.
Seperti bapak di dunia 🌏 ini mendidik anak-anaknya, demikian pula Bapa di surga mendidik orang percaya.
Pendidikan terhadap setiap orang percaya adalah hal yang mutlak dialami.
Jika seseorang tidak mengalami pendidikan ini, maka ia bukanlah anak yang sah.
Orang percaya 👥 harus menerima kenyataan panggilan ini,
bahwa sepanjang umur hidupnya hanyalah sebuah proses pendidikan
untuk menjadi anak Allah yang sah (huios).
Perlombaan untuk menjadi anak Allah yang sah harus dapat dimengerti dan diterima dengan segenap hati.
Perjuangan dalam perlombaan yang diwajibkan tersebut harus menjadi satu-satunya perjuangan yang juga menjadi satu-satunya agenda hidup ini.
Dalam Ibrani 12 ini terdapat kebenaran penting berkenaan dengan hal ini, bahwa orang percaya harus memandang kepada Tuhan Yesus 💗 artinya meneladani ketekunan-Nya untuk menjadi pemenang.
Dialah satu-satunya model Anak Allah yang harus orang percaya teladani. Diwajibkan artinya tidak bisa tidak orang percaya harus mengikutinya.
Untuk menjadikan ini wajib bagi orang percaya, orang percaya tidak boleh menjadikan sesuatu yang lain sebagai wajib.
Dengan demikian hanya satu yang mutlak harus orang percaya 👥 capai, yaitu menjadi anak-anak Allah yang berkodrat Ilahi atau mengambil bagian dalam kekudusan Allah.
Semua hal yang orang percaya lakukan haruslah bermuara pada perlombaan tersebut agar dapat menjadi anak-anak Allah yang mengambil bagian dalam kekudusan Allah.
Mengapa banyak orang yang tidak menyadari apakah dirinya telah mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau belum? Sebab mereka tidak mengalami perjuangan mengikuti perlombaan yang diwajibkan tersebut.
Mengapa tidak mengalami? Sebab tidak tahu bahwa ia harus berjuang untuk mencapai level tertentu, dimana dirinya sungguh-sungguh berstatus sebagai huios yang berkodrat Ilahi tersebut.
Level hidup bagaimana yang harus dicapainya untuk menunjukkan bahwa dirinya sudah menjadi anak-anak Allah yang sah (huios)? Level itu adalah keberadaan seperti Bapa.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus 💗 berkata bahwa orang percaya harus sempurna seperti Bapa. Pernyataan Firman Tuhan dalam Ibrani 12 bisa berarti bahwa orang percaya harus berjuang untuk menjadi anak-anak Allah yang sah, dimana pengesahan tersebut ditandai dengan mengenakan kodrat Ilahi.
Dalam hal ini proses mengambil bagian dalam kodrat Ilahi bukan sebuah proses otomatis, tetapi perjuangan dalam kurun waktu panjang, sepanjang hidup ini.
Proses menjadi anak Allah yang sah adalah proses yang hanya dialami oleh umat pilihan.
Mereka yang di luar Kristen tidak memiliki kesempatan ini.
Proses ini sangat berat. Harganya sangat mahal. Dalam Roma 8:17 Firman Tuhan mengatakan: “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia”.
Dalam ayat ini orang percaya disejajarkan dengan Tuhan Yesus 💗 dalam mewarisi “janji-janji” Allah.
Kepada Anak Tunggal-Nya, Bapa berjanji akan mempermuliakan, artinya memberikan kemuliaan yang Bapa pernah berikan sebelum dunia dijadikan dan sebelum Ia turun ke bumi berinkarnasi sebagai manusia.
Orang percaya yang menjadi anak-anak Allah juga menerima janji-janji Allah Bapa 💗
bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
Tetapi untuk menerima kemuliaan bersama-sama dengan Kristus, hal ini bersyarat.
Syaratnya adalah ikut menderita bersama dengan Dia.
Menderita bersama dengan Dia maksudnya adalah mengalami kesulitan hidup demi menyelesaikan tugas yang Bapa 💗 percayakan kepada anak-anak-Nya, baik kepada Anak Tunggal Bapa dan anak-anak Allah lainnya.
Hanya orang-orang yang berkualitas seperti Yesus
-yaitu berkodrat Ilahi-
yang dapat menderita bersama-sama dengan Dia.
Dari penjelasan penjelasan ini maka orang percaya bisa membandingkan betapa berbedanya orang percaya yang sungguh-sungguh sampai mengenakan kodrat Ilahi, dengan mereka yang tidak mengalami proses menjadi anak-anak Allah.
Oleh sebab itu, kesempatan untuk menjadi anak-anak Allah guna berkodrat Ilahi adalah kesempatan yang sangat berharga yang tidak boleh disia-siakan.
Pada akhirnya, orang percaya 👥 yang berkodrat Ilahi pasti mengenakan kehidupan Yesus di dalam dirinya.
Kehidupan Yesus yang dikenakan akan memancar kepada setiap orang di sekitarnya dan sangat menakjubkan.
JBU
Orang di luar Kristen tidak memiliki perlombaan ini. Perlombaan yang diwajibkan bagi orang percaya sesungguhnya adalah pergumulan untuk menjadi anak-anak Allah yang sah atau yang berkodrat Ilahi.
Berkodrat Ilahi sama dengan yang dikatakan dalam Ibrani 12:10 sebagai mengambil bagian dalam kekudusan Allah.
Itulah sebabnya Bapa 💗mendidik orang percaya agar orang percaya menjadi anak-anak Allah yang mengambil bagian dalam kekudusan-Nya tersebut; yang sama dengan mengenakan kodrat Ilahi.
Seperti bapak di dunia 🌏 ini mendidik anak-anaknya, demikian pula Bapa di surga mendidik orang percaya.
Pendidikan terhadap setiap orang percaya adalah hal yang mutlak dialami.
Jika seseorang tidak mengalami pendidikan ini, maka ia bukanlah anak yang sah.
Orang percaya 👥 harus menerima kenyataan panggilan ini,
bahwa sepanjang umur hidupnya hanyalah sebuah proses pendidikan
untuk menjadi anak Allah yang sah (huios).
Perlombaan untuk menjadi anak Allah yang sah harus dapat dimengerti dan diterima dengan segenap hati.
Perjuangan dalam perlombaan yang diwajibkan tersebut harus menjadi satu-satunya perjuangan yang juga menjadi satu-satunya agenda hidup ini.
Dalam Ibrani 12 ini terdapat kebenaran penting berkenaan dengan hal ini, bahwa orang percaya harus memandang kepada Tuhan Yesus 💗 artinya meneladani ketekunan-Nya untuk menjadi pemenang.
Dialah satu-satunya model Anak Allah yang harus orang percaya teladani. Diwajibkan artinya tidak bisa tidak orang percaya harus mengikutinya.
Untuk menjadikan ini wajib bagi orang percaya, orang percaya tidak boleh menjadikan sesuatu yang lain sebagai wajib.
Dengan demikian hanya satu yang mutlak harus orang percaya 👥 capai, yaitu menjadi anak-anak Allah yang berkodrat Ilahi atau mengambil bagian dalam kekudusan Allah.
Semua hal yang orang percaya lakukan haruslah bermuara pada perlombaan tersebut agar dapat menjadi anak-anak Allah yang mengambil bagian dalam kekudusan Allah.
Mengapa banyak orang yang tidak menyadari apakah dirinya telah mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau belum? Sebab mereka tidak mengalami perjuangan mengikuti perlombaan yang diwajibkan tersebut.
Mengapa tidak mengalami? Sebab tidak tahu bahwa ia harus berjuang untuk mencapai level tertentu, dimana dirinya sungguh-sungguh berstatus sebagai huios yang berkodrat Ilahi tersebut.
Level hidup bagaimana yang harus dicapainya untuk menunjukkan bahwa dirinya sudah menjadi anak-anak Allah yang sah (huios)? Level itu adalah keberadaan seperti Bapa.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus 💗 berkata bahwa orang percaya harus sempurna seperti Bapa. Pernyataan Firman Tuhan dalam Ibrani 12 bisa berarti bahwa orang percaya harus berjuang untuk menjadi anak-anak Allah yang sah, dimana pengesahan tersebut ditandai dengan mengenakan kodrat Ilahi.
Dalam hal ini proses mengambil bagian dalam kodrat Ilahi bukan sebuah proses otomatis, tetapi perjuangan dalam kurun waktu panjang, sepanjang hidup ini.
Proses menjadi anak Allah yang sah adalah proses yang hanya dialami oleh umat pilihan.
Mereka yang di luar Kristen tidak memiliki kesempatan ini.
Proses ini sangat berat. Harganya sangat mahal. Dalam Roma 8:17 Firman Tuhan mengatakan: “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia”.
Dalam ayat ini orang percaya disejajarkan dengan Tuhan Yesus 💗 dalam mewarisi “janji-janji” Allah.
Kepada Anak Tunggal-Nya, Bapa berjanji akan mempermuliakan, artinya memberikan kemuliaan yang Bapa pernah berikan sebelum dunia dijadikan dan sebelum Ia turun ke bumi berinkarnasi sebagai manusia.
Orang percaya yang menjadi anak-anak Allah juga menerima janji-janji Allah Bapa 💗
bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
Tetapi untuk menerima kemuliaan bersama-sama dengan Kristus, hal ini bersyarat.
Syaratnya adalah ikut menderita bersama dengan Dia.
Menderita bersama dengan Dia maksudnya adalah mengalami kesulitan hidup demi menyelesaikan tugas yang Bapa 💗 percayakan kepada anak-anak-Nya, baik kepada Anak Tunggal Bapa dan anak-anak Allah lainnya.
Hanya orang-orang yang berkualitas seperti Yesus
-yaitu berkodrat Ilahi-
yang dapat menderita bersama-sama dengan Dia.
Dari penjelasan penjelasan ini maka orang percaya bisa membandingkan betapa berbedanya orang percaya yang sungguh-sungguh sampai mengenakan kodrat Ilahi, dengan mereka yang tidak mengalami proses menjadi anak-anak Allah.
Oleh sebab itu, kesempatan untuk menjadi anak-anak Allah guna berkodrat Ilahi adalah kesempatan yang sangat berharga yang tidak boleh disia-siakan.
Pada akhirnya, orang percaya 👥 yang berkodrat Ilahi pasti mengenakan kehidupan Yesus di dalam dirinya.
Kehidupan Yesus yang dikenakan akan memancar kepada setiap orang di sekitarnya dan sangat menakjubkan.
JBU
Minggu, 23 September 2018
RH Truth Daily Enlightenment “KARUNIA SULUNG ROH” Pdt. DR. Erastus Sabdono 24 September 2018
Sesungguhnya, semua manusia adalah anak-anak Allah, sebab roh manusia adalah roh yang berasal dari Allah Bapa 💗
Itulah sebabnya Allah Bapa disebut sebagai Bapa segala roh (Ibr. 12:9). Kebenaran ini dinyatakan oleh tulisan Yakobus: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!” (Yak 4:5).
Roh yang dimaksud di sini bukanlah Roh Allah, tetapi roh manusia.
Oleh karena roh manusia adalah roh dari Allah, maka Allah menghendaki roh manusia kembali kepada-Nya.
Sebenarnya pergumulan Adam adalah pergumulan untuk mengesahkan diri sebagai anak Allah secara permanen.
Secara permanen artinya Adam mencapai suatu level karakter Ilahi yang ideal seperti yang dikehendaki oleh Bapa 💗dan tidak pernah akan berubah lagi atau tidak akan jatuh lagi.
Tetapi ternyata Adam gagal.
Tuhan Yesus memberi teladan bagaimana menjadi anak-anak Allah.
Tuhan Yesus adalah manusia pertama yang berhasil mencapai kehidupan sebagai anak Allah yang ideal atau sempurna.
Dialah model manusia yang diinginkan oleh Allah. Keberhasilan-Nya sebagai manusia seperti yang dikehendaki oleh Bapa, menempatkan Diri-Nya sebagai pokok keselamatan bagi mereka yang taat kepada-Nya (Ibr. 5:9).
Pokok keselamatan dalam teks aslinya adalah aitios (αἴτιος).
Aitios bisa berarti author, he person who originated or gave existence to anything (seorang yang menciptakan sesuatu). Kata aitios juga bisa berarti penggubah (composer).
Dengan kemenangan-Nya, maka Tuhan Yesus dapat menggubah manusia 👥 berdosa menjadi anak-anak Allah.
Tuhan Yesus sendiri telah belajar dan berhasil.
Dalam hal ini, untuk mencapai kesempurnaan, Tuhan Yesus 💗 tidak menerimanya secara otomatis oleh anugerah, tetapi hasil dari perjuangan-Nya.
Umat pilihan adalah orang yang diperkenan mencapai level itu.
Inilah yang dimaksud Paulus bahwa kita memiliki karunia sulung roh (Rm. 8:23).
Bagaimana sebenarnya seseorang pantas disebut sebagai anak-anak Allah? Dalam Roma 8:14 Alkitab 📚 mencatat bahwa semua orang, yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah.
Jadi, orang yang tidak dipimpin oleh Roh Allah berarti bukan anak Allah. Kata “dipimpin” dalam teks aslinya adalah agontai (ἄγονται), dari akar kata ago (ἄγω), yang selain berarti memimpin (to lead) juga berarti “dibawa” (to bring; to carry) atau dimotori (to drive).
Hal ini hanya terjadi dalam kehidupan umat pilihan. Kita adalah orang-orang yang sungguh beruntung, karena kita menjadi orang yang terpilih untuk bisa hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Melalui proses pendewasaan kita dapat menjadi anak yang sah.
Dalam Ibrani 12:8 terdapat kata “anak gampang”.
Dalam teks asli Alkitab kata anak gampang di sini adalah “nothos’ (νόθος), yang artinya anak yang tidak resmi (Ing. illegitimate son).
Kata ini juga bisa berarti anak haram (Ing. bastard). Dalam Yunani selain ada kata nothos juga ada kata huios (υἱός), yang artinya anak dalam arti anak yang resmi atau anak yang sungguh-sungguh memiliki pertalian keluarga atau anak yang sah (Ing. kinship).
Kata ini juga digunakan sebagai sebutan bagi Yesus yang adalah Anak Allah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Orang Kristen 👥 yang berkodrat Ilahi disebut huios,
sedangkan orang Kristen yang tidak berkodrat Ilahi sama dengan nothos.
Tujuan keselamatan pada intinya adalah menjadikan anak manusia berubah sehingga berkeadaan sebagai anak Allah, yaitu berkodrat Ilahi.
Dengan berkeadaan sebagai anak Allah maka seseorang barulah mendapat legalitas atau pengesahan status sebagai anak Allah.
Dengan demikian seseorang dikatakan berstatus sebagai anak Allah kalau berkeadaan sebagai anak Allah. Berkeadaan sebagai anak Allah yang berkodrat Ilahi maksudnya memiliki ciri-ciri nyata dalam kehidupan ini yang dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain.
Dalam hal ini paling tidak ada 5 ciri seorang yang berkeadaan sebagai anak Allah.
* Pertama, kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela.
* Kedua, tidak memiliki perasaan takut menghadapi segala keadaan.
* Ketiga, tidak memandang dunia 🌏 sebagai keindahan.
* Keempat, merindukan rumah Bapa.
* Kelima, berjuang tanpa batas melakukan kehendak Bapa dalam pelayanan penyelamatan jiwa-jiwa.
Masing-masing butir ini memuat pengertian yang luas dan mendalam.
Tanpa ciri-ciri ini seseorang tidak pantas menyandang statusnya sebagai anak Allah.
Pengesahan sebagai anak yang sah ditentukan oleh apakah seseorang
mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau berkodrat Ilahi atau tidak.
Mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau mengenakan kodrat Ilahi artinya memiliki karakter seperti Bapa 💗, sehingga dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan Bapa. Dengan hal ini hendaknya seseorang tidak mudah mengaku sebagai anak Allah yang sah dan merasa layak masuk ke dalam Kerajaan Surga hanya karena menjadi orang Kristen dan merasa sudah percaya kepada Tuhan Yesus 💗
Percaya bukanlah sesuatu hal yang sederhana.
Harus dipahami dengan benar bahwa percaya bukan saja pengaminan akali atau persetujuan pikiran, percaya adalah tindakan selalu melakukan apa pun yang dikehendaki oleh Bapa.
JBU
https://overcast.fm/+IqOBcClLg
Itulah sebabnya Allah Bapa disebut sebagai Bapa segala roh (Ibr. 12:9). Kebenaran ini dinyatakan oleh tulisan Yakobus: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!” (Yak 4:5).
Roh yang dimaksud di sini bukanlah Roh Allah, tetapi roh manusia.
Oleh karena roh manusia adalah roh dari Allah, maka Allah menghendaki roh manusia kembali kepada-Nya.
Sebenarnya pergumulan Adam adalah pergumulan untuk mengesahkan diri sebagai anak Allah secara permanen.
Secara permanen artinya Adam mencapai suatu level karakter Ilahi yang ideal seperti yang dikehendaki oleh Bapa 💗dan tidak pernah akan berubah lagi atau tidak akan jatuh lagi.
Tetapi ternyata Adam gagal.
Tuhan Yesus memberi teladan bagaimana menjadi anak-anak Allah.
Tuhan Yesus adalah manusia pertama yang berhasil mencapai kehidupan sebagai anak Allah yang ideal atau sempurna.
Dialah model manusia yang diinginkan oleh Allah. Keberhasilan-Nya sebagai manusia seperti yang dikehendaki oleh Bapa, menempatkan Diri-Nya sebagai pokok keselamatan bagi mereka yang taat kepada-Nya (Ibr. 5:9).
Pokok keselamatan dalam teks aslinya adalah aitios (αἴτιος).
Aitios bisa berarti author, he person who originated or gave existence to anything (seorang yang menciptakan sesuatu). Kata aitios juga bisa berarti penggubah (composer).
Dengan kemenangan-Nya, maka Tuhan Yesus dapat menggubah manusia 👥 berdosa menjadi anak-anak Allah.
Tuhan Yesus sendiri telah belajar dan berhasil.
Dalam hal ini, untuk mencapai kesempurnaan, Tuhan Yesus 💗 tidak menerimanya secara otomatis oleh anugerah, tetapi hasil dari perjuangan-Nya.
Umat pilihan adalah orang yang diperkenan mencapai level itu.
Inilah yang dimaksud Paulus bahwa kita memiliki karunia sulung roh (Rm. 8:23).
Bagaimana sebenarnya seseorang pantas disebut sebagai anak-anak Allah? Dalam Roma 8:14 Alkitab 📚 mencatat bahwa semua orang, yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah.
Jadi, orang yang tidak dipimpin oleh Roh Allah berarti bukan anak Allah. Kata “dipimpin” dalam teks aslinya adalah agontai (ἄγονται), dari akar kata ago (ἄγω), yang selain berarti memimpin (to lead) juga berarti “dibawa” (to bring; to carry) atau dimotori (to drive).
Hal ini hanya terjadi dalam kehidupan umat pilihan. Kita adalah orang-orang yang sungguh beruntung, karena kita menjadi orang yang terpilih untuk bisa hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Melalui proses pendewasaan kita dapat menjadi anak yang sah.
Dalam Ibrani 12:8 terdapat kata “anak gampang”.
Dalam teks asli Alkitab kata anak gampang di sini adalah “nothos’ (νόθος), yang artinya anak yang tidak resmi (Ing. illegitimate son).
Kata ini juga bisa berarti anak haram (Ing. bastard). Dalam Yunani selain ada kata nothos juga ada kata huios (υἱός), yang artinya anak dalam arti anak yang resmi atau anak yang sungguh-sungguh memiliki pertalian keluarga atau anak yang sah (Ing. kinship).
Kata ini juga digunakan sebagai sebutan bagi Yesus yang adalah Anak Allah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Orang Kristen 👥 yang berkodrat Ilahi disebut huios,
sedangkan orang Kristen yang tidak berkodrat Ilahi sama dengan nothos.
Tujuan keselamatan pada intinya adalah menjadikan anak manusia berubah sehingga berkeadaan sebagai anak Allah, yaitu berkodrat Ilahi.
Dengan berkeadaan sebagai anak Allah maka seseorang barulah mendapat legalitas atau pengesahan status sebagai anak Allah.
Dengan demikian seseorang dikatakan berstatus sebagai anak Allah kalau berkeadaan sebagai anak Allah. Berkeadaan sebagai anak Allah yang berkodrat Ilahi maksudnya memiliki ciri-ciri nyata dalam kehidupan ini yang dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain.
Dalam hal ini paling tidak ada 5 ciri seorang yang berkeadaan sebagai anak Allah.
* Pertama, kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela.
* Kedua, tidak memiliki perasaan takut menghadapi segala keadaan.
* Ketiga, tidak memandang dunia 🌏 sebagai keindahan.
* Keempat, merindukan rumah Bapa.
* Kelima, berjuang tanpa batas melakukan kehendak Bapa dalam pelayanan penyelamatan jiwa-jiwa.
Masing-masing butir ini memuat pengertian yang luas dan mendalam.
Tanpa ciri-ciri ini seseorang tidak pantas menyandang statusnya sebagai anak Allah.
Pengesahan sebagai anak yang sah ditentukan oleh apakah seseorang
mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau berkodrat Ilahi atau tidak.
Mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau mengenakan kodrat Ilahi artinya memiliki karakter seperti Bapa 💗, sehingga dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan Bapa. Dengan hal ini hendaknya seseorang tidak mudah mengaku sebagai anak Allah yang sah dan merasa layak masuk ke dalam Kerajaan Surga hanya karena menjadi orang Kristen dan merasa sudah percaya kepada Tuhan Yesus 💗
Percaya bukanlah sesuatu hal yang sederhana.
Harus dipahami dengan benar bahwa percaya bukan saja pengaminan akali atau persetujuan pikiran, percaya adalah tindakan selalu melakukan apa pun yang dikehendaki oleh Bapa.
JBU
https://overcast.fm/+IqOBcClLg
Seminar "Menyingkap Rahasia Kitab Wahyu " Bagian ke 2 Sesi 1 - 3 Pdt. DR. Erastus Sabdono Sabtu, 21 Juli 2018
Kita harus mengerti pennyingkapan firman Tuhan itu progresif.
Kitab Wahyu kitab yang menyimpan banyak rahasia.
Satu - satunya kitab yang paling sulit dimengerti.
Sukar dimengerti bukan berarti tidak dapat dimengerti.
Tuhan 💗 akan menyingkapkan secara bertahap.
Tapi yang jelas Tuhan Yesus di dalam kitab
Wahyu 1 : 3 menghendaki agar dibacakan pasti pesen - pesan tersebut bisa dimengerti, paling tidak sebagian oleh orang - orang Kristen pada akhir abad ini.
1. Kita harus kerja keras, untuk dapat mengerti kitab Wahyu, kita harus bersih dalam kesucian.
2. Kita harus meninggalkan dunia 🌏 dengan segala kesenangan.
3. Kita harus bersikap tetap dalam menerapkan kaidah - kaidah eksegesis dan hermeneutik atau ilmu tafsir dalam kitab Wahyu.
Bukan karena sekedar pintar mengkotak - katik ayat Alkitab 📚 dan membangun argumentasi.
Yang penting ini merubah hidup kita.
Bukan hanya nenambah pengetahuan, menambah pengertian, tetapi mengubah hidup kita secara sinifikan.
Hanya orang - orang yang tidak setia dalam mamon hal yang tidak jujur, tidak dapat dipercaya memperoleh harta yang sesungguhnya.
Harta yang sesungguhnya adalah : kebenaran.
Kalau orang yang terikat keindahan dunia, mau hidup wajar seperti anak dunia.
Tuhan tidak akan menyingkapkan rahasia firmanNya kepada orang itu.
Orang yang hatinya masih bisa dibahagiakan dunia 🌏 ini tidak akan disingkapkan rahasia - rahasiaNya, sebab barang kudus bukan untuk anjing, dan mutiara bukan untuk babi.
Harus dipahami Allah adalah yang transenden dan transempiris artinya : melampaui pikiran dan pengalaman manusia.
Oleh karenanya orang percaya 👥 harus membuka diri bukan hanya hal - hal yang nampu dimengerti atau imanen tetapi berdasarkan pengalaman empiris, tetapi juga terhadap transenden dan transempiris yang melampaui akal dan pengalaman manusia.
Kita harus membuka diri terhadap hal - hal baru yang Tuhan 💗 singkapkan dan tidak terbelenggu oleh asumsi, pandangan atau premis yang sudah ada.
Dengan hidup suci, tidak dibahagiakan dunia, ketat dalam eksegesis dan hermeneutik, benar - benar nothing tulus dan tidak mencari keuntungan, maka Tuhan 💗 memberikan logikaNya kepada kita, logika Allah cara berpikir Tuhan, sehingga kita bisa mengerti kebenaran - kebenaran dan rahasia - rahasiaNya.
Untuk itu kita tidak boleh malas.
Orang malas orang yang tidak bertanggung jawab, orang yang menyangkali kemanusiaannya.
Harus rajin giat, logika diaktifkan.
Orang - orang yang suka - suka sendiri, tidak produktif.
Orang percaya 👥 tidak boleh tergesa - gesa atau tergopoh - gopoh menafsirkan isi kitab Wahyu secara sembrono dan ceroboh.
Sebab penafsiran yang salah bisa merusak semua sendi penjelasan kebenaran yang telah terbangun atau tersusun dalam Alkitab khususnya kitab Wahyu.
Jadi kesalahan menafsir satu bagian Alkitab 💒 khususnya kitab Wahyu, akan merusak bagian lain.
Oleh sebab itu para penggali kitab Wahyu harus sangat berhati - hati dalam menafsirkan kitab Wahyu.
Mengingat pembukaan rahasia akhir zaman ini sifatnya bertahap ( progresif ) maka hendaknya kita tidak terikat, jangan terpasung, jangan takut mengoreksi pandangan yang sudah ada.
Allah 💗 itu besar tidak terbatas, rahasia - rahasiaNya luas tidak terbatas.
Kita harus selalu membuka hati untuk menerima penyingkapan rahasia firman Tuhan.
Selalu hidup suci, tidak terikat kesenangan dunia, ketat memahami secara eksegesis dan hermeneutik yang bagus.
Tuhan akan membuka kran hikmatNya untuk dicurahkan.
Sejatinya, eksplorasi kitab Wahyu tidak akan berhenti, harus disingkapkan sampai Tuhan 💗 datang kembali.
Berbahagialah orang yang haus dan lapar akan kebenaran.
Tuhan akan memuaskannya.
Jadi kita ke seminar bukan hanya mengisi pikiran dengan pengetahuan, tapi kita 👥 mau berubah.
Harus ada implikasi yang jelas dari penjelasan - penjelasan tersebut.
Wahyu 6 : 10 - 11
Ayat ini menjadi dasar bahwa jumlah orang rela kehilangan nyawanya harus cukup.
Orang yang rela kehilangan nyawanya, orang yang rela mengosongkan diri sama dengan orang yang seperti Tuhan Yesus 💗 orang yang menjadi Corpus Delicti.
Kalau 2000 th yang lalu Tuhan menggunakan penguasa Roma untuk menyembelih orang - orang Kristen, supaya perhatian mereka tertuju kepada Tuhan dan kerajaanNya.
2000 th ini gereja sudah dewasa, Tuhan 💗 tidak memakai tangan siapa - siapa.
Kita yang memakai tangan sendiri untuk menyembelih diri.
Kalau pada waktu itu zaman itu orang percaya berkata berapa lamakah lagi penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami.
Di sini ada kata " kapan " seakan - akan Tuhan diam terhadap kejahatan mereka.
Lalu Tuhan berkata : "Sebentar lagi."
Hari ini orang percaya merasakan kepedihan.
Bukan menghadapi kejahatan orang - orang yang menyakiti, melukai kita.
Tetapi kita akan melihat kejahatan orang - orang dan khususnya gereja dan orang - orang Kristen yang menyakiti hati Tuhan 💗
Seakan - akan kita yang sungguh - sungguh hidup dalam kebenaran dan kesucian Tuhan dengan perhiasannya.
- Pendeta - pendeta yang menyesatkan banyak umat.
- Pendeta - pendeta yang hanya mau popularitas.
- Pendeta - pendeta yang sewenang - wenang menghancurkan kebenaran.
Kita berkata, Tuhan Engkau seakan - akan diam.
Ingat ini,
- Kepada gereja 💒 yang salah seakan - akan Tuhan diam.
- Kepada gereja yang benar
Tuhan juga seakan - akan diam, padahal tidak.
Kepada gereja yang salah
Tuhan sudah tegur sampai tidak bisa, bablas.
Bukan tidak mungkin menjadi gereja yang besar.
Seakan - akan mau menjadi perwakilan Tuhan.
Sebaliknya gereja 💒 yang benar dibimbing Tuhan terus.
Tuhan menunjukkan kebenaranNya.
Sampai seakan - akan Tuhan juga diam.
Orang - oramg yang menyembelih lehernya sendiri.
Dunia tertutup bagi orang - orang Kristen yang teraniaya, mereka harus menderita.
Hari ini dunia terbuka, kita harus menyembelih leher kita sendiri dan tidak menoleh ke belakang.
Orang yang dibunuh orang yang tidak menyayangkan nyawanya.
Rela kehilangan nyawa, rela kehilangan kesenagangan demi Tuhan
Kita 👥 tidak bisa memilih dua dunia, harus pilih salah satu.
Kita tidak bisa hidup wajar seperti anak dunia lain, kalau mati masuk surga, itu sesat.
Agama masih buka peluang orang menikmati dunia.
Tapi Kekristenan tidak membuka peluang orang menikmati dunia.
Dan kita diberi tanggung jawab oleh Tuhan 💗 untuk jadi Corpus Delicti ini, orang yang tidak menyayangkan nyawanya.
Orang yang mengosongkan diri.
Tuhan berkata : "Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya.
Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Yesus Anak Allah, ia akan memperoleh nyawa."
Kita harus belajar tidak bisa dibahagiakan dunia 🌏 dengan segala kesenangannya, ini tidak main - main.
Kalau kita rela meninggalkan kesenangan dunia barulah memperoleh kehidupan di dunia yang akan datang.
Tantangan yang berat kita hari ini bukan aniaya fisik seperti orang Kristen abad mula - mula.
Tetapi menghadapi tantangan kenyamanan hidup dengan segala kesenangan.
Gereja 💒 itu rumah sakit yang merawat orang - orang sakit.
Kita harus menang, bersedia kehilangan kesenangan dan nyawa.
Orang yang meninggalkan kesenangan dunia dan menjadi orang saleh yang berstandar Corpus Delicti atau seperti Yesus baru menang.
Jika tidak demikian dia tidak memang.
Sekarang modelnya banyak gereja 💒 meyakini jadi umat pemenang.
Asli itu setan yang ngajari, bukan Tuhan.
Itu memperbodoh, menipu, menyesatkan.
Standar memang tidak demikian.
Firman Tuhan mengatakan kamu mempercepat kedatanganNya.
Karena kita mau menjadi orang - orang yang tidak menyayangkan nyawa.
Wahyu 6 : 11
Dan jumlah orang - orang yang tidak menyayangkan nyawanya cukup atau genap, Tuhan akan datang.
Maka dikatakan
Wahyu 6 : 12
Betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.
Kalau kita sudah ikut seminar ini kita harus berjuang untuk merubah diri.
Jadi oleh ilham Roh, Petrus mengatakan bahwa kita bisa mempercepat kedatangan Tuhan.
Itu sebabnya betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.
144000 bisa merupakan simbol jumlah yang genap, tidak harus jumlahnya 144000.
Tapi yang jelas ada jumlah kuota yang genap.
Kita harus berpikir kita Corpus Delicti yang terakhir yang ditunggu.
Kita orang - orang saleh yang tidak menyayangkan nyawanya yang ditunggu.
Itulah perlombaan yang diwajibkan.
Tuhan melihat kita seperti Yesus.
Gereja 💒 mula - mula tidak ada gereja, tidak ada liturgi, tidak ada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, tidak ada sinode, tapi mereka seperti Kristus.
Kita harus kembali ke gereja mula - mula, bukan mukjizatnya, bukan pencurahan Roh Kudusnya.
Sudah dicurahkan.
Kita mau jadi Kristen yang dewasa.
Sebab sekalipun kau bisa mengucapkan berbagai bahasa bahkan bahasa malaikat, engkau punya berbagai karunia.
Tanpa kasih sia - sia.
Kasih itu bukan hanya berbuat baik.
Kasih itu karakter Allah.
Harus berkarakter Allah.
Kita harus membangkitkan injil yang telah hilang ini.
Hari ini banyak gereja 💒yang tidak memiliki Tuhan.
Gereja itu harus dimiliki Tuhan Yesus.
Gereja 💒 yang bagaimana yang dimiliki Tuhan ?
Mestinya gereja tidak usah pusing dengan management gereja.
Kalau manusianya seperti Kristus,
- Tidak ada pertikaian dalam gereja.
- Tidak saling melukai
- Tidak ada perebutan kedudukan.
- Tidak ada orang yang menonjolkan diri.
Justru yang kuat menolong yang lemah.
Bukan yang kuat bisa mempertontonkan kekuatannya.
Gereja yang benar gereja yang memiliki pikiran dan perasaan Kristus.
Kita kembali ke gereja yang benar.
Membahas kitab Wahyu tidak bisa tidak kita mempersoalkan siapa antikris itu ?
Dan ini menjadi tema yang sangat menarik.
Sebab banyak orang Kristen selalu ingin mengetahui dengan jelas siapa antikris itu sebenarnya ?
Bicara mengenai antikris kita harus mulai dengan sosok yang tidak suka Allah anak menjadi raja.
Dan sosok itu adalah Lusifer, karena dirinya ingin menjadikan raja juga sama dengan yang diurapi Allah Anak Yesus yang sejak semula dimuliakan Bapa.
Ini terkait dengan Trirunggal, ajaib.
Allah Bapa 💗 tidak pernah kelihatan.
Ini misteri di atas misteri.
Nanti di surga Allah Bapa tidak pernah kelihatan.
Di surga yang dulupun Allah Bapa tidak pernah kelihatan.
Yang kelihatan adalah Allah Anak.
Mestinya Lusifer itu ada di situ.
Tetapi dia tidak ingin di bawahi dia ingin mengungguli Tuhan, berarti dia melawan yang maha tinggi.
Lusifer yang tadinya di taman Tuhan harusnya tunduk kepada Tuhan Allah Anak ini tapi lusifer ingin memerintah di kerajaannya
Dalam kitab
Wahyu 12 : 1- 4
Digambarkan tanda direbut seekor naga merah tanda yang besar dengan atribut - atributnya yang menyeret sepertiga.
Kalau hanya bintang dalam arti planet atau matahari tidak ada maknanya.
Tetapi kemudian di ayat - ayat berikut kita menemukan di wahyu yang sama naga itu iblis menyeret malaikat, berarti bintang itu malaikat yang diseret, disesatkan.
Pada dasarnya dilakukan oleh Lusifer dan semua gerakan yang diciptakan Lusifer, atau dibangun adalah Allah Anak.
Dia tidak bisa melawan Allah Bapa.
Tetapi dia tahu Allah Bapa💗 memiliki tatanan.
Dan dia bisa melihat
Kemungkinan kemenangan itu, maka dia berani melawan.
Bagaimana jika kesalahan lusifer bisa dibuktikan ?
Makanya ketika manusia diciptakan Corpus Delicti gagal.
Dia merasa punya kesempatan untuk memilikinya artinya ingin menjadi Tuhan, menjadi majikan.
Tuhan itu majikan.
Bapa menyuruh Putra TunggalNya mengalahkan Lusifer.
Jadi sebenarnya sosok ini mengingini kedudukan, kekuasaan seperti kemuliaan yang dimiliki PutraNya.
Maka ciri dari gerakan Lusifer yang paling kuat adalah : tidak mengakui Yesus adalah Tuhan.
Embrionya harus dilihat ini.
Tetapi kekuatan yang paling mengerikan di akhir zaman bukan antikris, tetapi materialisme.
Nanti kita sampai pada penjelasan perempuan yang berzinah dengan raja - raja dan melakukan kesalahan dan kehendakNya.
Alkitab 💒 mengatakan binatang itu dan nabinya akan makin menang.
Jadi yang kuat bukan antikris itu, tetapi yang kuat adalah : materialisme.
Jadi pada dasarnya dilawan Lusifer semua gerakan yang diciptakan dan dibangun adalah Allah Anak.
Dengan demikian gerakan kuasa kegelapan yang dimotori oleh Lusifer adalah : usaha menentang Yesus sebagai Allah Anak yang suatu hari akan menjadi Raja di atas segala Raja.
Mereka adalah komunitas yang tidak menghendaki Allah Anak yang bernama Yesus yang menjadi bagian dari lembaga Allah yaitu Elohim.
Mereka paling tidak mengingini semacam yang ilahi di samping Allah.
Yang menurut mereka Allah harus esa.
Dalam arti monolitik.
Mereka memahami esa adalah satu dalam arti tunggal, bukan kesatuan. Tapi kita mengakui ada The Mighty El yang memenuhi segala kuasa, kemuliaan, kerajaan ini Bapa.
Elohim Yesus masuk di situ, yang dipercayai Bapa.
Iblis tidak suka, Lusifer tidak suka.
Memang dia tidak bisa jadi Elohim.
Dia bukan Anak Allah yang dipercayai untuk menerima kemuliaan, tapi dia tidak suka ada semacam yang ilahi di samping Allah.
Dia tidak menyetujui, dia tidak menyukai karena dia ingin jadi Tuhan 💗
Dia tidak bisa menadi Allah Bapa, tapi dia bisa jadi Allah yang dipertuhankan.
Sebenarnya kalau Lusifer ditanya, ini dialog.
Lusifer...setuju tidak Allah Bapa jadi Allah semesta alam ?
Setuju.
Bukan tidak setuju, tidak mungkin tidak setuju dan tidak bisa tidak setuju, tidak mungkin dia melawan Allah Bapa 💗
Tapi jangan Yesus sebagai Tuhan, dia yang menjadi Tuhan.
Maka harus dikacau semua.
Yang penting jangan Yesus diakui sebagai Allah, bagian dari Elohim maksudnya.
Yesus bukan Allah Bapa, tapi Dia Tuhan.
Pengertian Tuhan di sini bukan seperti pemgertian agama - agama pada umumnya, jangan lupa.
Allah Bapa 💗 tidak perlu menjadi Tuhan.
Dia Tuhan besar, Dia punya segala kuasa, kemuliaan, kerajaan.
Yang jadi Tuhan itu AnakNya, Tuhan Yesus.
Sebenarnya dengan menolak Yesus sebagai Allah Anak berarti tidak menginginkan pula ada pemumpahan darah sebagai penghapus dosa, karena mereka merasa darah domba cukup.
Tetapi di Perjanjian Baru kita membaca darah domba tidak bisa menyucikan.
Kesalahan tidak pada darah kambing, tapi darah manusia, maka hubungan juga pada tubuh daging manusia.
Mereka merasa dan berkeyakinan, bahwa darah binatang cukup menyelesaikan persoalan hubungan dengan Allah,
karena Allah maha pengasih dan maha penyayang.
Tapi tidak mengerti bahwa Allah 💗 itu Allah yang adil dan keadilanNya menegakkan hukum seorang bersalah.
Mereka meyakini bahwa, Allah maha pengampun tanpa juruselamat, tanpa penebusan dosa, tanpa salib Allah sudah bisa mengampuni.
Mereka tidak tahu bahwa Allah adalah Allah 💗 yang memiliki tatanan.
Pengampunan tidak diberikan tanpa ada korban.
Setiap kesalahan harus diberikan hukuman yang setimpal.
Allah bukan saja Allah yang maha kasih dan maha penyayang, tapi juga Allah yang maha adil.
Dan keadilan diberikan atas kesalahan yang dilakukan manusia.
Tidak cukup dengan korban binatang.
Sebab dosa dilakukan dalam daging.
Allah Anak menjadi manusia benar - benar.
Dalam segala hal Dia disamakan dengan kita.
Dengan seribu satu alasan mereka berkata tidak mungkin Allah punya Anak
Pada dasarnya ada Lusifer sebagai penguasa, yang tidak mau menerima Yesus sebagai Allah Anak yang menerima segala kemuliaan.
Jadi selain Yesus diakui sebagai bagian dalam lembaga Allah, sebagai Allah Anak, pengajaran salib paling ditentang oleh kekuatan - kekuatan antikris ini.
Orang - orang Yahudi pernah dipakai oleh kuasa gelap untuk menentang salib.
Pengajaran mengenai salib langsung mengarahkan tidak ada keselamatan di di luar Yesus.
Tidak ada Tuhan 💗 selain Yesus.
Ada Bapa kepala dari Kristus.
Alkitab yang mengatakan itu.
Tuhan Yesus tidak mungkin sejajar dengan Bapa di Surga.
Dengan menerima salib berarti di bawah kolong langit tidak ada nama yang diberikan manusia, dan di dalamnya manusia selamat, kecuali darah Yesus.
Dengan demikian jelas, menentang jalan keselamatan di luar salib, kita tidak bisa menerima keselamatan di luar Yesus.
Hal ini akan sangat mengganggu gerakan Lusifer yang hendak menentang keberadaan Allah Anak dan menentang orang - orang 👥 yang bisa menjadi Corpus Delicti.
Itulah sebabnya Lusifer harus menciptakan agama - agama, keyakinan - keyakinan, ajaran filsafat, yang kelihatannya berbudi baik, santun rohani, dan berurusan dengan Allah Bapa, tetapi berkeberatan dengan Tuhan Yesus.
Itulah dasar untuk membangun sebuah prinsip bahwa yang penting bukan Yesus sebagai Tuhan.
Embrionya dari Lusifer yang tidak ingin ada Tuhan.
Maka kata yang paling menentang adalah : Allah tidak punya anak.
Yang menentang adalah kelompok yang memunahkan Kekristenan.
Karena tidak setuju Yesus disejajarkan dengan Allah.
Padahal orang Kristen 👥 tidak mensejajarkan Yesus dengan Allah Bapa.
Yesus adalah Anak, tetap anak yang menerima kuasa, kemuliaan, yang Alkitab 📚 mengatakan Bapa yang menundukkan musuh - musuh di bawah kakiNya.
Dan Anak sendiri menundukkan diri di bawah kaki Bapa di Surga.
Dan untuk itu Antikris yang dasarnya adalah Lusifer.
Dia memakai segala cara untuk supaya Yesus tidak jadi raja.
Dia akan berusaha supaya tidak ada Corpus Delicti - Corpus Delicti.
Maka dia menciptakan mesias - mesias palsu sebagai tandingan Mesias yang benar.
Dia akan memilih masyarakat yang paling cocok untuk bisa menggerakkan gerakan menentang mesias yang benar ini.
Mesias palsu maksudnya : tokoh - tokoh yang giat ini diakui berasal dari Allah dengan membawa misi kepada Allah untuk diberkati dan bisa masuk surga.
Kalau ditunjukkan mesias yang membawa orang ke nereka, anti Allah, tidak ada orang ikut.
Tidak anti Allah, tapi anti Yesus.
Mengajarkan kebenaran.
Seakan - akan berbudi baik, rukun, bisa membawa orang masuk surga.
Tapi Tuhan Yesua berkata :
"Tidak ada seorangpun sampai kepada Bapa kecuali melalui Aku ".
Ingat ini muncul di Perjanjian Baru, di Perjanjian Lama tidak bisa muncul.
Karena di Perjanjian Lama tidak mungkin manusia mencapai Allah 💗, karena darah domba belum ditumpahkan, belum ada penebusan, belum ada yang bisa dibeli.
Kalau sudah ada yang bisa dibeli Dia bisa langsung ke Bapa, melalui Tuhan Yesus.
Jadi orang Kristen itu bukan hanya menjadi orang beragama yang dibayang - bayangi oleh pendeta, tidak boleh.
Kita harus langsung ketemu Bapa 💗 melalui kehidupan yang kudus.
Akulah jalan kebenaran dan hidup, tidak seorangpun sampai kepada Bapa kecuali melalui Aku.
Kalau kamu mau sampai kepada Bapa 💗 kamu harus hidup seperti Aku supaya kamu jadi Corpus Delicti.
Tuhan Yesus 💗 berkata, banyak orang yang datang dan berkata," Akulah mesias, mereka akan menyesatkan banyak orang.
Pada waktu itu jika orang berkata kepadamu, lihat mesias ada di sini, atau mesias di sana, jangan kamu percaya."
Banyak mesias - mesias dan nabi - nabi palsu akan muncul.
Dan akan mengadakan tanda - tanda dasyat dan mukjizat.
Artinya : tanda - tanda dasyat bukan orang sulapan, tetapi karya - karya besar yang menunjukkan seakan - akan Allah 💗 menyertai mereka.
Kalau disebut mesias palsu, berarti mesias tersebut harus ditampilkan mirip asli.
Mesias artinya : diurapi,
yang dipercayai Allah.
Dimunculkan orang - orang yang diyakini, dipercayai Allah.
Kalau pakai bahasa orang Yahudi, diurapi.
Mesias berarti : utusan Allah yang memperkenalkan Allah.
Kalau ada mesias palsu bukan memperkenalkan setan, tapi memperkenalkan Allah,
tanpa Yesus.
Oleh sebab itu diciptakan mesias - mesias palsu.
Wahyu 11
Aku melihat seekor binatang lain yang keluar dalam bumi 🌏 yang bertanduk dua seperti anak domba ia berbicara seperti seekor naga.
Dia seperti seekor anak domba manis - manis, tapi tidak bisa ditipu, kelakuannya tidak senonoh.
Mesias palsu akan berusaha menampilkan diri sebagai penuh kasih sayang seperti mesias asli.
Tapi bagaimanapun dia tidak dapat menyamai standar kesucian dan kasih yang diajarkan mesias asli.
Perkataan - perkataan dan perbuatannya akhirnya pasti menunjuk siapa dirinya dan di mana dirinya berasal.
Memang akhirnya berbicara kesucian moral sikap terhadap sesama kehidupan sex akan nampak siapa mesias palsu dan siapa mesias asli.
Karena pemalsuan yang canggih, maka penyesatan bisa dilakukan gerakan menentang Kristus.
Pemalsuan diusahakan mendekati aslinya.
Jika mendekati aslinya maka orang Kristenpun dapat disesatkan dan meninggalkan imannya.
Orang - orang pilihanpun disesatkan begitu kata Tuhan Yesus 💗
Sebab mesias - mesias palsu akan muncul dam mereka mengadakan tanda - tanda yang dasyat dan mujizat - mujizat sedemikian mungkin, sehingga mereka menyesatkan orang - orang pilihan juga, mustinya orang diberi kesempatan untuk menjadi Corpus Delicti gagal.
Ini umat pilihan.
Umat pilihan tidak pasti masuk surga, dipilih untuk punya kesempatan untuk masuk kerajaan.
Karena masalahnya ini, banyak orang kristen yang telah kehilangan Kekristenan yang sejati dan meninggalkan kesempurnaan Kristus.
Jika hal ini tidak diamalkan moral orang Kristen tidak lebih baik dari orang non Kristen.
Hal ini menghilangkan Injil yang murni, sehingga banyak orang non Kristen tidak menemukan Injil yang benar.
Orang Kristen sendiri juga mulai pindah agama,
karena melihat ternyata
orang Kristen juga brengsek.
Coba muncul orang - orang Kristen yang seperti Kristus.
Kita kembali kepada ke gereja mula - mula.
Alkitab 📚 memagari kemungkinan terjadinya penyesatan terkait dengan mesias yang asli dan mesias yang palsu.
Tuhan berkata ," Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi."
Mesias harus dari Bangsa Yahudi.
Perempuan itu berkata : "Aku tahu Mesias yang disebut Kristus, apabila Dia datang Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
Ini konteks percakapan di wilayah Israel.
Karena kitab suci mengatakan, Mesias berasal datang dari keturunan Daud.
Dari Kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal....jelas.
Dan kalau menyangkal Anak berarti menyangkal Bapa.
Tidak punya Anak, tidak punya Bapa.
Jangan lupa...Lusifer itulah antikris yang langsung berhadapan dengan Allah Anak.
Dan herannya Allah Anak tidak pernah meninggalkan Lusifer.
Orang di Surgapun malaikat yang muncul.
Waktu Allah Anak Yesus menjawab doa Daniel dengan ciri - ciri seperti yang dilihat oleh Yohanes di Pulau Patmos, Dia dicegah selama 21 hari oleh penguasa Persia itu Lusifer, yang turun itu Michael, Dia tidak mau, hebat...
Waktu menjadi manusia, Dia disakiti, Dia juga tidak melawan.
Dari hal itu Dia ditinggikan dari segalanya.
Ini Mesias yang benar yang ditampar pipi kanan beri pipi kiri.
Dan kesucianNya tak ada duanya.
Kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat itu sudah paling benar,
1. Tidak pernah ada kitab yang mengatakan Dia berdosa.
2. Dia lahir bukan dari manusia, Dia berasal dari Allah.
3. Dia tidak mati, tapi bangkit naik ke Surga.
Kalau ada mesias seperti itu kita tinggalkan Yesus.
Tidak pernah ada model seperti Yesus.
Wahyu 12 : 18
Sebagai berdiri menunjukkan ketegapan, kekuatan, kekokohan.
Lusifer itu ada di pantai, di tepi laut.
Ini menunjukkan tempat, pangkalan basis Lusifer.
Mengisyaratkan gerakan antikris memiliki tempat yang kokoh sebuah tempat yang permanen.
Antikris berdiri di pantai jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, yang menceritakan naga menentang Allah 💗
Naga itu menunjukkan tokoh antikris menjadikan pantai tepi laut sebagai pangkalannya.
Kalau dipersoalkan terutama dengan yang dikatakan Tuhan Yesus apabila orang berkata kepadamu Matius 24 : 26
lihat dia ada di padang gurun, jangan kamu pergi ke situ.
Kalau di Wahyu dia di pantai.
Apa tidak bertentangan ?
Padang gurun yang ada pantainya.
Banyak padang gurun, tapi yang ada pantainya jarang.
Di tepi laut tersebut ia berkolaborasi dengan binatang yang yang keluar dari laut.
Laut itu bagi orang Yahudi sebagai simbol kemenangan.
Binatang ini menunjuk kekuatan sebuah komunitas yang pada mulanya tidak jelas asal usulnya, sebab keluar dari laut.
Tapi karakternya striknya cocok dipakai Lusifer, dipakai naga itu.
Naga sebagai kekyataj penentang Allah Anak, bisa digunakan binatang sebagai penentang Kristus.
Binatang yang keluar dari laut sebagai komunitas yang paling strategis untuk menentang Kristus.
Hal ini menunjukkan kolaborasi antara kekuatan naga dengan binatang.
Binatang itu diberi kekuatan oleh sang naga.
Dan benar - benar kekuatan binatang tersebut luar biasa.
Digambarkan macan tutul, kakinya seperti beruang, luar bisa.
Jadi naga itu gambaran musuh Allah dan binatang itu anteknya yang dipakai, allahnya.
Binatang tersebut sebenarnya pada mulanya bukan komunitas yang kuat, bukan gerakan yang dasyat.
Binatang itu dikatakan kena luka, maka tampaklah kepadaku satu dari kepala - kepalanya seperti kena luka yang membahayakan.
Jadi banyak kepala - kepalanya, banyak pemimpin.
Tapi ketika luka itu sembuh binatang itu menjadi kuat sekali.
Kepala menunjuk suatu komunitas yang tidak memiliki pemimpin yang baik, tetapi ketika komunitas tersebut memiliki pemimpin yang baik yang digambarkan seperti luka yang sembuh, maka menjadi kekuatan yang luar biasa.
Begitu hebatnya kekuatan tersebut sehingga dapat memperluas kekuasaannya sampai ke seluruh dunia 🌏
Hal ini tidak mengherankan sebab naga yang memberi kekuatan kepada binatang itu.
Siapa yang sama seperti bintang itu, dan siapa yang hendak berperang melawan dia ?
Tinggal 1/4 karena begitu kuatnya.
Dengan kekuatan yang besar, bintang tersebut
menghujat Allah.
Artinya : membuat pernyataan - pernyataan yang bertentangan dengan apa yang diwahyukan Allah
Sebelum Yang diwahyukan itu Alkitab 📚 Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru .
Jadi sebaik apapun penampilan sebuah filsafat, ajaran, etika atau agama manapun yang bertentangan dengan yang sudah diwahyukan Allah ini Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berarti menghujat Allah.
Di dalam Wahyu 13 : 7 tertulis dan ia binatang itu diperkenan untuk berperang melawan orang - orang kudus artinya : orang - orang Kristen, dan itu mengalahkan mereka.
Dan kepadanya diberi kuasa dan setiap suku dan umat dan barisan - barisan.
Yang dimaksud dengan ia di sini binatang yang keluar dari laut tersebut yang berkolaborasi dengan antikris utama atau kekuatan antikris utama.
Disebut binatang hendaknya tidak ditafsirkan binatang secara harafiah.
Tetapi gerakan yang sangat kuat.
Sama seperti Anak Domba bukan berarti kambing yang duduk di takhta.
Kita 👥 harus mengerti hal - hal ini, nanti akan muncul.
Seperti misalnya bertakhta di bait Allah.
Tidak harus berbentuk orang.
Di mana ada bait Allah di situ ada sesuatu itu hanya kekuatan.
Bait Allah di Israel di Yerusalem.
Kemudian yang luar biasa adalah : gerakan tersebut diperkenani untuk melawan orang kudus, ini bisa menunjuk orang - orang Kristen yang dikalahkan, tapi mungkin juga bisa menunjuk bait suci di Yerusalem.
Sebuah komunitas paling tidak mantan umat pilihan Allah.
Jadi binatang tersebut akan mengungguli orang Kristen mengungguli umat pilihan Allah 💗 secara secara darah daging orang Yahudi.
Hal ini akan dibuktikan atau ditunjukkan penguasa bait Allah, antikris, itu bersifat permanen.
Kalau dikatakan diperkenan, Allah yang memberi perkenanan dengan memberi kuasa.
Kuasa di sini exousia
Dia akan berperang melawan orang - orang kudus.
Tentu kemenangan mengungguli orang - orang Kristen di sini bukan dalam arti moral kerohaniannya.
Sebab jelas bahwa Kekristenan dalam moral tidak terkalahkan, tidak tertandingi agama apapun.
Jadi kalau ada pernyataan orang Kristen brengsek yang salah bukan kekristenannya, tapi orang kristennya.
Orang percaya diajar untuk sempurna seperti Bapa 💗
Jadi tidak mungkin bisa tertandingi.
Tetapi kemenangan tersebut merupakan kemenangan secara politis.
Jadi binatang itu akan punya kekuatan secara politikel naga.
Kekuasaan lahiriah, dan Kejayaan perang atau kejayaan pedangnya.
Bahkan ia diberi kuasa setiap suku dan umat bahasa dan bangsa.
Ini berarti sudah perang suku melampaui bangsa.
Ini kekuasaan lahiriah.
Berbeda dengan pola pelayanan dalam keKristenan yang tidak menekankan hal kekuasaan lahiriah.
Lalu pertanyaannya mengapa Allah 💗 memberi kuasa kepada binatang itu untuk mengalahkan orang - orang kudus ?
Jawabnya tidak sulit sebagaimana Allah sering kemuliaan direndahkan oleh bangsa - bangsa lain oleh pemberontakan bangsa Israel.
Demikian pula Allah tidak segan - segan menyerahkan orang Kristen yang mestinya menjadi orang saleh menyimpang dari jalan kebenaran Tuhan, sehingga jatuh kekuasaannya.
Seperti yang telah terjadi di abad mula - mula, kekristenan bertumbuh secara luar biasa, bukan secara lahiriah, secara rohani.
Justru melalui aniaya mereka menjadi orang -orang yang begitu unggul.
Wahyu 12 : 6
Telah kita pelajari gereja 💒 dipelihara di padang gurun justru melalui aniaya digambarkan padang gurun iman orang percaya menjadi murah.
Tetapi Setelah kekristenan menjadi agama negara terjadi kemerosotan yang sangat parah terjadi abad ke 5, itu kekristenan merosot.
Secara politis, secara lahiriah kekristenan luar biasa, karena bisa menaklukkan Roma.
Tetapi secara rohani merosot.
Setelah kekristenan menjadi begitu kuat terjadi perdebatan antara para pemimpin, uskup, para pemimpin - pemimpin gereja terjadi pengucilan bahkan tidak jarang sampai pada penghukuman dan disiplin terhadap orang - orang padahal sesama pendeta, sesama rohaniwan.
Kemuliaan Tuhan 💗akhirnya jatuh, dan Allah membiarkan.
Tidak sedikit gereja berubah menjadi tempat ibadah agama lain.
Termasuk gereja 💒 yang terbaik pada jamannya.
Bahkan kemudian orang - orang Kristen dikalahkan oleh suatu gerakan yang hebat di mana orang - orang Kristen berpindah agama pada waktu itu.
Sebelum berpindah sebenarnya mereka belum memiliki iman yang murni.
Selain pada mulanya mereka adalah orang - orang kafir, yang masuk kristen karena kekaisaran Roma, kekristenan juga sudah merosot.
Kekristenan yang asli yang dimiliki para rohaniwan merosot.
Sementara orang - orang 👥 dipaksa menjadi Kristen.
Kulitnya Kristen dalamnya tidak Kristen yang muncul kekuatan baru.
Sampai hari ini wilayah kristen tidak menjadi wilayah Kristen.
Kekristenan yang diajarkan Tuhan Yesus 💗 yang diteruskan rasul - rasul telah hilang.
Tidak mengherankan banyak orang Kristen jadi murtad, tidak memiliki landasan iman yang benar.
Banyak gereja telah menjadi rumah ibadah agama lain.
Ini merupakan suatu keadaan yang luar biasa mendukakan.
Banyak wilayah yang dulu Kristen, sekarang tidak Kristen lagi.
Krynsantium pusat gereja sekarang gereja 💒termegah Hagiasopha sudah menjadi musium, sempet menjadi rumah ibadah agama lain dengan atribut - atribut yang bukan agama Kristen.
Dan masyarakatnya juga sudah tidak menjadi orang Kristen selamanya.
Sama dengan Etiopia selamanya tidak menjadi orang percaya.
Hari ini kita melihat sebagian Afrika, Irak, Iran, Siria sebagian wilayah timur tengah selama berabad - abad pernah menjadi wilayah Kristen, sekarang sama sekali tidak, bahkan sampai selamanya.
Tidak terbayangkan betapa dasyatnya perpindahan itu.
Inilah kemurtadan besar yang dimaksud Injil Yohanes yang dikatakan oleh Tesalonika.
Nubuat tersebut menyatakan bahwa suatu hari akan datang seorang antikristos ini Yohanes.
Ada antikristoi.
Ada banyak antikristus termasuk kaisar Nero.
Antikristoi ini jamak.
Tapi Yohanes menunjuk adanya antikristos berarti : memang tunggal, ada sosok tunggal.
Dalam hal ini memandang antikris bukan hanya satu sosok tunggal di dalam, tetapi juga komunitas. Selanjutnya Yohanes berkata mereka tidak sungguh - sungguh termasuk di dalamnya.
Yang tadinya Kristen lalu tidak jadi Kristen.
Sebagaimana dasarnya,
kulitnya Kristen dalamnya tidak.
Banyak orang kafir berubah menjadi Kristen, karena paksaan kekuasaan Roma pada waktu agama kristen disahkan sebagai agama negara th 380 masehi.
Itulah sebabnya iman mereka begitu rapuh.
Takala mereka menghadapi ekspansi kekuatan militer ajaran agama lain, sehingga mereka 👥 meninggalkan salib dan menyangkal Yesus atau murtad.
Sebab memang dasarnya mereka belum memiliki iman yang benar.
Itulah sebabnya Yohanes menyatakan, bahwa
mereka tidak sungguh - sungguh termasuk pada kita.
Kita ini orang percaya.
Selanjutnya kalau Yohanes berkata, bahwa akan ada antikristos itu tunggal.
Itu tidak menunjuk nanti setelah th 2018.
Itu sekitar th 80, th 90 masehi.
Jadi nantinya itu bukan terhitung dari sekarang.
Terhitung dari waktu itu.
Jadi kalau lihat akhir zaman bukan futuris, tetapi juga historis.
Pada hari - hari terakhir tidak menunjuk hari di mana kita hidup hari ini.
Seperti Kisah Rasul 2 : 17 - 21
Akan terjadi pada hari terakhir demikianlah firman Allah, "Pada hari terakhir Aku akan mencurahkan RohKu."
Itu kitab Yoel.
Itu digenapi pada zaman murid - murid Tuhan Yesus
Bukan nanti, tapi sekarang sudah...
Dan tidak ada nubuatan yang digenapi dua kali.
Dan pada waktu peristiwa Pentakosta itu sebenarnya merupakan deklarasi, bahwa sejak itu Roh Kudus 💗 akan bekerja membangun gerejaNya.
Itu intinya.
Dan pada waktu terjadi harus ada tanda.
Kalau tidak orang tidak tahu bahwa itu sudah terjadi.
Sebab Yohanes Pembaptis berkata Dia akan membaptis kamu dengan api.
Dengan Roh dan Api.
Harus ada api, gemuruh ada tanda.
Oleh sebab itu kalau membaca Alkitab 📚 tidak ada kata - kata seperti zaman akhir, hari terakhir, waktu kemudian.
Itu tidak menunjuk kedatangan Tuhan kedua kali atau paraosia.
Nanti yang membahayakan bukan antikris itu, tetapi
matrealisme.
2 Tesalonika 2 : 1 - 8
Kata manusia durhaka yang harus binasa, Manusia tidak berhukum.
Tentu tidak terhukum di sini titik bijaknya adalah hukum Tuhan yang tertulis dalam Alkitab 📚 bukan kitab Wahyu.
Bahkan sekalipun kitab yang diakui sebagai wahyu dari Allah.
Sebab kalau kita percaya Allah dari wahyu kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Kita mengetahui hukum - hukum Allah mengenai kasih :
- Mengasihi musuh.
- Pernikahan monogami.
Tokoh Antikris tokoh yang tidak memperdulikan ketetapan itu, dan berbuat apa yang dipandangnya baik.
Menghalalkan apa yang tidak sesuai ketetapan Tuhan 💗 dengan berbagai alasan.
Seakan - akan mengenai pengecualian - pengecualian.
Kitab Wahyu kitab yang menyimpan banyak rahasia.
Satu - satunya kitab yang paling sulit dimengerti.
Sukar dimengerti bukan berarti tidak dapat dimengerti.
Tuhan 💗 akan menyingkapkan secara bertahap.
Tapi yang jelas Tuhan Yesus di dalam kitab
Wahyu 1 : 3 menghendaki agar dibacakan pasti pesen - pesan tersebut bisa dimengerti, paling tidak sebagian oleh orang - orang Kristen pada akhir abad ini.
1. Kita harus kerja keras, untuk dapat mengerti kitab Wahyu, kita harus bersih dalam kesucian.
2. Kita harus meninggalkan dunia 🌏 dengan segala kesenangan.
3. Kita harus bersikap tetap dalam menerapkan kaidah - kaidah eksegesis dan hermeneutik atau ilmu tafsir dalam kitab Wahyu.
Bukan karena sekedar pintar mengkotak - katik ayat Alkitab 📚 dan membangun argumentasi.
Yang penting ini merubah hidup kita.
Bukan hanya nenambah pengetahuan, menambah pengertian, tetapi mengubah hidup kita secara sinifikan.
Hanya orang - orang yang tidak setia dalam mamon hal yang tidak jujur, tidak dapat dipercaya memperoleh harta yang sesungguhnya.
Harta yang sesungguhnya adalah : kebenaran.
Kalau orang yang terikat keindahan dunia, mau hidup wajar seperti anak dunia.
Tuhan tidak akan menyingkapkan rahasia firmanNya kepada orang itu.
Orang yang hatinya masih bisa dibahagiakan dunia 🌏 ini tidak akan disingkapkan rahasia - rahasiaNya, sebab barang kudus bukan untuk anjing, dan mutiara bukan untuk babi.
Harus dipahami Allah adalah yang transenden dan transempiris artinya : melampaui pikiran dan pengalaman manusia.
Oleh karenanya orang percaya 👥 harus membuka diri bukan hanya hal - hal yang nampu dimengerti atau imanen tetapi berdasarkan pengalaman empiris, tetapi juga terhadap transenden dan transempiris yang melampaui akal dan pengalaman manusia.
Kita harus membuka diri terhadap hal - hal baru yang Tuhan 💗 singkapkan dan tidak terbelenggu oleh asumsi, pandangan atau premis yang sudah ada.
Dengan hidup suci, tidak dibahagiakan dunia, ketat dalam eksegesis dan hermeneutik, benar - benar nothing tulus dan tidak mencari keuntungan, maka Tuhan 💗 memberikan logikaNya kepada kita, logika Allah cara berpikir Tuhan, sehingga kita bisa mengerti kebenaran - kebenaran dan rahasia - rahasiaNya.
Untuk itu kita tidak boleh malas.
Orang malas orang yang tidak bertanggung jawab, orang yang menyangkali kemanusiaannya.
Harus rajin giat, logika diaktifkan.
Orang - orang yang suka - suka sendiri, tidak produktif.
Orang percaya 👥 tidak boleh tergesa - gesa atau tergopoh - gopoh menafsirkan isi kitab Wahyu secara sembrono dan ceroboh.
Sebab penafsiran yang salah bisa merusak semua sendi penjelasan kebenaran yang telah terbangun atau tersusun dalam Alkitab khususnya kitab Wahyu.
Jadi kesalahan menafsir satu bagian Alkitab 💒 khususnya kitab Wahyu, akan merusak bagian lain.
Oleh sebab itu para penggali kitab Wahyu harus sangat berhati - hati dalam menafsirkan kitab Wahyu.
Mengingat pembukaan rahasia akhir zaman ini sifatnya bertahap ( progresif ) maka hendaknya kita tidak terikat, jangan terpasung, jangan takut mengoreksi pandangan yang sudah ada.
Allah 💗 itu besar tidak terbatas, rahasia - rahasiaNya luas tidak terbatas.
Kita harus selalu membuka hati untuk menerima penyingkapan rahasia firman Tuhan.
Selalu hidup suci, tidak terikat kesenangan dunia, ketat memahami secara eksegesis dan hermeneutik yang bagus.
Tuhan akan membuka kran hikmatNya untuk dicurahkan.
Sejatinya, eksplorasi kitab Wahyu tidak akan berhenti, harus disingkapkan sampai Tuhan 💗 datang kembali.
Berbahagialah orang yang haus dan lapar akan kebenaran.
Tuhan akan memuaskannya.
Jadi kita ke seminar bukan hanya mengisi pikiran dengan pengetahuan, tapi kita 👥 mau berubah.
Harus ada implikasi yang jelas dari penjelasan - penjelasan tersebut.
Wahyu 6 : 10 - 11
Ayat ini menjadi dasar bahwa jumlah orang rela kehilangan nyawanya harus cukup.
Orang yang rela kehilangan nyawanya, orang yang rela mengosongkan diri sama dengan orang yang seperti Tuhan Yesus 💗 orang yang menjadi Corpus Delicti.
Kalau 2000 th yang lalu Tuhan menggunakan penguasa Roma untuk menyembelih orang - orang Kristen, supaya perhatian mereka tertuju kepada Tuhan dan kerajaanNya.
2000 th ini gereja sudah dewasa, Tuhan 💗 tidak memakai tangan siapa - siapa.
Kita yang memakai tangan sendiri untuk menyembelih diri.
Kalau pada waktu itu zaman itu orang percaya berkata berapa lamakah lagi penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami.
Di sini ada kata " kapan " seakan - akan Tuhan diam terhadap kejahatan mereka.
Lalu Tuhan berkata : "Sebentar lagi."
Hari ini orang percaya merasakan kepedihan.
Bukan menghadapi kejahatan orang - orang yang menyakiti, melukai kita.
Tetapi kita akan melihat kejahatan orang - orang dan khususnya gereja dan orang - orang Kristen yang menyakiti hati Tuhan 💗
Seakan - akan kita yang sungguh - sungguh hidup dalam kebenaran dan kesucian Tuhan dengan perhiasannya.
- Pendeta - pendeta yang menyesatkan banyak umat.
- Pendeta - pendeta yang hanya mau popularitas.
- Pendeta - pendeta yang sewenang - wenang menghancurkan kebenaran.
Kita berkata, Tuhan Engkau seakan - akan diam.
Ingat ini,
- Kepada gereja 💒 yang salah seakan - akan Tuhan diam.
- Kepada gereja yang benar
Tuhan juga seakan - akan diam, padahal tidak.
Kepada gereja yang salah
Tuhan sudah tegur sampai tidak bisa, bablas.
Bukan tidak mungkin menjadi gereja yang besar.
Seakan - akan mau menjadi perwakilan Tuhan.
Sebaliknya gereja 💒 yang benar dibimbing Tuhan terus.
Tuhan menunjukkan kebenaranNya.
Sampai seakan - akan Tuhan juga diam.
Orang - oramg yang menyembelih lehernya sendiri.
Dunia tertutup bagi orang - orang Kristen yang teraniaya, mereka harus menderita.
Hari ini dunia terbuka, kita harus menyembelih leher kita sendiri dan tidak menoleh ke belakang.
Orang yang dibunuh orang yang tidak menyayangkan nyawanya.
Rela kehilangan nyawa, rela kehilangan kesenagangan demi Tuhan
Kita 👥 tidak bisa memilih dua dunia, harus pilih salah satu.
Kita tidak bisa hidup wajar seperti anak dunia lain, kalau mati masuk surga, itu sesat.
Agama masih buka peluang orang menikmati dunia.
Tapi Kekristenan tidak membuka peluang orang menikmati dunia.
Dan kita diberi tanggung jawab oleh Tuhan 💗 untuk jadi Corpus Delicti ini, orang yang tidak menyayangkan nyawanya.
Orang yang mengosongkan diri.
Tuhan berkata : "Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya.
Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Yesus Anak Allah, ia akan memperoleh nyawa."
Kita harus belajar tidak bisa dibahagiakan dunia 🌏 dengan segala kesenangannya, ini tidak main - main.
Kalau kita rela meninggalkan kesenangan dunia barulah memperoleh kehidupan di dunia yang akan datang.
Tantangan yang berat kita hari ini bukan aniaya fisik seperti orang Kristen abad mula - mula.
Tetapi menghadapi tantangan kenyamanan hidup dengan segala kesenangan.
Gereja 💒 itu rumah sakit yang merawat orang - orang sakit.
Kita harus menang, bersedia kehilangan kesenangan dan nyawa.
Orang yang meninggalkan kesenangan dunia dan menjadi orang saleh yang berstandar Corpus Delicti atau seperti Yesus baru menang.
Jika tidak demikian dia tidak memang.
Sekarang modelnya banyak gereja 💒 meyakini jadi umat pemenang.
Asli itu setan yang ngajari, bukan Tuhan.
Itu memperbodoh, menipu, menyesatkan.
Standar memang tidak demikian.
Firman Tuhan mengatakan kamu mempercepat kedatanganNya.
Karena kita mau menjadi orang - orang yang tidak menyayangkan nyawa.
Wahyu 6 : 11
Dan jumlah orang - orang yang tidak menyayangkan nyawanya cukup atau genap, Tuhan akan datang.
Maka dikatakan
Wahyu 6 : 12
Betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.
Kalau kita sudah ikut seminar ini kita harus berjuang untuk merubah diri.
Jadi oleh ilham Roh, Petrus mengatakan bahwa kita bisa mempercepat kedatangan Tuhan.
Itu sebabnya betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.
144000 bisa merupakan simbol jumlah yang genap, tidak harus jumlahnya 144000.
Tapi yang jelas ada jumlah kuota yang genap.
Kita harus berpikir kita Corpus Delicti yang terakhir yang ditunggu.
Kita orang - orang saleh yang tidak menyayangkan nyawanya yang ditunggu.
Itulah perlombaan yang diwajibkan.
Tuhan melihat kita seperti Yesus.
Gereja 💒 mula - mula tidak ada gereja, tidak ada liturgi, tidak ada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, tidak ada sinode, tapi mereka seperti Kristus.
Kita harus kembali ke gereja mula - mula, bukan mukjizatnya, bukan pencurahan Roh Kudusnya.
Sudah dicurahkan.
Kita mau jadi Kristen yang dewasa.
Sebab sekalipun kau bisa mengucapkan berbagai bahasa bahkan bahasa malaikat, engkau punya berbagai karunia.
Tanpa kasih sia - sia.
Kasih itu bukan hanya berbuat baik.
Kasih itu karakter Allah.
Harus berkarakter Allah.
Kita harus membangkitkan injil yang telah hilang ini.
Hari ini banyak gereja 💒yang tidak memiliki Tuhan.
Gereja itu harus dimiliki Tuhan Yesus.
Gereja 💒 yang bagaimana yang dimiliki Tuhan ?
Mestinya gereja tidak usah pusing dengan management gereja.
Kalau manusianya seperti Kristus,
- Tidak ada pertikaian dalam gereja.
- Tidak saling melukai
- Tidak ada perebutan kedudukan.
- Tidak ada orang yang menonjolkan diri.
Justru yang kuat menolong yang lemah.
Bukan yang kuat bisa mempertontonkan kekuatannya.
Gereja yang benar gereja yang memiliki pikiran dan perasaan Kristus.
Kita kembali ke gereja yang benar.
Membahas kitab Wahyu tidak bisa tidak kita mempersoalkan siapa antikris itu ?
Dan ini menjadi tema yang sangat menarik.
Sebab banyak orang Kristen selalu ingin mengetahui dengan jelas siapa antikris itu sebenarnya ?
Bicara mengenai antikris kita harus mulai dengan sosok yang tidak suka Allah anak menjadi raja.
Dan sosok itu adalah Lusifer, karena dirinya ingin menjadikan raja juga sama dengan yang diurapi Allah Anak Yesus yang sejak semula dimuliakan Bapa.
Ini terkait dengan Trirunggal, ajaib.
Allah Bapa 💗 tidak pernah kelihatan.
Ini misteri di atas misteri.
Nanti di surga Allah Bapa tidak pernah kelihatan.
Di surga yang dulupun Allah Bapa tidak pernah kelihatan.
Yang kelihatan adalah Allah Anak.
Mestinya Lusifer itu ada di situ.
Tetapi dia tidak ingin di bawahi dia ingin mengungguli Tuhan, berarti dia melawan yang maha tinggi.
Lusifer yang tadinya di taman Tuhan harusnya tunduk kepada Tuhan Allah Anak ini tapi lusifer ingin memerintah di kerajaannya
Dalam kitab
Wahyu 12 : 1- 4
Digambarkan tanda direbut seekor naga merah tanda yang besar dengan atribut - atributnya yang menyeret sepertiga.
Kalau hanya bintang dalam arti planet atau matahari tidak ada maknanya.
Tetapi kemudian di ayat - ayat berikut kita menemukan di wahyu yang sama naga itu iblis menyeret malaikat, berarti bintang itu malaikat yang diseret, disesatkan.
Pada dasarnya dilakukan oleh Lusifer dan semua gerakan yang diciptakan Lusifer, atau dibangun adalah Allah Anak.
Dia tidak bisa melawan Allah Bapa.
Tetapi dia tahu Allah Bapa💗 memiliki tatanan.
Dan dia bisa melihat
Kemungkinan kemenangan itu, maka dia berani melawan.
Bagaimana jika kesalahan lusifer bisa dibuktikan ?
Makanya ketika manusia diciptakan Corpus Delicti gagal.
Dia merasa punya kesempatan untuk memilikinya artinya ingin menjadi Tuhan, menjadi majikan.
Tuhan itu majikan.
Bapa menyuruh Putra TunggalNya mengalahkan Lusifer.
Jadi sebenarnya sosok ini mengingini kedudukan, kekuasaan seperti kemuliaan yang dimiliki PutraNya.
Maka ciri dari gerakan Lusifer yang paling kuat adalah : tidak mengakui Yesus adalah Tuhan.
Embrionya harus dilihat ini.
Tetapi kekuatan yang paling mengerikan di akhir zaman bukan antikris, tetapi materialisme.
Nanti kita sampai pada penjelasan perempuan yang berzinah dengan raja - raja dan melakukan kesalahan dan kehendakNya.
Alkitab 💒 mengatakan binatang itu dan nabinya akan makin menang.
Jadi yang kuat bukan antikris itu, tetapi yang kuat adalah : materialisme.
Jadi pada dasarnya dilawan Lusifer semua gerakan yang diciptakan dan dibangun adalah Allah Anak.
Dengan demikian gerakan kuasa kegelapan yang dimotori oleh Lusifer adalah : usaha menentang Yesus sebagai Allah Anak yang suatu hari akan menjadi Raja di atas segala Raja.
Mereka adalah komunitas yang tidak menghendaki Allah Anak yang bernama Yesus yang menjadi bagian dari lembaga Allah yaitu Elohim.
Mereka paling tidak mengingini semacam yang ilahi di samping Allah.
Yang menurut mereka Allah harus esa.
Dalam arti monolitik.
Mereka memahami esa adalah satu dalam arti tunggal, bukan kesatuan. Tapi kita mengakui ada The Mighty El yang memenuhi segala kuasa, kemuliaan, kerajaan ini Bapa.
Elohim Yesus masuk di situ, yang dipercayai Bapa.
Iblis tidak suka, Lusifer tidak suka.
Memang dia tidak bisa jadi Elohim.
Dia bukan Anak Allah yang dipercayai untuk menerima kemuliaan, tapi dia tidak suka ada semacam yang ilahi di samping Allah.
Dia tidak menyetujui, dia tidak menyukai karena dia ingin jadi Tuhan 💗
Dia tidak bisa menadi Allah Bapa, tapi dia bisa jadi Allah yang dipertuhankan.
Sebenarnya kalau Lusifer ditanya, ini dialog.
Lusifer...setuju tidak Allah Bapa jadi Allah semesta alam ?
Setuju.
Bukan tidak setuju, tidak mungkin tidak setuju dan tidak bisa tidak setuju, tidak mungkin dia melawan Allah Bapa 💗
Tapi jangan Yesus sebagai Tuhan, dia yang menjadi Tuhan.
Maka harus dikacau semua.
Yang penting jangan Yesus diakui sebagai Allah, bagian dari Elohim maksudnya.
Yesus bukan Allah Bapa, tapi Dia Tuhan.
Pengertian Tuhan di sini bukan seperti pemgertian agama - agama pada umumnya, jangan lupa.
Allah Bapa 💗 tidak perlu menjadi Tuhan.
Dia Tuhan besar, Dia punya segala kuasa, kemuliaan, kerajaan.
Yang jadi Tuhan itu AnakNya, Tuhan Yesus.
Sebenarnya dengan menolak Yesus sebagai Allah Anak berarti tidak menginginkan pula ada pemumpahan darah sebagai penghapus dosa, karena mereka merasa darah domba cukup.
Tetapi di Perjanjian Baru kita membaca darah domba tidak bisa menyucikan.
Kesalahan tidak pada darah kambing, tapi darah manusia, maka hubungan juga pada tubuh daging manusia.
Mereka merasa dan berkeyakinan, bahwa darah binatang cukup menyelesaikan persoalan hubungan dengan Allah,
karena Allah maha pengasih dan maha penyayang.
Tapi tidak mengerti bahwa Allah 💗 itu Allah yang adil dan keadilanNya menegakkan hukum seorang bersalah.
Mereka meyakini bahwa, Allah maha pengampun tanpa juruselamat, tanpa penebusan dosa, tanpa salib Allah sudah bisa mengampuni.
Mereka tidak tahu bahwa Allah adalah Allah 💗 yang memiliki tatanan.
Pengampunan tidak diberikan tanpa ada korban.
Setiap kesalahan harus diberikan hukuman yang setimpal.
Allah bukan saja Allah yang maha kasih dan maha penyayang, tapi juga Allah yang maha adil.
Dan keadilan diberikan atas kesalahan yang dilakukan manusia.
Tidak cukup dengan korban binatang.
Sebab dosa dilakukan dalam daging.
Allah Anak menjadi manusia benar - benar.
Dalam segala hal Dia disamakan dengan kita.
Dengan seribu satu alasan mereka berkata tidak mungkin Allah punya Anak
Pada dasarnya ada Lusifer sebagai penguasa, yang tidak mau menerima Yesus sebagai Allah Anak yang menerima segala kemuliaan.
Jadi selain Yesus diakui sebagai bagian dalam lembaga Allah, sebagai Allah Anak, pengajaran salib paling ditentang oleh kekuatan - kekuatan antikris ini.
Orang - orang Yahudi pernah dipakai oleh kuasa gelap untuk menentang salib.
Pengajaran mengenai salib langsung mengarahkan tidak ada keselamatan di di luar Yesus.
Tidak ada Tuhan 💗 selain Yesus.
Ada Bapa kepala dari Kristus.
Alkitab yang mengatakan itu.
Tuhan Yesus tidak mungkin sejajar dengan Bapa di Surga.
Dengan menerima salib berarti di bawah kolong langit tidak ada nama yang diberikan manusia, dan di dalamnya manusia selamat, kecuali darah Yesus.
Dengan demikian jelas, menentang jalan keselamatan di luar salib, kita tidak bisa menerima keselamatan di luar Yesus.
Hal ini akan sangat mengganggu gerakan Lusifer yang hendak menentang keberadaan Allah Anak dan menentang orang - orang 👥 yang bisa menjadi Corpus Delicti.
Itulah sebabnya Lusifer harus menciptakan agama - agama, keyakinan - keyakinan, ajaran filsafat, yang kelihatannya berbudi baik, santun rohani, dan berurusan dengan Allah Bapa, tetapi berkeberatan dengan Tuhan Yesus.
Itulah dasar untuk membangun sebuah prinsip bahwa yang penting bukan Yesus sebagai Tuhan.
Embrionya dari Lusifer yang tidak ingin ada Tuhan.
Maka kata yang paling menentang adalah : Allah tidak punya anak.
Yang menentang adalah kelompok yang memunahkan Kekristenan.
Karena tidak setuju Yesus disejajarkan dengan Allah.
Padahal orang Kristen 👥 tidak mensejajarkan Yesus dengan Allah Bapa.
Yesus adalah Anak, tetap anak yang menerima kuasa, kemuliaan, yang Alkitab 📚 mengatakan Bapa yang menundukkan musuh - musuh di bawah kakiNya.
Dan Anak sendiri menundukkan diri di bawah kaki Bapa di Surga.
Dan untuk itu Antikris yang dasarnya adalah Lusifer.
Dia memakai segala cara untuk supaya Yesus tidak jadi raja.
Dia akan berusaha supaya tidak ada Corpus Delicti - Corpus Delicti.
Maka dia menciptakan mesias - mesias palsu sebagai tandingan Mesias yang benar.
Dia akan memilih masyarakat yang paling cocok untuk bisa menggerakkan gerakan menentang mesias yang benar ini.
Mesias palsu maksudnya : tokoh - tokoh yang giat ini diakui berasal dari Allah dengan membawa misi kepada Allah untuk diberkati dan bisa masuk surga.
Kalau ditunjukkan mesias yang membawa orang ke nereka, anti Allah, tidak ada orang ikut.
Tidak anti Allah, tapi anti Yesus.
Mengajarkan kebenaran.
Seakan - akan berbudi baik, rukun, bisa membawa orang masuk surga.
Tapi Tuhan Yesua berkata :
"Tidak ada seorangpun sampai kepada Bapa kecuali melalui Aku ".
Ingat ini muncul di Perjanjian Baru, di Perjanjian Lama tidak bisa muncul.
Karena di Perjanjian Lama tidak mungkin manusia mencapai Allah 💗, karena darah domba belum ditumpahkan, belum ada penebusan, belum ada yang bisa dibeli.
Kalau sudah ada yang bisa dibeli Dia bisa langsung ke Bapa, melalui Tuhan Yesus.
Jadi orang Kristen itu bukan hanya menjadi orang beragama yang dibayang - bayangi oleh pendeta, tidak boleh.
Kita harus langsung ketemu Bapa 💗 melalui kehidupan yang kudus.
Akulah jalan kebenaran dan hidup, tidak seorangpun sampai kepada Bapa kecuali melalui Aku.
Kalau kamu mau sampai kepada Bapa 💗 kamu harus hidup seperti Aku supaya kamu jadi Corpus Delicti.
Tuhan Yesus 💗 berkata, banyak orang yang datang dan berkata," Akulah mesias, mereka akan menyesatkan banyak orang.
Pada waktu itu jika orang berkata kepadamu, lihat mesias ada di sini, atau mesias di sana, jangan kamu percaya."
Banyak mesias - mesias dan nabi - nabi palsu akan muncul.
Dan akan mengadakan tanda - tanda dasyat dan mukjizat.
Artinya : tanda - tanda dasyat bukan orang sulapan, tetapi karya - karya besar yang menunjukkan seakan - akan Allah 💗 menyertai mereka.
Kalau disebut mesias palsu, berarti mesias tersebut harus ditampilkan mirip asli.
Mesias artinya : diurapi,
yang dipercayai Allah.
Dimunculkan orang - orang yang diyakini, dipercayai Allah.
Kalau pakai bahasa orang Yahudi, diurapi.
Mesias berarti : utusan Allah yang memperkenalkan Allah.
Kalau ada mesias palsu bukan memperkenalkan setan, tapi memperkenalkan Allah,
tanpa Yesus.
Oleh sebab itu diciptakan mesias - mesias palsu.
Wahyu 11
Aku melihat seekor binatang lain yang keluar dalam bumi 🌏 yang bertanduk dua seperti anak domba ia berbicara seperti seekor naga.
Dia seperti seekor anak domba manis - manis, tapi tidak bisa ditipu, kelakuannya tidak senonoh.
Mesias palsu akan berusaha menampilkan diri sebagai penuh kasih sayang seperti mesias asli.
Tapi bagaimanapun dia tidak dapat menyamai standar kesucian dan kasih yang diajarkan mesias asli.
Perkataan - perkataan dan perbuatannya akhirnya pasti menunjuk siapa dirinya dan di mana dirinya berasal.
Memang akhirnya berbicara kesucian moral sikap terhadap sesama kehidupan sex akan nampak siapa mesias palsu dan siapa mesias asli.
Karena pemalsuan yang canggih, maka penyesatan bisa dilakukan gerakan menentang Kristus.
Pemalsuan diusahakan mendekati aslinya.
Jika mendekati aslinya maka orang Kristenpun dapat disesatkan dan meninggalkan imannya.
Orang - orang pilihanpun disesatkan begitu kata Tuhan Yesus 💗
Sebab mesias - mesias palsu akan muncul dam mereka mengadakan tanda - tanda yang dasyat dan mujizat - mujizat sedemikian mungkin, sehingga mereka menyesatkan orang - orang pilihan juga, mustinya orang diberi kesempatan untuk menjadi Corpus Delicti gagal.
Ini umat pilihan.
Umat pilihan tidak pasti masuk surga, dipilih untuk punya kesempatan untuk masuk kerajaan.
Karena masalahnya ini, banyak orang kristen yang telah kehilangan Kekristenan yang sejati dan meninggalkan kesempurnaan Kristus.
Jika hal ini tidak diamalkan moral orang Kristen tidak lebih baik dari orang non Kristen.
Hal ini menghilangkan Injil yang murni, sehingga banyak orang non Kristen tidak menemukan Injil yang benar.
Orang Kristen sendiri juga mulai pindah agama,
karena melihat ternyata
orang Kristen juga brengsek.
Coba muncul orang - orang Kristen yang seperti Kristus.
Kita kembali kepada ke gereja mula - mula.
Alkitab 📚 memagari kemungkinan terjadinya penyesatan terkait dengan mesias yang asli dan mesias yang palsu.
Tuhan berkata ," Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi."
Mesias harus dari Bangsa Yahudi.
Perempuan itu berkata : "Aku tahu Mesias yang disebut Kristus, apabila Dia datang Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
Ini konteks percakapan di wilayah Israel.
Karena kitab suci mengatakan, Mesias berasal datang dari keturunan Daud.
Dari Kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal....jelas.
Dan kalau menyangkal Anak berarti menyangkal Bapa.
Tidak punya Anak, tidak punya Bapa.
Jangan lupa...Lusifer itulah antikris yang langsung berhadapan dengan Allah Anak.
Dan herannya Allah Anak tidak pernah meninggalkan Lusifer.
Orang di Surgapun malaikat yang muncul.
Waktu Allah Anak Yesus menjawab doa Daniel dengan ciri - ciri seperti yang dilihat oleh Yohanes di Pulau Patmos, Dia dicegah selama 21 hari oleh penguasa Persia itu Lusifer, yang turun itu Michael, Dia tidak mau, hebat...
Waktu menjadi manusia, Dia disakiti, Dia juga tidak melawan.
Dari hal itu Dia ditinggikan dari segalanya.
Ini Mesias yang benar yang ditampar pipi kanan beri pipi kiri.
Dan kesucianNya tak ada duanya.
Kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat itu sudah paling benar,
1. Tidak pernah ada kitab yang mengatakan Dia berdosa.
2. Dia lahir bukan dari manusia, Dia berasal dari Allah.
3. Dia tidak mati, tapi bangkit naik ke Surga.
Kalau ada mesias seperti itu kita tinggalkan Yesus.
Tidak pernah ada model seperti Yesus.
Wahyu 12 : 18
Sebagai berdiri menunjukkan ketegapan, kekuatan, kekokohan.
Lusifer itu ada di pantai, di tepi laut.
Ini menunjukkan tempat, pangkalan basis Lusifer.
Mengisyaratkan gerakan antikris memiliki tempat yang kokoh sebuah tempat yang permanen.
Antikris berdiri di pantai jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, yang menceritakan naga menentang Allah 💗
Naga itu menunjukkan tokoh antikris menjadikan pantai tepi laut sebagai pangkalannya.
Kalau dipersoalkan terutama dengan yang dikatakan Tuhan Yesus apabila orang berkata kepadamu Matius 24 : 26
lihat dia ada di padang gurun, jangan kamu pergi ke situ.
Kalau di Wahyu dia di pantai.
Apa tidak bertentangan ?
Padang gurun yang ada pantainya.
Banyak padang gurun, tapi yang ada pantainya jarang.
Di tepi laut tersebut ia berkolaborasi dengan binatang yang yang keluar dari laut.
Laut itu bagi orang Yahudi sebagai simbol kemenangan.
Binatang ini menunjuk kekuatan sebuah komunitas yang pada mulanya tidak jelas asal usulnya, sebab keluar dari laut.
Tapi karakternya striknya cocok dipakai Lusifer, dipakai naga itu.
Naga sebagai kekyataj penentang Allah Anak, bisa digunakan binatang sebagai penentang Kristus.
Binatang yang keluar dari laut sebagai komunitas yang paling strategis untuk menentang Kristus.
Hal ini menunjukkan kolaborasi antara kekuatan naga dengan binatang.
Binatang itu diberi kekuatan oleh sang naga.
Dan benar - benar kekuatan binatang tersebut luar biasa.
Digambarkan macan tutul, kakinya seperti beruang, luar bisa.
Jadi naga itu gambaran musuh Allah dan binatang itu anteknya yang dipakai, allahnya.
Binatang tersebut sebenarnya pada mulanya bukan komunitas yang kuat, bukan gerakan yang dasyat.
Binatang itu dikatakan kena luka, maka tampaklah kepadaku satu dari kepala - kepalanya seperti kena luka yang membahayakan.
Jadi banyak kepala - kepalanya, banyak pemimpin.
Tapi ketika luka itu sembuh binatang itu menjadi kuat sekali.
Kepala menunjuk suatu komunitas yang tidak memiliki pemimpin yang baik, tetapi ketika komunitas tersebut memiliki pemimpin yang baik yang digambarkan seperti luka yang sembuh, maka menjadi kekuatan yang luar biasa.
Begitu hebatnya kekuatan tersebut sehingga dapat memperluas kekuasaannya sampai ke seluruh dunia 🌏
Hal ini tidak mengherankan sebab naga yang memberi kekuatan kepada binatang itu.
Siapa yang sama seperti bintang itu, dan siapa yang hendak berperang melawan dia ?
Tinggal 1/4 karena begitu kuatnya.
Dengan kekuatan yang besar, bintang tersebut
menghujat Allah.
Artinya : membuat pernyataan - pernyataan yang bertentangan dengan apa yang diwahyukan Allah
Sebelum Yang diwahyukan itu Alkitab 📚 Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru .
Jadi sebaik apapun penampilan sebuah filsafat, ajaran, etika atau agama manapun yang bertentangan dengan yang sudah diwahyukan Allah ini Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berarti menghujat Allah.
Di dalam Wahyu 13 : 7 tertulis dan ia binatang itu diperkenan untuk berperang melawan orang - orang kudus artinya : orang - orang Kristen, dan itu mengalahkan mereka.
Dan kepadanya diberi kuasa dan setiap suku dan umat dan barisan - barisan.
Yang dimaksud dengan ia di sini binatang yang keluar dari laut tersebut yang berkolaborasi dengan antikris utama atau kekuatan antikris utama.
Disebut binatang hendaknya tidak ditafsirkan binatang secara harafiah.
Tetapi gerakan yang sangat kuat.
Sama seperti Anak Domba bukan berarti kambing yang duduk di takhta.
Kita 👥 harus mengerti hal - hal ini, nanti akan muncul.
Seperti misalnya bertakhta di bait Allah.
Tidak harus berbentuk orang.
Di mana ada bait Allah di situ ada sesuatu itu hanya kekuatan.
Bait Allah di Israel di Yerusalem.
Kemudian yang luar biasa adalah : gerakan tersebut diperkenani untuk melawan orang kudus, ini bisa menunjuk orang - orang Kristen yang dikalahkan, tapi mungkin juga bisa menunjuk bait suci di Yerusalem.
Sebuah komunitas paling tidak mantan umat pilihan Allah.
Jadi binatang tersebut akan mengungguli orang Kristen mengungguli umat pilihan Allah 💗 secara secara darah daging orang Yahudi.
Hal ini akan dibuktikan atau ditunjukkan penguasa bait Allah, antikris, itu bersifat permanen.
Kalau dikatakan diperkenan, Allah yang memberi perkenanan dengan memberi kuasa.
Kuasa di sini exousia
Dia akan berperang melawan orang - orang kudus.
Tentu kemenangan mengungguli orang - orang Kristen di sini bukan dalam arti moral kerohaniannya.
Sebab jelas bahwa Kekristenan dalam moral tidak terkalahkan, tidak tertandingi agama apapun.
Jadi kalau ada pernyataan orang Kristen brengsek yang salah bukan kekristenannya, tapi orang kristennya.
Orang percaya diajar untuk sempurna seperti Bapa 💗
Jadi tidak mungkin bisa tertandingi.
Tetapi kemenangan tersebut merupakan kemenangan secara politis.
Jadi binatang itu akan punya kekuatan secara politikel naga.
Kekuasaan lahiriah, dan Kejayaan perang atau kejayaan pedangnya.
Bahkan ia diberi kuasa setiap suku dan umat bahasa dan bangsa.
Ini berarti sudah perang suku melampaui bangsa.
Ini kekuasaan lahiriah.
Berbeda dengan pola pelayanan dalam keKristenan yang tidak menekankan hal kekuasaan lahiriah.
Lalu pertanyaannya mengapa Allah 💗 memberi kuasa kepada binatang itu untuk mengalahkan orang - orang kudus ?
Jawabnya tidak sulit sebagaimana Allah sering kemuliaan direndahkan oleh bangsa - bangsa lain oleh pemberontakan bangsa Israel.
Demikian pula Allah tidak segan - segan menyerahkan orang Kristen yang mestinya menjadi orang saleh menyimpang dari jalan kebenaran Tuhan, sehingga jatuh kekuasaannya.
Seperti yang telah terjadi di abad mula - mula, kekristenan bertumbuh secara luar biasa, bukan secara lahiriah, secara rohani.
Justru melalui aniaya mereka menjadi orang -orang yang begitu unggul.
Wahyu 12 : 6
Telah kita pelajari gereja 💒 dipelihara di padang gurun justru melalui aniaya digambarkan padang gurun iman orang percaya menjadi murah.
Tetapi Setelah kekristenan menjadi agama negara terjadi kemerosotan yang sangat parah terjadi abad ke 5, itu kekristenan merosot.
Secara politis, secara lahiriah kekristenan luar biasa, karena bisa menaklukkan Roma.
Tetapi secara rohani merosot.
Setelah kekristenan menjadi begitu kuat terjadi perdebatan antara para pemimpin, uskup, para pemimpin - pemimpin gereja terjadi pengucilan bahkan tidak jarang sampai pada penghukuman dan disiplin terhadap orang - orang padahal sesama pendeta, sesama rohaniwan.
Kemuliaan Tuhan 💗akhirnya jatuh, dan Allah membiarkan.
Tidak sedikit gereja berubah menjadi tempat ibadah agama lain.
Termasuk gereja 💒 yang terbaik pada jamannya.
Bahkan kemudian orang - orang Kristen dikalahkan oleh suatu gerakan yang hebat di mana orang - orang Kristen berpindah agama pada waktu itu.
Sebelum berpindah sebenarnya mereka belum memiliki iman yang murni.
Selain pada mulanya mereka adalah orang - orang kafir, yang masuk kristen karena kekaisaran Roma, kekristenan juga sudah merosot.
Kekristenan yang asli yang dimiliki para rohaniwan merosot.
Sementara orang - orang 👥 dipaksa menjadi Kristen.
Kulitnya Kristen dalamnya tidak Kristen yang muncul kekuatan baru.
Sampai hari ini wilayah kristen tidak menjadi wilayah Kristen.
Kekristenan yang diajarkan Tuhan Yesus 💗 yang diteruskan rasul - rasul telah hilang.
Tidak mengherankan banyak orang Kristen jadi murtad, tidak memiliki landasan iman yang benar.
Banyak gereja telah menjadi rumah ibadah agama lain.
Ini merupakan suatu keadaan yang luar biasa mendukakan.
Banyak wilayah yang dulu Kristen, sekarang tidak Kristen lagi.
Krynsantium pusat gereja sekarang gereja 💒termegah Hagiasopha sudah menjadi musium, sempet menjadi rumah ibadah agama lain dengan atribut - atribut yang bukan agama Kristen.
Dan masyarakatnya juga sudah tidak menjadi orang Kristen selamanya.
Sama dengan Etiopia selamanya tidak menjadi orang percaya.
Hari ini kita melihat sebagian Afrika, Irak, Iran, Siria sebagian wilayah timur tengah selama berabad - abad pernah menjadi wilayah Kristen, sekarang sama sekali tidak, bahkan sampai selamanya.
Tidak terbayangkan betapa dasyatnya perpindahan itu.
Inilah kemurtadan besar yang dimaksud Injil Yohanes yang dikatakan oleh Tesalonika.
Nubuat tersebut menyatakan bahwa suatu hari akan datang seorang antikristos ini Yohanes.
Ada antikristoi.
Ada banyak antikristus termasuk kaisar Nero.
Antikristoi ini jamak.
Tapi Yohanes menunjuk adanya antikristos berarti : memang tunggal, ada sosok tunggal.
Dalam hal ini memandang antikris bukan hanya satu sosok tunggal di dalam, tetapi juga komunitas. Selanjutnya Yohanes berkata mereka tidak sungguh - sungguh termasuk di dalamnya.
Yang tadinya Kristen lalu tidak jadi Kristen.
Sebagaimana dasarnya,
kulitnya Kristen dalamnya tidak.
Banyak orang kafir berubah menjadi Kristen, karena paksaan kekuasaan Roma pada waktu agama kristen disahkan sebagai agama negara th 380 masehi.
Itulah sebabnya iman mereka begitu rapuh.
Takala mereka menghadapi ekspansi kekuatan militer ajaran agama lain, sehingga mereka 👥 meninggalkan salib dan menyangkal Yesus atau murtad.
Sebab memang dasarnya mereka belum memiliki iman yang benar.
Itulah sebabnya Yohanes menyatakan, bahwa
mereka tidak sungguh - sungguh termasuk pada kita.
Kita ini orang percaya.
Selanjutnya kalau Yohanes berkata, bahwa akan ada antikristos itu tunggal.
Itu tidak menunjuk nanti setelah th 2018.
Itu sekitar th 80, th 90 masehi.
Jadi nantinya itu bukan terhitung dari sekarang.
Terhitung dari waktu itu.
Jadi kalau lihat akhir zaman bukan futuris, tetapi juga historis.
Pada hari - hari terakhir tidak menunjuk hari di mana kita hidup hari ini.
Seperti Kisah Rasul 2 : 17 - 21
Akan terjadi pada hari terakhir demikianlah firman Allah, "Pada hari terakhir Aku akan mencurahkan RohKu."
Itu kitab Yoel.
Itu digenapi pada zaman murid - murid Tuhan Yesus
Bukan nanti, tapi sekarang sudah...
Dan tidak ada nubuatan yang digenapi dua kali.
Dan pada waktu peristiwa Pentakosta itu sebenarnya merupakan deklarasi, bahwa sejak itu Roh Kudus 💗 akan bekerja membangun gerejaNya.
Itu intinya.
Dan pada waktu terjadi harus ada tanda.
Kalau tidak orang tidak tahu bahwa itu sudah terjadi.
Sebab Yohanes Pembaptis berkata Dia akan membaptis kamu dengan api.
Dengan Roh dan Api.
Harus ada api, gemuruh ada tanda.
Oleh sebab itu kalau membaca Alkitab 📚 tidak ada kata - kata seperti zaman akhir, hari terakhir, waktu kemudian.
Itu tidak menunjuk kedatangan Tuhan kedua kali atau paraosia.
Nanti yang membahayakan bukan antikris itu, tetapi
matrealisme.
2 Tesalonika 2 : 1 - 8
Kata manusia durhaka yang harus binasa, Manusia tidak berhukum.
Tentu tidak terhukum di sini titik bijaknya adalah hukum Tuhan yang tertulis dalam Alkitab 📚 bukan kitab Wahyu.
Bahkan sekalipun kitab yang diakui sebagai wahyu dari Allah.
Sebab kalau kita percaya Allah dari wahyu kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Kita mengetahui hukum - hukum Allah mengenai kasih :
- Mengasihi musuh.
- Pernikahan monogami.
Tokoh Antikris tokoh yang tidak memperdulikan ketetapan itu, dan berbuat apa yang dipandangnya baik.
Menghalalkan apa yang tidak sesuai ketetapan Tuhan 💗 dengan berbagai alasan.
Seakan - akan mengenai pengecualian - pengecualian.
JBU 🌷
RH Truth Daily Enlightenment “MENJADI YANG TERPILIH” Pdt. DR. Erastus Sabdono 23 September 2018
Banyak orang salah memahami yang dimaksud dengan menjadi umat pilihan.
Mereka memandang yang disebut umat pilihan pasti masuk surga.
Sebenarnya menjadi umat pilihan berarti menjadi orang-orang yang diberi kesempatan untuk menjadi orang-orang yang berkarakter seperti Allah.
Ini sama dengan berkodrat Ilahi (1Tim. 6:11).
Hal ini terjadi hanya pada zaman Injil diberitakan, dan adanya penebusan oleh darah Tuhan Yesus Kristus, dimana manusia dapat diproses menjadi manusia seperti rancangan semula, yaitu berkodrat Ilahi.
Manusia yang sudah jatuh dalam dosa adalah manusia 👥 yang tidak lagi berkodrat Ilahi.
Keselamatan adalah usaha Tuhan mengembalikan manusia agar dapat kembali berkodrat Ilahi. Itulah sebabnya Tuhan menyediakan sarana guna mewujudkannya.
Orang Kristen disebut sebagai umat pilihan yang khusus dan istimewa, karena tidak semua orang bisa mendengar berita Injil.
Kalau Alkitab 📚 menyatakan bahwa Allah memilih, itu bukan berarti manusia yang dipilih pasti selamat.
Dipilih disini artinya diberi kesempatan atau memiliki peluang untuk mendengar Injil, diproses sehingga berkodrat Ilahi.
Kalau Alkitab menyatakan bahwa ada orang-orang yang dipilih, artinya bahwa tidak semua manusia “memiliki kesempatan” untuk menerima keselamatan dalam Yesus Kristus.
Hal ini sungguh-sungguh tergantung pada kedaulatan Tuhan 💗 sepenuhnya.
Ada orang-orang yang diberi kesempatan mendengar Injil dan kesanggupan untuk menerima-Nya, tetapi ada yang tidak memiliki kesempatan mendengar Injil sama sekali dan kemampuan untuk menerima-Nya.
Harus dipahami bahwa:
Kesempatan menjadi orang pilihan bukanlah jaminan seseorang bisa benar-benar terpilih dan pasti selamat masuk surga.
Tuhan Yesus 💗menyatakan bahwa banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang terpilih (Mat. 22:14).
Orang yang terpanggil adalah orang-orang yang diberi kesempatan untuk menjadi orang yang terpilih, tetapi orang yang terpanggil untuk terpilih ini tidak semua benar-benar menjadi orang pilihan selamat masuk surga.
Dari semua yang “orang yang diundang” ada yang tidak diperkenan menikmati pesta perjamuan, artinya tidak terpilih (Luk. 22: 1-13).
Kesempatan sebagai orang terpilih untuk diundang, tidak dimiliki semua orang 👥
Ini bisa dikarenakan oleh beberapa faktor. Yaitu:
Faktor pertama, mereka hidup sebelum zaman anugerah, yaitu zaman sebelum kedatangan Tuhan Yesus ke dunia.
Dalam hal ini Tuhan Yesus tegas berkata: Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.
Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa 💗dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu (Yoh. 15:16).
Faktor kedua, mereka tidak terjangkau Injil.
Banyak orang 👥 hidup pada zaman anugerah, tetapi mereka tidak pernah mendengar Injil.
Mereka yang ada di pelosok-pelosok jauh dari jangkauan pemberitaan Injil.
Alat transportasi dan teknologi komunikasi belum menjamah mereka.
Mereka adalah orang-orang yang terisolir dari masyarakat modern.
Posisi mereka sebenarnya tidak berbeda dengan orang yang hidup sebelum zaman Tuhan Yesus yang tidak mendengar Injil.
Faktor ketiga, mereka mendengar Injil yang salah.
Mereka mendengar Injil dari sumber yang salah. Sejak kecil sudah mendengar cerita atau berita mengenai Tuhan Yesus Kristus, tetapi dari sumber yang salah.
Pengertian mereka telah dibutakan oleh fitnah terhadap Injil.
Semua ini membuat mereka tidak akan pernah menerima Injil bahkan tidak pernah ramah terhadap Injil, terhadap gereja sebagai institusi dan orang Kristen 👥secara individu.
Sebagian mereka terkondisi menentang Injil sampai hatinya membatu sehingga tidak pernah menjadi orang percaya.
Faktor keempat, memiliki cacat fisik dan psikis. Mereka hidup pada zaman anugerah, tetapi oleh karena kelemahan fisik, cacat mental dan berbagai faktor fisik maupun psikis sehingga mereka tidak bisa menerima Injil secara memadai.
Dalam Matius 22:1-14, menunjukkan Tuhan yang digambarkan sebagai seorang raja yang mengadakan pesta, dan mengundang tamu-tamu istimewa untuk menikmati jamuannya.
Tetapi tamu-tamu istimewa yang diundangnya tidak datang. Kemudian raja itu memerintahkan mengundang siapa saja yang bisa dijumpai, maka banyaklah tamu-tamu undangan dalam pestanya. Mereka yang diundang inipun tidak semua berpakaian pesta.
Orang yang tidak memakai pakaian pesta menunjuk kepada orang yang tidak serius menanggapi panggilan Tuhan 💗 untuk menjadi manusia pilihan-Nya.
Dengan demikian, jelaslah bahwa untuk menjadi manusia pilihan yang terpilih artinya berhasil mengubah diri berkodrat Ilahi seseorang harus memenuhi persyaratannya.
Persyaratan tersebut adalah respon yang memuat penghargaan terhadap anugerah yang Tuhan 💗 sediakan bagi manusia yang mau atau memberi diri untuk digarap-Nya.
Menjadi manusia pilihan tidak tergantung pada kedaulatan Tuhan semata-mata,
tetapi juga pada pilihan manusia itu.
Perhatikan: “Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih” (ay. 14).
Apa artinya ini? Ya jelas banyak yang mendengar Injil, tetapi tidak semua meresponinya dengan benar.
Tanpa respon, maka Injil hanya menjadi berita kosong yang tidak berarti. Injil atau perkataan Tuhan itulah yang menghakiminya (Yoh. 12:48-49).
Perumpamaan di Matius 22:1-14 menunjukkan dengan sangat jelas pentingnya respon manusia atas anugerah-Nya.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAqimdI
Mereka memandang yang disebut umat pilihan pasti masuk surga.
Sebenarnya menjadi umat pilihan berarti menjadi orang-orang yang diberi kesempatan untuk menjadi orang-orang yang berkarakter seperti Allah.
Ini sama dengan berkodrat Ilahi (1Tim. 6:11).
Hal ini terjadi hanya pada zaman Injil diberitakan, dan adanya penebusan oleh darah Tuhan Yesus Kristus, dimana manusia dapat diproses menjadi manusia seperti rancangan semula, yaitu berkodrat Ilahi.
Manusia yang sudah jatuh dalam dosa adalah manusia 👥 yang tidak lagi berkodrat Ilahi.
Keselamatan adalah usaha Tuhan mengembalikan manusia agar dapat kembali berkodrat Ilahi. Itulah sebabnya Tuhan menyediakan sarana guna mewujudkannya.
Orang Kristen disebut sebagai umat pilihan yang khusus dan istimewa, karena tidak semua orang bisa mendengar berita Injil.
Kalau Alkitab 📚 menyatakan bahwa Allah memilih, itu bukan berarti manusia yang dipilih pasti selamat.
Dipilih disini artinya diberi kesempatan atau memiliki peluang untuk mendengar Injil, diproses sehingga berkodrat Ilahi.
Kalau Alkitab menyatakan bahwa ada orang-orang yang dipilih, artinya bahwa tidak semua manusia “memiliki kesempatan” untuk menerima keselamatan dalam Yesus Kristus.
Hal ini sungguh-sungguh tergantung pada kedaulatan Tuhan 💗 sepenuhnya.
Ada orang-orang yang diberi kesempatan mendengar Injil dan kesanggupan untuk menerima-Nya, tetapi ada yang tidak memiliki kesempatan mendengar Injil sama sekali dan kemampuan untuk menerima-Nya.
Harus dipahami bahwa:
Kesempatan menjadi orang pilihan bukanlah jaminan seseorang bisa benar-benar terpilih dan pasti selamat masuk surga.
Tuhan Yesus 💗menyatakan bahwa banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang terpilih (Mat. 22:14).
Orang yang terpanggil adalah orang-orang yang diberi kesempatan untuk menjadi orang yang terpilih, tetapi orang yang terpanggil untuk terpilih ini tidak semua benar-benar menjadi orang pilihan selamat masuk surga.
Dari semua yang “orang yang diundang” ada yang tidak diperkenan menikmati pesta perjamuan, artinya tidak terpilih (Luk. 22: 1-13).
Kesempatan sebagai orang terpilih untuk diundang, tidak dimiliki semua orang 👥
Ini bisa dikarenakan oleh beberapa faktor. Yaitu:
Faktor pertama, mereka hidup sebelum zaman anugerah, yaitu zaman sebelum kedatangan Tuhan Yesus ke dunia.
Dalam hal ini Tuhan Yesus tegas berkata: Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.
Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa 💗dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu (Yoh. 15:16).
Faktor kedua, mereka tidak terjangkau Injil.
Banyak orang 👥 hidup pada zaman anugerah, tetapi mereka tidak pernah mendengar Injil.
Mereka yang ada di pelosok-pelosok jauh dari jangkauan pemberitaan Injil.
Alat transportasi dan teknologi komunikasi belum menjamah mereka.
Mereka adalah orang-orang yang terisolir dari masyarakat modern.
Posisi mereka sebenarnya tidak berbeda dengan orang yang hidup sebelum zaman Tuhan Yesus yang tidak mendengar Injil.
Faktor ketiga, mereka mendengar Injil yang salah.
Mereka mendengar Injil dari sumber yang salah. Sejak kecil sudah mendengar cerita atau berita mengenai Tuhan Yesus Kristus, tetapi dari sumber yang salah.
Pengertian mereka telah dibutakan oleh fitnah terhadap Injil.
Semua ini membuat mereka tidak akan pernah menerima Injil bahkan tidak pernah ramah terhadap Injil, terhadap gereja sebagai institusi dan orang Kristen 👥secara individu.
Sebagian mereka terkondisi menentang Injil sampai hatinya membatu sehingga tidak pernah menjadi orang percaya.
Faktor keempat, memiliki cacat fisik dan psikis. Mereka hidup pada zaman anugerah, tetapi oleh karena kelemahan fisik, cacat mental dan berbagai faktor fisik maupun psikis sehingga mereka tidak bisa menerima Injil secara memadai.
Dalam Matius 22:1-14, menunjukkan Tuhan yang digambarkan sebagai seorang raja yang mengadakan pesta, dan mengundang tamu-tamu istimewa untuk menikmati jamuannya.
Tetapi tamu-tamu istimewa yang diundangnya tidak datang. Kemudian raja itu memerintahkan mengundang siapa saja yang bisa dijumpai, maka banyaklah tamu-tamu undangan dalam pestanya. Mereka yang diundang inipun tidak semua berpakaian pesta.
Orang yang tidak memakai pakaian pesta menunjuk kepada orang yang tidak serius menanggapi panggilan Tuhan 💗 untuk menjadi manusia pilihan-Nya.
Dengan demikian, jelaslah bahwa untuk menjadi manusia pilihan yang terpilih artinya berhasil mengubah diri berkodrat Ilahi seseorang harus memenuhi persyaratannya.
Persyaratan tersebut adalah respon yang memuat penghargaan terhadap anugerah yang Tuhan 💗 sediakan bagi manusia yang mau atau memberi diri untuk digarap-Nya.
Menjadi manusia pilihan tidak tergantung pada kedaulatan Tuhan semata-mata,
tetapi juga pada pilihan manusia itu.
Perhatikan: “Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih” (ay. 14).
Apa artinya ini? Ya jelas banyak yang mendengar Injil, tetapi tidak semua meresponinya dengan benar.
Tanpa respon, maka Injil hanya menjadi berita kosong yang tidak berarti. Injil atau perkataan Tuhan itulah yang menghakiminya (Yoh. 12:48-49).
Perumpamaan di Matius 22:1-14 menunjukkan dengan sangat jelas pentingnya respon manusia atas anugerah-Nya.
JBU
https://overcast.fm/+IqOAqimdI
Jumat, 21 September 2018
RH Truth Daily Enlightenment “KERJASAMA DENGAN ROH KUDUS” Pdt. DR. Erastus Sabdono 22 September 2018
Perubahan kodrat tidak mungkin terjadi atau berlangsung dalam kehidupan seseorang tanpa pertaruhan segenap hidupnya.
Bila kita 👥 mengamati kehidupan Abraham yang menjadi teladan iman kita, dimana orang percaya diajar untuk memiliki iman seperti itu, Abraham memiliki respon yang positif kuat terhadap kehendak Allah (Kej. 15:6).
Alkitab 📚 mencatat bahwa Abraham bapa orang percaya dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah. Abraham disebut sebagai sahabat Tuhan dan imannya diperhitungkan sebagai kebenaran, setelah ia menunjukkan imannya dengan perbuatannya (Yak. 2:21-23).
Respon Abraham nampak nyata dari sejak ia keluar dari Urkasdim.
Itulah awal dari perjalanan iman Abraham.
Dari langkahnya meninggalkan Urkasdim sampai ia menaati perintah Tuhan untuk mengorbankan anaknya Ishak sebagai korban bakaran, nampak nyata responnya terhadap Tuhan.
Kalau Abraham menolak meninggalkan Urkasdim,
ia tidak pernah menjadi nenek moyang umat pilihan Allah 💗
dan dinyatakan sebagai bapa orang percaya.
Respon itu bukan hanya satu tindakan saja dan dalam satu kali peristiwa, juga tidak sesaat saja. Respon haruslah tindakan terus menerus, sebuah akumulasi (penumpukan atau pengumpulan) respon yang membawa seseorang kepada tingkat percaya yang murni, seperti yang dimiliki Abraham. Sejak Abraham keluar dari Urkasdim sampai hari tuanya, dimana ia harus mengorbankan Ishak, adalah rentetan pergumulan yang melaluinya Abraham disempurnakan.
Dari hal ini iman Abraham baru teruji kemurniannya.
Respon di sini juga bukan hanya sebuah persetujuan pikiran bahwa kita setuju dengan apa yang Tuhan 💗 katakan, tetapi respon adalah tindakan konkret yang menunjukkan percaya kita kepada-Nya. Dengan demikian jelaslah bahwa iman bukanlah aktivitas nalar semata-mata tetapi tindakan konkret. Iman tidak hanya di pikiran atau di bibir, tetapi dalam seluruh wilayah hidup dan di sepanjang waktunya. Apakah Abraham melakukan semua perintah dan kehendak Allah karena Tuhan yang menggerakkannya secara mutlak, sehingga sekalipun Abraham tidak berminat melakukannya pun ia akan tetap akan melakukannya, sebab Tuhan menghendaki? Tentu tidak.
Abraham memang memilih untuk taat.
Itulah sebabnya ia disebut sebagai sahabat Allah.
Ia bukan sahabat paksaan atau sahabat buatan karena terpaksa atau karena tekanan, tetapi dengan rela Abraham mau menjadi sahabat Tuhan dengan segala harga yang harus dibayar.
Dengan demikian harus dimengerti bahwa iman bukanlah anugerah gratis, tetapi tindakan dari keputusan atau pilihan inividu yang bersedia menuruti kehendak-Nya.
Respon bukanlah ucapan bibir percaya atau setuju dengan apa yang diberitakan, tetapi iman juga dinyatakan dalam tindakan konkret.
Dalam hal ini, kita dapat mengerti mengapa Yakobus menegaskan dalam suratnya sebagai berikut: Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna (Yak. 2:17-26).
Iman sempurna melalui tindakan perbuatan nyata selama bertahun-tahun, sampai membangun sebuah iman yang murni.
Tindakan-tindakan inilah yang sebenarnya disebut sebagai respon.
Dalam proses perubahan kodrat, Tuhan 💗 bekerja sangat aktif melalui Roh Kudus di dalam hati manusia yang menerima taburan kebenaran Firman Tuhan; tetapi bagaimanapun kecilnya, manusia juga memiliki respon yang sangat dihargai Tuhan. Itulah sebabnya panggilan untuk bertobat, bertumbuh, mendengar Firman Tuhan ditujukan kepada manusia agar manusia memberikan respon.
Kalau respon manusia tidak dibutuhkan, maka Tuhan Yesus tidak perlu berseru agar manusia bertobat (Mat. 3:2; 4:17).
Di sini kita menemukan misteri yang tidak terpecahkan dengan mudah.
Satu sisi Tuhan berkata bahwa kita 👥 harus mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar, tetapi sisi lain dikatakan bahwa Allahlah yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya (Flp. 2:12).
Dua-duanya harus diakui: Bahwa Tuhan 💗mengerjakan di dalam diri kita kehendak-Nya, tetapi di dalam diri kita juga harus ada kehendak kita sendiri yang dikobarkan untuk menyambut karya-Nya.
Pada akhirnya,
Terbentuknya kodrat Ilahi dalam kehidupan seseorang merupakan kerjasama
antara Tuhan yang diwakili oleh Roh Kudus dengan orang percaya
yang sungguh-sungguh memberi diri digarap oleh Tuhan.
Respon manusia 👥terhadap anugerah agar memiliki kodrat Ilahi, dimulai ketika seseorang harus mau percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam persetujuan pikiran dan pernyataan bibir.
Ini adalah langkah awal yang harus dilakukan dan nilainya mutlak.
Banyak sarana yang dipakai Tuhan untuk membuat seseorang mengenal Dia.
Tetapi setelah mengenal Dia, maka orang percaya harus mengisi atau menunjukkan percayanya dengan tindakan konkret. Tindakan konkret itu adalah berjuang untuk mengubah kodrat, dari kodrat dosa ke kodrat Ilahi. Ini merupakan agenda satu-satunya dalam hidup ini dan perjalanan panjang yang harus dijalani sampai seseorang menutup mata.
JBU
https://overcast.fm/+IqOB_A5l0
Bila kita 👥 mengamati kehidupan Abraham yang menjadi teladan iman kita, dimana orang percaya diajar untuk memiliki iman seperti itu, Abraham memiliki respon yang positif kuat terhadap kehendak Allah (Kej. 15:6).
Alkitab 📚 mencatat bahwa Abraham bapa orang percaya dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah. Abraham disebut sebagai sahabat Tuhan dan imannya diperhitungkan sebagai kebenaran, setelah ia menunjukkan imannya dengan perbuatannya (Yak. 2:21-23).
Respon Abraham nampak nyata dari sejak ia keluar dari Urkasdim.
Itulah awal dari perjalanan iman Abraham.
Dari langkahnya meninggalkan Urkasdim sampai ia menaati perintah Tuhan untuk mengorbankan anaknya Ishak sebagai korban bakaran, nampak nyata responnya terhadap Tuhan.
Kalau Abraham menolak meninggalkan Urkasdim,
ia tidak pernah menjadi nenek moyang umat pilihan Allah 💗
dan dinyatakan sebagai bapa orang percaya.
Respon itu bukan hanya satu tindakan saja dan dalam satu kali peristiwa, juga tidak sesaat saja. Respon haruslah tindakan terus menerus, sebuah akumulasi (penumpukan atau pengumpulan) respon yang membawa seseorang kepada tingkat percaya yang murni, seperti yang dimiliki Abraham. Sejak Abraham keluar dari Urkasdim sampai hari tuanya, dimana ia harus mengorbankan Ishak, adalah rentetan pergumulan yang melaluinya Abraham disempurnakan.
Dari hal ini iman Abraham baru teruji kemurniannya.
Respon di sini juga bukan hanya sebuah persetujuan pikiran bahwa kita setuju dengan apa yang Tuhan 💗 katakan, tetapi respon adalah tindakan konkret yang menunjukkan percaya kita kepada-Nya. Dengan demikian jelaslah bahwa iman bukanlah aktivitas nalar semata-mata tetapi tindakan konkret. Iman tidak hanya di pikiran atau di bibir, tetapi dalam seluruh wilayah hidup dan di sepanjang waktunya. Apakah Abraham melakukan semua perintah dan kehendak Allah karena Tuhan yang menggerakkannya secara mutlak, sehingga sekalipun Abraham tidak berminat melakukannya pun ia akan tetap akan melakukannya, sebab Tuhan menghendaki? Tentu tidak.
Abraham memang memilih untuk taat.
Itulah sebabnya ia disebut sebagai sahabat Allah.
Ia bukan sahabat paksaan atau sahabat buatan karena terpaksa atau karena tekanan, tetapi dengan rela Abraham mau menjadi sahabat Tuhan dengan segala harga yang harus dibayar.
Dengan demikian harus dimengerti bahwa iman bukanlah anugerah gratis, tetapi tindakan dari keputusan atau pilihan inividu yang bersedia menuruti kehendak-Nya.
Respon bukanlah ucapan bibir percaya atau setuju dengan apa yang diberitakan, tetapi iman juga dinyatakan dalam tindakan konkret.
Dalam hal ini, kita dapat mengerti mengapa Yakobus menegaskan dalam suratnya sebagai berikut: Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna (Yak. 2:17-26).
Iman sempurna melalui tindakan perbuatan nyata selama bertahun-tahun, sampai membangun sebuah iman yang murni.
Tindakan-tindakan inilah yang sebenarnya disebut sebagai respon.
Dalam proses perubahan kodrat, Tuhan 💗 bekerja sangat aktif melalui Roh Kudus di dalam hati manusia yang menerima taburan kebenaran Firman Tuhan; tetapi bagaimanapun kecilnya, manusia juga memiliki respon yang sangat dihargai Tuhan. Itulah sebabnya panggilan untuk bertobat, bertumbuh, mendengar Firman Tuhan ditujukan kepada manusia agar manusia memberikan respon.
Kalau respon manusia tidak dibutuhkan, maka Tuhan Yesus tidak perlu berseru agar manusia bertobat (Mat. 3:2; 4:17).
Di sini kita menemukan misteri yang tidak terpecahkan dengan mudah.
Satu sisi Tuhan berkata bahwa kita 👥 harus mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar, tetapi sisi lain dikatakan bahwa Allahlah yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya (Flp. 2:12).
Dua-duanya harus diakui: Bahwa Tuhan 💗mengerjakan di dalam diri kita kehendak-Nya, tetapi di dalam diri kita juga harus ada kehendak kita sendiri yang dikobarkan untuk menyambut karya-Nya.
Pada akhirnya,
Terbentuknya kodrat Ilahi dalam kehidupan seseorang merupakan kerjasama
antara Tuhan yang diwakili oleh Roh Kudus dengan orang percaya
yang sungguh-sungguh memberi diri digarap oleh Tuhan.
Respon manusia 👥terhadap anugerah agar memiliki kodrat Ilahi, dimulai ketika seseorang harus mau percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam persetujuan pikiran dan pernyataan bibir.
Ini adalah langkah awal yang harus dilakukan dan nilainya mutlak.
Banyak sarana yang dipakai Tuhan untuk membuat seseorang mengenal Dia.
Tetapi setelah mengenal Dia, maka orang percaya harus mengisi atau menunjukkan percayanya dengan tindakan konkret. Tindakan konkret itu adalah berjuang untuk mengubah kodrat, dari kodrat dosa ke kodrat Ilahi. Ini merupakan agenda satu-satunya dalam hidup ini dan perjalanan panjang yang harus dijalani sampai seseorang menutup mata.
JBU
https://overcast.fm/+IqOB_A5l0
Kamis, 20 September 2018
RH Truth Daily Enlightenment “INDEPENDENSI DALAM PROSES PERUBAHAN KODRAT” Pdt. DR. Erastus Sabdono 21 September 2018
Peran inidividu dalam meresponi penggarapan Allah guna berkodrat Ilahi disebut independensi. Indipendensi artinya keadaan dimana seseorang tidak dikendalikan oleh pihak lain dalam bertindak mengambil keputusan dan pilihan.
Terkait dengan kehendak bebas, berarti seseorang tidak terikat oleh siapa pun dalam mengambil keputusan karena tidak ada pihak lain yang mengendalikan dan menentukannya.
Dengan demikian, sesungguhnya setiap orang dapat menentukan apakah memberi diri diubah menjadi seorang yang berkodrat Ilahi atau tetap berkodrat manusia. Dalam hal ini, bukan Tuhan yang menentukan seseorang dipastikan berkodrat Ilahi dan yang lain tidak.
Tetapi tergantung kepada masing-masing individu, bagaimana ia meresponi penggarapan Allah 💗
Manusia memiliki pikiran dan perasaan yang dapat menciptakan atau membangun suatu keinginan.
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa manusia dapat memiliki pikiran dan perasaan, sehingga dapat membangun atau menciptakan keinginan dari dirinya sendiri.
Justru pikiran dan perasaan diadakan oleh Allah, memampukan setiap individu memiliki kehendak dari diri sendirinya.
Pikiran dan perasaan dapat memproduksi kehendak atau keinginan apa saja. Dalam hal ini, betapa berbahayanya kalau seseorang mengumbar keinginan, sebab hal ini bisa membinasakan seseorang.
Orang percaya harus bisa menyangkal diri, artinya mengendalikan hasrat atau keinginan, sehingga hanya mengingini apa yang dikehendaki oleh Allah 💗
Keinginan dan hasrat dalam diri seseorang menentukan kodrat orang tersebut.
Kalau keinginan seseorang adalah dunia 🌏 ini, maka ia berkodrat dunia atau berkodrat manusia; tetapi kalau seseorang mengingini melakukan kehendak Allah saja, makaia berkodrat Ilahi.
Allah juga memiliki indipendensi, sehingga Allah berdaulat. Kedaulatan Allah tidak menghilangkan kedaulatan manusia.
Kedaulatan Allah tidak terletak padatindakannya menentukan segala sesuatu berdasarkan keputusan dan pilihan-Nya, tetapi terletak pada tindakan-Nya menegakkan keadilan dari hukum atau tatanan-Nya.
Seperti misalnya hukum-Nya adalah apa yang ditabur seseorang itu juga akan dituainya.
Allah dalam kedaulatan-Nya menegakkan hukum itu. Ia tidak akan menyangkali hakikat-Nya yang memberi kehendak bebas kepada makhluk ciptaan-Nya, termasuk manusia.
Kedaulatan Allah bukan pada tindakan-Nya yang secara sewenang-wenang menentukan sekelompok orang dapat mengalami Kelahiran Baru dan yang lain tidak.
Kedaulatan-Nya terletak pada integritas-Nya yang kokoh
dalam menegakkan tatanan-Nya
tanpa bisa dipengaruhin oleh apapun dan siapapun.
Manusia 👥 diberi independensi atau kedaulatan dalam areanya.
Memang demikian kenyataannya, bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah, di dalamnya termasuk independensinya.
Dalam beberapa kesempatan Tuhan Yesus 💗 sudah mengingatkan Yudas agar tidak melakukan kesalahan, tetapi Yudas tetap memilih untuk menjual Gurunya.
Akhirnya, Tuhan Yesus membiarkan apa yang akan dilakukan oleh Yudas. Jika Tuhan 💗 sudah mengingatkan seseorang dan ia berkeras dalam niatnya, maka Tuhan akan membiarkan ia berbuat apa yang hendak dilakukannya.
Dalam hal ini Tuhan menghargai independensi seseorang.
Semua kejadian dan kisah yang lain yang dapat kita peroleh baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menunjukkan bahwa Tuhan menghargai independensi atau kemandirian manusia.
Independensi akan menciptakan sebuah kepartneran atau kemitraan yang proporsional antara Tuhan dan manusia 👥
Bukan sebuah mekanisme hubungan yang dinaskahkan, sehingga semua berjalan seperti mesin tanpa perasaan yang wajar atau seperti sebuah sandiwara.
Firman yang memerintahkan agar manusia mengasihi Tuhan💗 dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan, menunjukkan dengan jelas bahwa manusia independen.
Manusia harus mengendalikan perasaan, pikiran dan kehendaknya agar dapat dengan rela mengasihi Tuhan secara proporsional dan natural (Mat. 22:37-40).
Dengan kemitraan yang dibangun dari independensi masing-masing pihak, maka kemitraannya menjadi berkualitas.
Tidak ada unsur pemaksaan dan tidak kaku.
Dengan demikian,
Independensi adalah pilar utama untuk menciptakan
sebuah kemitraan yang ideal dengan Allah.
Tentu saja selama manusia bisa mengimbangi keagungan Pribadi dan kesucian-Nya. Dalam hal ini manusia bisa memberi diri digarap oleh Allah melalui Roh Kudus untuk berkodrat Ilahi atau menolaknya, sehingga tidak pernah berkodrat Ilahi.
Jika demikian berarti rancangan Allah semula tidak terealisir dalam kehidupan orang tersebut.
Di Perjanjian Baru yaitu di zaman anugerah Allah memberikan kasih karunia yang memungkinkan umat pilihan bisa berkodrat Ilahi atau dikembalikan ke rancangan semula.
Namun demikian, walaupun Tuhan memberikan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya, tetapi Roh Kudus tidak akan memaksakan kehendak-Nya.
Orang percaya harus memiliki kesediaan untuk hidup dalam penggarapan Allah 💗 agar dapat berkodrat Ilahi.
Jika tidak, maka Roh Kudus bisa didukakan, sampai bisa tingkat menghujat Roh Kudus (Ef. 4:30).
Jika sampai menghujat Roh Kudus, maka berarti seseorang gagal memiliki kodrat Ilahi.
JBU
Terkait dengan kehendak bebas, berarti seseorang tidak terikat oleh siapa pun dalam mengambil keputusan karena tidak ada pihak lain yang mengendalikan dan menentukannya.
Dengan demikian, sesungguhnya setiap orang dapat menentukan apakah memberi diri diubah menjadi seorang yang berkodrat Ilahi atau tetap berkodrat manusia. Dalam hal ini, bukan Tuhan yang menentukan seseorang dipastikan berkodrat Ilahi dan yang lain tidak.
Tetapi tergantung kepada masing-masing individu, bagaimana ia meresponi penggarapan Allah 💗
Manusia memiliki pikiran dan perasaan yang dapat menciptakan atau membangun suatu keinginan.
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa manusia dapat memiliki pikiran dan perasaan, sehingga dapat membangun atau menciptakan keinginan dari dirinya sendiri.
Justru pikiran dan perasaan diadakan oleh Allah, memampukan setiap individu memiliki kehendak dari diri sendirinya.
Pikiran dan perasaan dapat memproduksi kehendak atau keinginan apa saja. Dalam hal ini, betapa berbahayanya kalau seseorang mengumbar keinginan, sebab hal ini bisa membinasakan seseorang.
Orang percaya harus bisa menyangkal diri, artinya mengendalikan hasrat atau keinginan, sehingga hanya mengingini apa yang dikehendaki oleh Allah 💗
Keinginan dan hasrat dalam diri seseorang menentukan kodrat orang tersebut.
Kalau keinginan seseorang adalah dunia 🌏 ini, maka ia berkodrat dunia atau berkodrat manusia; tetapi kalau seseorang mengingini melakukan kehendak Allah saja, makaia berkodrat Ilahi.
Allah juga memiliki indipendensi, sehingga Allah berdaulat. Kedaulatan Allah tidak menghilangkan kedaulatan manusia.
Kedaulatan Allah tidak terletak padatindakannya menentukan segala sesuatu berdasarkan keputusan dan pilihan-Nya, tetapi terletak pada tindakan-Nya menegakkan keadilan dari hukum atau tatanan-Nya.
Seperti misalnya hukum-Nya adalah apa yang ditabur seseorang itu juga akan dituainya.
Allah dalam kedaulatan-Nya menegakkan hukum itu. Ia tidak akan menyangkali hakikat-Nya yang memberi kehendak bebas kepada makhluk ciptaan-Nya, termasuk manusia.
Kedaulatan Allah bukan pada tindakan-Nya yang secara sewenang-wenang menentukan sekelompok orang dapat mengalami Kelahiran Baru dan yang lain tidak.
Kedaulatan-Nya terletak pada integritas-Nya yang kokoh
dalam menegakkan tatanan-Nya
tanpa bisa dipengaruhin oleh apapun dan siapapun.
Manusia 👥 diberi independensi atau kedaulatan dalam areanya.
Memang demikian kenyataannya, bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah, di dalamnya termasuk independensinya.
Dalam beberapa kesempatan Tuhan Yesus 💗 sudah mengingatkan Yudas agar tidak melakukan kesalahan, tetapi Yudas tetap memilih untuk menjual Gurunya.
Akhirnya, Tuhan Yesus membiarkan apa yang akan dilakukan oleh Yudas. Jika Tuhan 💗 sudah mengingatkan seseorang dan ia berkeras dalam niatnya, maka Tuhan akan membiarkan ia berbuat apa yang hendak dilakukannya.
Dalam hal ini Tuhan menghargai independensi seseorang.
Semua kejadian dan kisah yang lain yang dapat kita peroleh baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menunjukkan bahwa Tuhan menghargai independensi atau kemandirian manusia.
Independensi akan menciptakan sebuah kepartneran atau kemitraan yang proporsional antara Tuhan dan manusia 👥
Bukan sebuah mekanisme hubungan yang dinaskahkan, sehingga semua berjalan seperti mesin tanpa perasaan yang wajar atau seperti sebuah sandiwara.
Firman yang memerintahkan agar manusia mengasihi Tuhan💗 dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan, menunjukkan dengan jelas bahwa manusia independen.
Manusia harus mengendalikan perasaan, pikiran dan kehendaknya agar dapat dengan rela mengasihi Tuhan secara proporsional dan natural (Mat. 22:37-40).
Dengan kemitraan yang dibangun dari independensi masing-masing pihak, maka kemitraannya menjadi berkualitas.
Tidak ada unsur pemaksaan dan tidak kaku.
Dengan demikian,
Independensi adalah pilar utama untuk menciptakan
sebuah kemitraan yang ideal dengan Allah.
Tentu saja selama manusia bisa mengimbangi keagungan Pribadi dan kesucian-Nya. Dalam hal ini manusia bisa memberi diri digarap oleh Allah melalui Roh Kudus untuk berkodrat Ilahi atau menolaknya, sehingga tidak pernah berkodrat Ilahi.
Jika demikian berarti rancangan Allah semula tidak terealisir dalam kehidupan orang tersebut.
Di Perjanjian Baru yaitu di zaman anugerah Allah memberikan kasih karunia yang memungkinkan umat pilihan bisa berkodrat Ilahi atau dikembalikan ke rancangan semula.
Namun demikian, walaupun Tuhan memberikan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya, tetapi Roh Kudus tidak akan memaksakan kehendak-Nya.
Orang percaya harus memiliki kesediaan untuk hidup dalam penggarapan Allah 💗 agar dapat berkodrat Ilahi.
Jika tidak, maka Roh Kudus bisa didukakan, sampai bisa tingkat menghujat Roh Kudus (Ef. 4:30).
Jika sampai menghujat Roh Kudus, maka berarti seseorang gagal memiliki kodrat Ilahi.
JBU
Rabu, 19 September 2018
RH Truth Daily Enlightenment “MENOLAK BERKODRAT ILAHI” Pdt. DR. Erastus Sabdono 20 September 2018
Pendewasaan rohani harus membawa umat pilihan sampai memiliki moral Allah Bapa.
Hal ini sama dengan “mengambil bagian dalam kekudusan-Nya” (Ibr.12:10).
Hal ini sama dengan mengenakan kodrat Ilahi.
Itulah sebabnya Firman Tuhan mengatakan agar orang percaya harus kudus seperti Bapa di surga, kudus (1Ptr. 1:16).
Untuk itu orang percaya harus menaruh seluruh pengharapannya pada penyataan Tuhan Yesus Kristus dan hidup dalam ketaatan (1Ptr. 1:13-15). Inilah maksud keselamatan, dimana manusia dimungkinkan kembali untuk memiliki kemuliaan Allah yang telah hilang (Rm. 3:23).
Dengan demikian, pada dasarnya kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat manusia kehilangan kodrat dosa. Adapun keselamatan dalam Yesus Kristus 💗 dimaksudkan agar orang percaya mengenakan kodrat Ilahi sesuai dengan rancangan Allah semula.
Baptisan Roh Kudus sebenarnya tidak hanya menunjuk suatu momentum, tetapi lebih menunjuk suatu proses dan suatu kondisi (state) yang berpotensi mengembalikan manusia kepada rancangan semula-Nya.
Baptisan Roh Kudus membawa orang percaya 👥 kepada proses kehidupan berjalan dalam Roh atau dipimpin oleh Roh Allah.
Inti baptisan Roh Kudus adalah kehidupan orang percaya yang diubahkan terus menerus oleh pekerjaan Roh Kudus guna memenuhi rencana Allah Bapa menjadi corpus delicti.
Dengan demikian baptisan Roh Kudus adalah suatu state atau keadaan yang memberi kemungkinan atau potensi untuk mengubah manusia menjadi seperti yang dikehendaki oleh Allah.
Apakah seseorang yang telah dibaptis Roh Kudus bisa menolak pimpinan Roh Kudus, sehingga Roh Kudus meninggalkannya? Banyak orang berpikir bahwa kalau seseorang sudah dibaptis Roh Kudus, maka ia tidak bisa menolak pimpinan Roh Kudus atau tidak bisa murtad lagi.
Seakan-akan baptisan tersebut menjadi materai yang secara permanen membuat atau memastikan seseorang tidak dapat binasa.
Baptisan Roh Kudus menunjuk suatu masa atau dekade
dimana Roh Kudus menyediakan Diri untuk menuntun seseorang
agar hidup mencapai kodrat Ilahi.
Oleh sebab itu seseorang harus memberi diri dipimpin oleh Roh, bukan dagingnya.
Dalam Galatia 5:16 tertulis: Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Hidup oleh Roh di sini maksud adalah membiasakan diri berjalan sesuai dengan kehendak Roh Kudus.
Kata “hiduplah” dalam teks aslinya adalah peripateo (περιπατέω) yang memiliki beberapa pengertian, antara lain:behave (berperilaku atau berkebiasaan), conduct ourselves (mengatur diri sendiri), to walk (berjalan), to make one’s way, progress (membuat jalan seseorang; kemajuan), to make due use of opportunities (memanfaatkan peluang), to regulate one’s life, to conduct one’s self, to pass one’s life (mengatur kehidupan sendiri untuk lulus).
Pada dasarnya kata peripateo menunjuk pada usaha mengatur diri atau membiasakan hidup (sesuai dengan Roh Kudus).
Tentu saja pembiasaan ini (sesuai dengan kehendak Allah) membutuhkan perjuangan dan latihan dalam waktu yang panjang.
Hendaknya kita tidak berpikir kalau seseorang dipimpin Roh Kudus 💗maka ia tidak bisa menolak atau memberontak terhadap pimpinan-Nya.
Kalau seseorang menolak tuntunan Roh Kudus, sama artinya dengan menolak anugerah.
Jika seseorang tidak bisa menolak anugerah, maka tidak perlu pembiasaan untuk hidup menurut sesuai dengan kehendak Roh Kudus 💗
Faktanya, seseorang bisa menolak Roh Kudus. Pembiasaan tersebut menunjukkan bahwa seseorang harus berlatih untuk hidup sesuai dengan kehendak Roh Kudus.
Dalam berlatih atau belajar membiasakan diri hidup sesuai dengan kehendak Roh Kudus, kehendak bebas seseorang harus digunakan dengan maksimal agar bisa hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Bagaimanapun, manusia tidak pernah kehilangan kehendak bebasnya, sebab manusia 👥 harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Paulus sendiri walau sudah menjadi rasul tetap berusaha untuk berkenan kepada-Nya.
Untuk berkenan kepada Tuhan harus diusahakan sendiri, bukan karunia (2Kor. 5:9-10). Dalam teks aslinya kata “berusaha” adalah philotimeomai (φιλοτιμέομαι), yang selain berarti berusaha juga berarti berabisi dengan kuat.
Dalam teks Alkitab bahasa Inggris ada yang menerjemahkan: Therefore also we have as our ambition, whether at home or absent, to be pleasing to Him. Kata “berusaha” dalam teks ini menunjukkan adanya “niat” dari individu untuk melakukan kehendak Allah, bukan kehendaknya sendiri.
Niat atau ambisi tersebut lahir dari diri sendiri.
Dengan penjelasan di atas ini dapat disimpulkan bahwa:
Sekalipun zaman sekarang ini adalah zaman Baptisan Roh Kudus.
Iman Roh Kudus menuntun orang Kristen kepada pertumbuhan rohani
untuk mencapai Kelahiran Baru guna mengenakan kodrat Ilahi, tetapi kalau seseorang menolak penggarapan Roh Kudus,
maka ia tidak akan pernah memiliki kodrat Ilahi.
Ini berarti menyia-nyiakan anugerah yang sangat besar yang disediakan bagi orang percaya 👥
Anugerah keselamatan dapat membawa orang percaya bisamengenakan kodrat Ilahi.
Kalau seseorang menolak berkodrat Ilahi, berarti ia menolak anugerah.
JBU
https://overcast.fm/+IqODdnPW4
Hal ini sama dengan “mengambil bagian dalam kekudusan-Nya” (Ibr.12:10).
Hal ini sama dengan mengenakan kodrat Ilahi.
Itulah sebabnya Firman Tuhan mengatakan agar orang percaya harus kudus seperti Bapa di surga, kudus (1Ptr. 1:16).
Untuk itu orang percaya harus menaruh seluruh pengharapannya pada penyataan Tuhan Yesus Kristus dan hidup dalam ketaatan (1Ptr. 1:13-15). Inilah maksud keselamatan, dimana manusia dimungkinkan kembali untuk memiliki kemuliaan Allah yang telah hilang (Rm. 3:23).
Dengan demikian, pada dasarnya kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat manusia kehilangan kodrat dosa. Adapun keselamatan dalam Yesus Kristus 💗 dimaksudkan agar orang percaya mengenakan kodrat Ilahi sesuai dengan rancangan Allah semula.
Baptisan Roh Kudus sebenarnya tidak hanya menunjuk suatu momentum, tetapi lebih menunjuk suatu proses dan suatu kondisi (state) yang berpotensi mengembalikan manusia kepada rancangan semula-Nya.
Baptisan Roh Kudus membawa orang percaya 👥 kepada proses kehidupan berjalan dalam Roh atau dipimpin oleh Roh Allah.
Inti baptisan Roh Kudus adalah kehidupan orang percaya yang diubahkan terus menerus oleh pekerjaan Roh Kudus guna memenuhi rencana Allah Bapa menjadi corpus delicti.
Dengan demikian baptisan Roh Kudus adalah suatu state atau keadaan yang memberi kemungkinan atau potensi untuk mengubah manusia menjadi seperti yang dikehendaki oleh Allah.
Apakah seseorang yang telah dibaptis Roh Kudus bisa menolak pimpinan Roh Kudus, sehingga Roh Kudus meninggalkannya? Banyak orang berpikir bahwa kalau seseorang sudah dibaptis Roh Kudus, maka ia tidak bisa menolak pimpinan Roh Kudus atau tidak bisa murtad lagi.
Seakan-akan baptisan tersebut menjadi materai yang secara permanen membuat atau memastikan seseorang tidak dapat binasa.
Baptisan Roh Kudus menunjuk suatu masa atau dekade
dimana Roh Kudus menyediakan Diri untuk menuntun seseorang
agar hidup mencapai kodrat Ilahi.
Oleh sebab itu seseorang harus memberi diri dipimpin oleh Roh, bukan dagingnya.
Dalam Galatia 5:16 tertulis: Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Hidup oleh Roh di sini maksud adalah membiasakan diri berjalan sesuai dengan kehendak Roh Kudus.
Kata “hiduplah” dalam teks aslinya adalah peripateo (περιπατέω) yang memiliki beberapa pengertian, antara lain:behave (berperilaku atau berkebiasaan), conduct ourselves (mengatur diri sendiri), to walk (berjalan), to make one’s way, progress (membuat jalan seseorang; kemajuan), to make due use of opportunities (memanfaatkan peluang), to regulate one’s life, to conduct one’s self, to pass one’s life (mengatur kehidupan sendiri untuk lulus).
Pada dasarnya kata peripateo menunjuk pada usaha mengatur diri atau membiasakan hidup (sesuai dengan Roh Kudus).
Tentu saja pembiasaan ini (sesuai dengan kehendak Allah) membutuhkan perjuangan dan latihan dalam waktu yang panjang.
Hendaknya kita tidak berpikir kalau seseorang dipimpin Roh Kudus 💗maka ia tidak bisa menolak atau memberontak terhadap pimpinan-Nya.
Kalau seseorang menolak tuntunan Roh Kudus, sama artinya dengan menolak anugerah.
Jika seseorang tidak bisa menolak anugerah, maka tidak perlu pembiasaan untuk hidup menurut sesuai dengan kehendak Roh Kudus 💗
Faktanya, seseorang bisa menolak Roh Kudus. Pembiasaan tersebut menunjukkan bahwa seseorang harus berlatih untuk hidup sesuai dengan kehendak Roh Kudus.
Dalam berlatih atau belajar membiasakan diri hidup sesuai dengan kehendak Roh Kudus, kehendak bebas seseorang harus digunakan dengan maksimal agar bisa hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Bagaimanapun, manusia tidak pernah kehilangan kehendak bebasnya, sebab manusia 👥 harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Paulus sendiri walau sudah menjadi rasul tetap berusaha untuk berkenan kepada-Nya.
Untuk berkenan kepada Tuhan harus diusahakan sendiri, bukan karunia (2Kor. 5:9-10). Dalam teks aslinya kata “berusaha” adalah philotimeomai (φιλοτιμέομαι), yang selain berarti berusaha juga berarti berabisi dengan kuat.
Dalam teks Alkitab bahasa Inggris ada yang menerjemahkan: Therefore also we have as our ambition, whether at home or absent, to be pleasing to Him. Kata “berusaha” dalam teks ini menunjukkan adanya “niat” dari individu untuk melakukan kehendak Allah, bukan kehendaknya sendiri.
Niat atau ambisi tersebut lahir dari diri sendiri.
Dengan penjelasan di atas ini dapat disimpulkan bahwa:
Sekalipun zaman sekarang ini adalah zaman Baptisan Roh Kudus.
Iman Roh Kudus menuntun orang Kristen kepada pertumbuhan rohani
untuk mencapai Kelahiran Baru guna mengenakan kodrat Ilahi, tetapi kalau seseorang menolak penggarapan Roh Kudus,
maka ia tidak akan pernah memiliki kodrat Ilahi.
Ini berarti menyia-nyiakan anugerah yang sangat besar yang disediakan bagi orang percaya 👥
Anugerah keselamatan dapat membawa orang percaya bisamengenakan kodrat Ilahi.
Kalau seseorang menolak berkodrat Ilahi, berarti ia menolak anugerah.
JBU
https://overcast.fm/+IqODdnPW4
Selasa, 18 September 2018
RH Truth Daily Enlightenment “HIS DIVINE POWER” Pdt. DR. Erastus Sabdono 19 September 2018
Baptisan Roh Kudus sebenarnya tidak hanya menunjuk suatu momentum, tetapi lebih menunjuk suatu proses. Memang dalam Alkitab 📚 dikesankan bahwa baptisan Roh Kudus adalah sebuah momentum.
Kitab Kisah Rasul beberapa kali mengisahkan hal tersebut (Kis. 2, 8,10 dan 19). Tanda-tanda pencurahan Roh Kudus di Yerusalem dimaksudkan agar dunia mengerti, bahwa sekarang ini adalah zaman atau masa Roh Kudus bekerja dalam kehidupan orang percaya untuk menggarap manusia agar bisa mencapai kehidupan sesuai dengan rancangan Allah 💗 semula.
Dengan Roh Kudus orang percaya dapat mencapai kesempurnaan, serupa dengan Yesus, mengenakan kodrat Ilahi, yaitu keadaan yang benar-benar berbeda dengan manusia pada umumnya. Inilah keadaan orang yang benar-benar mengalami Kelahiran Baru.
Kalau baptisan air, berarti seseorang ditenggelamkan ke dalam air, dimana seseorang dipanggil dan dituntut untuk memahami hukum dan hidup di dalamnya.
Tetapi baptisan Roh Kudus berarti orang percaya ditenggelamkan dalam kehidupan yang bersekutu dengan Allah di dalam atau melalui Roh-Nya untuk hidup di dalam kehendak-Nya dengan sempurna.
Orang yang menerima Roh Kudus berarti tubuhnya menjadi bait Roh Kudus.
Ia tidak boleh mencemarkan tubuhnya dengan dosa.
Ia harus memuliakan Allah dengan tubuhnya (1Kor. 6:12-20).
Orang yang menerima Roh Kudus adalah orang yang menerima tanggung jawab
untuk belajar dan terus dimuridkan agar sempurna seperti yang Allah Bapa 💗kehendaki.
Justru dengan menerima baptisan Roh Kudus, seseorang memiliki tuntutan beban yang sangat berat untuk berusaha menjadi manusia yang berbeda dengan dunia 🌏 ini.
Baptisan Roh Kudus membawa orang percaya kepada proses kehidupan berjalan dalam Roh atau dipimpin oleh Roh Allah.
Orang percaya yang harus menyesuaikan diri dengan Allah, bukan sebaliknya. Ini berarti suatu perjuangan untuk menjadi sempurna, dan memang inilah maksud Roh Kudus 💗 diberikan, yaitu agar kita dibawa kepada segala kebenaran Allah.
Jadi, orang percaya pasti memiliki Roh Kudus yang menempatkan dirinya dalam perjuangan dikembalikan ke rancangan semula Allah, yaitu menjadi serupa dan segambar dengan Allah.
Level ini adalah level orang yang mengalami Kelahiran Baru guna mengenakana kodrat Ilahi.
Baptisan Roh menunjuk bahwa Tuhan membawa umat pilihan kepada “masa yang baru” (sesuai dengan makna baptisan).
Baptisan orang percaya berarti kesediaan untuk dikuburkan bersama dengan Tuhan Yesus, adapun baptisan Roh berarti orang percaya dibawa kepada suatu dekade hidup baru dimana seseorang berjalan dengan Allah.
Ini berarti seseorang yang dibaptis Roh Kudus tidak harus menunjukkan tanda-tanda lahiriah sesaat. Tetapi yang penting, dalam kehidupan orang percaya 👥 adalah buah roh yang menandai seseorang benar-benar telah mengalami Kelahiran Baru. Orang yang mengalami Kelahiran Baru pasti mengenakan kodrat Ilahi.
Di zaman Perjanjian Baru Allah berkenan masuk dalam kehidupan orang percaya sebagai “Penolong” (Yoh. 14:16). Kata Penolong dalam teks aslinya adalah parakletos (παράκλητος), yang juga berarti pendamping.
Roh Kudus menolong orang percaya menggenapi rencana Allah.
Tanpa Roh Kudus orang percaya tidak bisa menggenapi rencana-Nya. Tanpa Roh Kudus orang percaya tidak akan pernah menjadi manusia seperti yang dikehendaki Allah, yaitu sesuai dengan gambar dan rupa-Nya.
Sebagaimana dalam baptisan seseorang ditenggelamkan ke dalam air, demikian pula orang percaya ditenggelamkan dalam penguasaan Roh Kudus.
Roh Kudus 💗 yang mendiami orang percaya dimaksudkan agar memimpin orang percaya kepada segala kebenaran (Yoh. 16:13). Dengan memahami kebenaran, pola berpikir seseorang diubah total, sehingga mengalami perubahan kodrat, darikodrat manusia ke kodrat Ilahi.
Oleh sebab itu maksud baptisan Roh Kudus adalah agar orang percaya menjadi manusia baru yang berstandar Allah sendiri, yaitu bisa berkodrat Ilahi.
Jadi, dengan pengertian yang memadai mengenai kebenaran, maka seseorang dimampukan memiliki moral Allah 💗 Moral Allah maksudnya orang percaya dapat mengambil keputusan, bertindak dan berperilaku seperti Tuhan. Inilah yang disebut sebagai mengenakan kodrat Ilahi (2Ptr. 1:3-4).
Dalam teks tersebut terdapat kalimat “kuasa Ilahi-Nya” yang dari teks aslinya tes theias dunameos (τῆς θείας δυνάμεως).
Dalam teks bahasa Inggris kata tes theias dunameos ada yang menerjemahkan sebagai His Divine Power. Dunameos artinya kuasa atau sesuatu yang menggerakkan.
Tentu kuasa Allah 💗 di sini menunjuk Roh Kudus dan Injil.
Roh Kudus tidak bisa bekerja tanpa Injil.
Injil adalah alat-Nya.
Sebaliknya, tanpa Roh Kudus, percuma Injil diberitakan.
Tanpa ada Pribadi yang mengajarkan yaitu Roh Kudus Injil tidak menjadi Injil atau kabar baik, berarti tidak berdaya guna mengubah manusia untuk memiliki kodrat Ilahi.
JBU
https://overcast.fm/+IqODv_Cks
Kitab Kisah Rasul beberapa kali mengisahkan hal tersebut (Kis. 2, 8,10 dan 19). Tanda-tanda pencurahan Roh Kudus di Yerusalem dimaksudkan agar dunia mengerti, bahwa sekarang ini adalah zaman atau masa Roh Kudus bekerja dalam kehidupan orang percaya untuk menggarap manusia agar bisa mencapai kehidupan sesuai dengan rancangan Allah 💗 semula.
Dengan Roh Kudus orang percaya dapat mencapai kesempurnaan, serupa dengan Yesus, mengenakan kodrat Ilahi, yaitu keadaan yang benar-benar berbeda dengan manusia pada umumnya. Inilah keadaan orang yang benar-benar mengalami Kelahiran Baru.
Kalau baptisan air, berarti seseorang ditenggelamkan ke dalam air, dimana seseorang dipanggil dan dituntut untuk memahami hukum dan hidup di dalamnya.
Tetapi baptisan Roh Kudus berarti orang percaya ditenggelamkan dalam kehidupan yang bersekutu dengan Allah di dalam atau melalui Roh-Nya untuk hidup di dalam kehendak-Nya dengan sempurna.
Orang yang menerima Roh Kudus berarti tubuhnya menjadi bait Roh Kudus.
Ia tidak boleh mencemarkan tubuhnya dengan dosa.
Ia harus memuliakan Allah dengan tubuhnya (1Kor. 6:12-20).
Orang yang menerima Roh Kudus adalah orang yang menerima tanggung jawab
untuk belajar dan terus dimuridkan agar sempurna seperti yang Allah Bapa 💗kehendaki.
Justru dengan menerima baptisan Roh Kudus, seseorang memiliki tuntutan beban yang sangat berat untuk berusaha menjadi manusia yang berbeda dengan dunia 🌏 ini.
Baptisan Roh Kudus membawa orang percaya kepada proses kehidupan berjalan dalam Roh atau dipimpin oleh Roh Allah.
Orang percaya yang harus menyesuaikan diri dengan Allah, bukan sebaliknya. Ini berarti suatu perjuangan untuk menjadi sempurna, dan memang inilah maksud Roh Kudus 💗 diberikan, yaitu agar kita dibawa kepada segala kebenaran Allah.
Jadi, orang percaya pasti memiliki Roh Kudus yang menempatkan dirinya dalam perjuangan dikembalikan ke rancangan semula Allah, yaitu menjadi serupa dan segambar dengan Allah.
Level ini adalah level orang yang mengalami Kelahiran Baru guna mengenakana kodrat Ilahi.
Baptisan Roh menunjuk bahwa Tuhan membawa umat pilihan kepada “masa yang baru” (sesuai dengan makna baptisan).
Baptisan orang percaya berarti kesediaan untuk dikuburkan bersama dengan Tuhan Yesus, adapun baptisan Roh berarti orang percaya dibawa kepada suatu dekade hidup baru dimana seseorang berjalan dengan Allah.
Ini berarti seseorang yang dibaptis Roh Kudus tidak harus menunjukkan tanda-tanda lahiriah sesaat. Tetapi yang penting, dalam kehidupan orang percaya 👥 adalah buah roh yang menandai seseorang benar-benar telah mengalami Kelahiran Baru. Orang yang mengalami Kelahiran Baru pasti mengenakan kodrat Ilahi.
Di zaman Perjanjian Baru Allah berkenan masuk dalam kehidupan orang percaya sebagai “Penolong” (Yoh. 14:16). Kata Penolong dalam teks aslinya adalah parakletos (παράκλητος), yang juga berarti pendamping.
Roh Kudus menolong orang percaya menggenapi rencana Allah.
Tanpa Roh Kudus orang percaya tidak bisa menggenapi rencana-Nya. Tanpa Roh Kudus orang percaya tidak akan pernah menjadi manusia seperti yang dikehendaki Allah, yaitu sesuai dengan gambar dan rupa-Nya.
Sebagaimana dalam baptisan seseorang ditenggelamkan ke dalam air, demikian pula orang percaya ditenggelamkan dalam penguasaan Roh Kudus.
Roh Kudus 💗 yang mendiami orang percaya dimaksudkan agar memimpin orang percaya kepada segala kebenaran (Yoh. 16:13). Dengan memahami kebenaran, pola berpikir seseorang diubah total, sehingga mengalami perubahan kodrat, darikodrat manusia ke kodrat Ilahi.
Oleh sebab itu maksud baptisan Roh Kudus adalah agar orang percaya menjadi manusia baru yang berstandar Allah sendiri, yaitu bisa berkodrat Ilahi.
Jadi, dengan pengertian yang memadai mengenai kebenaran, maka seseorang dimampukan memiliki moral Allah 💗 Moral Allah maksudnya orang percaya dapat mengambil keputusan, bertindak dan berperilaku seperti Tuhan. Inilah yang disebut sebagai mengenakan kodrat Ilahi (2Ptr. 1:3-4).
Dalam teks tersebut terdapat kalimat “kuasa Ilahi-Nya” yang dari teks aslinya tes theias dunameos (τῆς θείας δυνάμεως).
Dalam teks bahasa Inggris kata tes theias dunameos ada yang menerjemahkan sebagai His Divine Power. Dunameos artinya kuasa atau sesuatu yang menggerakkan.
Tentu kuasa Allah 💗 di sini menunjuk Roh Kudus dan Injil.
Roh Kudus tidak bisa bekerja tanpa Injil.
Injil adalah alat-Nya.
Sebaliknya, tanpa Roh Kudus, percuma Injil diberitakan.
Tanpa ada Pribadi yang mengajarkan yaitu Roh Kudus Injil tidak menjadi Injil atau kabar baik, berarti tidak berdaya guna mengubah manusia untuk memiliki kodrat Ilahi.
JBU
https://overcast.fm/+IqODv_Cks
RH Truth Daily Enlightenment “BAPTISAN MENUJU PERUBAHAN KODRAT” Pdt. DR. Erastus Sabdono 18 September 2018
Kalau pertobatan secara umum adalah berbaliknya seseorang menjadi penurut hukum atau norma moral secara umum, tetapi dalam Kekristenan pertobatan berarti percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan 💗dan Juruselamat pribadi.
Selanjutnya seesorang harus belajar kebenaran Tuhanuntuk mencapai kesucian Tuhan atau mengenakan kehidupan Yesus yang sangat batiniah sifatnya.
Segala sesuatu yang Tuhan 💗 perintahkan terdapat dalam Kitab Perjanjian Baru, yang isinya sangat batiniah.
Dalam hal ini sangat penting untuk memiliki ketajaman berpikir guna menangkap kebenaran batiniah yang Tuhan ajarkan.
Akhirnya, orang percaya 👥 dapat menghidupkan kehidupan Yesus yang pernah hidup di bumi dengan tubuh daging dua ribu tahun yang lalu, dalam kehidupan orang percaya hari ini.
Kesediaan seseorang bertobat dinyatakan dalam baptisan air.
Inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dilahirkan oleh air (Yoh. 3:3-5).“Dilahirkan oleh air” menunjuk kepada komitmen seseorang untuk meninggalkan dunia dan mengikut Tuhan Yesus yang ditunjukkan dengan baptisan air, yaitu pertobatan yang sejati. Pertobatan seperti ini tidak hanya terjadi satu kali, tetapi terus menerus sepanjang kehidupan.
Setiap kali pikiran dicerahi kebenaran, kemudian menyadari ketidaktepatannya
dalam berpikir dan bertindak, maka seesorang harus melakukan pertobatan.
Adapun dilahirkan oleh Roh (Yoh. 3:5), menunjuk kepada pekerjaan Roh Kudus dalam diri seseorang yang membuka pengertiannya terhadap kebenaran Tuhan 💗 dan menuntunnya kepada perubahan karakter.
Hati orang percaya terus menerus mengalami perubahan kalau Roh Kudus menuntunnya. Tanpa Roh Kudus, pikiran seseorang tidak akan disanggupkan memahami pikiran dan perasaan Tuhan.
Pekerjaan Roh Kudus ini bukan satu kali, tetapi berkali-kali, terus-menerus sampai kepada realitas Kelahiran Baru terjadi dalam hidup seseorang atau mengenakan kodrat Ilahi. Tetapi dibalik pekerjaan Roh Kudus, pihak manusia juga harus meresponinya dengan tekun.
Kelahiran Baru yang terjadi dalam kehidupan orang percaya merupakan hasil dari perjumpaan antara pekerjaan Roh Kudus dan respon manusia 💗
Usaha manusia sehebat apapun tidak akan dapat membawa manusia kepada Kelahiran Baru, tetapi harus menyambut. Sebaliknya, walaupun Roh Kudus luar biasa, tetapi kalau manusia tidak menyambut penggarapan-Nya, maka tidak akan terjadi Kelahiran Baru untuk perubahan kodrat.
Kelahiran Baru sesungguhnya adalah akumulasi dari pertobatan yang benar atau sejati dari kebenaran Firman yang mengubah pola pikir seseorang.
Hal ini yang memungkinkan terjadinya perubahan kodrat.
Dengan demikian, membahas mengenai perubahan kodrat, tidak bisa dipisahkan dari hal baptisan Roh Kudus.
Untuk memperoleh pengertian yang tepat mengenai baptisanair dan baptisan Roh Kudus, maka terlebih dahulu kita harus memahami apa yang dimaksud dengan baptisan itu dari latar belakangnya. Baptisan merupakan tradisi Yahudi.
Suatu upacara yang diadakan bagi orang-orang non Yahudi yang mau masuk agama Yahudi.
Baptisan tersebut dikenal sebagai baptisan proselit. Kata proselit menunjuk orang-orang non Yahudi yang menganut agama Yahudi atau yang juga dikenal sebagai agama Musa.
Pada prinsipnya, baptisan menunjuk pada kehidupan seseorang yang berkomitmen memasuki sebuah cara atau gaya hidup yang baru.
Sejak seseorang dibaptis ia harus bersedia meninggalkan cara atau gaya hidupnya yang “lama” dan mengenakan cara hidup yang baru.
Adapun baptisan Yohanes merupakan penegasan bahwa mereka yang memberi diri dibaptis harus memiliki buah-buah pertobatan yang benar. Yohanes Pembaptis mulai mengarahkan bangsa Israel pada kebenaran yang tulus dan murni. Mereka dituntut untuk sungguh-sungguh menunjukkan buah pertobatannya.
Setelah dibaptis mereka harus bersedia hidup yang baru memenuhi tuntutan kebenaran.
Baptisan dalam Kekristenan adalah lambang kematian. Seorang yang memberi diri dibaptis harus meninggalkan cara hidup yang sama dengan anak-anak dunia, dan mengenakan gaya hidup Tuhan Yesus.
Jadi, orang yang memberi diri dibaptis dalam nama Tuhan Yesus 💗 harus belajar hidup seperti Tuhan Yesus hidup.
Hal ini juga ditegaskan oleh Paulus dalam Roma 6:4, Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Bagi orang percaya baptisan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus atau dalam nama Tuhan Yesus Kristus berarti kesediaan untuk hidup sebagai warga Kerajaan Surga dengan hukum Kerajaan-Nya, yaitu kehendak Allah.
Bagaimana dengan Baptisan Roh Kudus? Tentu saja sejajar dengan makna baptisan yang dijelaskan di atas.
Bahwa baptisan membawa seseorang kepada suasana hidup yang baru atau cara dan gaya hidup yang berbeda dari sebelumnya.
Dengan baptisan Roh Kudus, umat pilihan Allah yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus 💗 memasuki dekade baru dalam kehidupan yang tidak pernah dialami oleh manusia sebelum Tuhan Yesus.
Roh Allah diam dalam kehidupan orang percaya untuk menuntun manusia kepada kesempurnaan. Sampai pada tingkat kesempurnaan tertentu orang percaya mengalami Kelahiran Baru.
Jadi, inti baptisan Roh Kudus adalah kehidupan orang percaya yang diubahkan terus menerus oleh pekerjaan Roh Kudus sampai pada level pencapaian Kelahiran Baru, guna perubahan kodrat, yaitu mengenakan kodrat Ilahi.
JBU
https://overcast.fm/+IqOB5ye04
Selanjutnya seesorang harus belajar kebenaran Tuhanuntuk mencapai kesucian Tuhan atau mengenakan kehidupan Yesus yang sangat batiniah sifatnya.
Segala sesuatu yang Tuhan 💗 perintahkan terdapat dalam Kitab Perjanjian Baru, yang isinya sangat batiniah.
Dalam hal ini sangat penting untuk memiliki ketajaman berpikir guna menangkap kebenaran batiniah yang Tuhan ajarkan.
Akhirnya, orang percaya 👥 dapat menghidupkan kehidupan Yesus yang pernah hidup di bumi dengan tubuh daging dua ribu tahun yang lalu, dalam kehidupan orang percaya hari ini.
Kesediaan seseorang bertobat dinyatakan dalam baptisan air.
Inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dilahirkan oleh air (Yoh. 3:3-5).“Dilahirkan oleh air” menunjuk kepada komitmen seseorang untuk meninggalkan dunia dan mengikut Tuhan Yesus yang ditunjukkan dengan baptisan air, yaitu pertobatan yang sejati. Pertobatan seperti ini tidak hanya terjadi satu kali, tetapi terus menerus sepanjang kehidupan.
Setiap kali pikiran dicerahi kebenaran, kemudian menyadari ketidaktepatannya
dalam berpikir dan bertindak, maka seesorang harus melakukan pertobatan.
Adapun dilahirkan oleh Roh (Yoh. 3:5), menunjuk kepada pekerjaan Roh Kudus dalam diri seseorang yang membuka pengertiannya terhadap kebenaran Tuhan 💗 dan menuntunnya kepada perubahan karakter.
Hati orang percaya terus menerus mengalami perubahan kalau Roh Kudus menuntunnya. Tanpa Roh Kudus, pikiran seseorang tidak akan disanggupkan memahami pikiran dan perasaan Tuhan.
Pekerjaan Roh Kudus ini bukan satu kali, tetapi berkali-kali, terus-menerus sampai kepada realitas Kelahiran Baru terjadi dalam hidup seseorang atau mengenakan kodrat Ilahi. Tetapi dibalik pekerjaan Roh Kudus, pihak manusia juga harus meresponinya dengan tekun.
Kelahiran Baru yang terjadi dalam kehidupan orang percaya merupakan hasil dari perjumpaan antara pekerjaan Roh Kudus dan respon manusia 💗
Usaha manusia sehebat apapun tidak akan dapat membawa manusia kepada Kelahiran Baru, tetapi harus menyambut. Sebaliknya, walaupun Roh Kudus luar biasa, tetapi kalau manusia tidak menyambut penggarapan-Nya, maka tidak akan terjadi Kelahiran Baru untuk perubahan kodrat.
Kelahiran Baru sesungguhnya adalah akumulasi dari pertobatan yang benar atau sejati dari kebenaran Firman yang mengubah pola pikir seseorang.
Hal ini yang memungkinkan terjadinya perubahan kodrat.
Dengan demikian, membahas mengenai perubahan kodrat, tidak bisa dipisahkan dari hal baptisan Roh Kudus.
Untuk memperoleh pengertian yang tepat mengenai baptisanair dan baptisan Roh Kudus, maka terlebih dahulu kita harus memahami apa yang dimaksud dengan baptisan itu dari latar belakangnya. Baptisan merupakan tradisi Yahudi.
Suatu upacara yang diadakan bagi orang-orang non Yahudi yang mau masuk agama Yahudi.
Baptisan tersebut dikenal sebagai baptisan proselit. Kata proselit menunjuk orang-orang non Yahudi yang menganut agama Yahudi atau yang juga dikenal sebagai agama Musa.
Pada prinsipnya, baptisan menunjuk pada kehidupan seseorang yang berkomitmen memasuki sebuah cara atau gaya hidup yang baru.
Sejak seseorang dibaptis ia harus bersedia meninggalkan cara atau gaya hidupnya yang “lama” dan mengenakan cara hidup yang baru.
Adapun baptisan Yohanes merupakan penegasan bahwa mereka yang memberi diri dibaptis harus memiliki buah-buah pertobatan yang benar. Yohanes Pembaptis mulai mengarahkan bangsa Israel pada kebenaran yang tulus dan murni. Mereka dituntut untuk sungguh-sungguh menunjukkan buah pertobatannya.
Setelah dibaptis mereka harus bersedia hidup yang baru memenuhi tuntutan kebenaran.
Baptisan dalam Kekristenan adalah lambang kematian. Seorang yang memberi diri dibaptis harus meninggalkan cara hidup yang sama dengan anak-anak dunia, dan mengenakan gaya hidup Tuhan Yesus.
Jadi, orang yang memberi diri dibaptis dalam nama Tuhan Yesus 💗 harus belajar hidup seperti Tuhan Yesus hidup.
Hal ini juga ditegaskan oleh Paulus dalam Roma 6:4, Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Bagi orang percaya baptisan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus atau dalam nama Tuhan Yesus Kristus berarti kesediaan untuk hidup sebagai warga Kerajaan Surga dengan hukum Kerajaan-Nya, yaitu kehendak Allah.
Bagaimana dengan Baptisan Roh Kudus? Tentu saja sejajar dengan makna baptisan yang dijelaskan di atas.
Bahwa baptisan membawa seseorang kepada suasana hidup yang baru atau cara dan gaya hidup yang berbeda dari sebelumnya.
Dengan baptisan Roh Kudus, umat pilihan Allah yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus 💗 memasuki dekade baru dalam kehidupan yang tidak pernah dialami oleh manusia sebelum Tuhan Yesus.
Roh Allah diam dalam kehidupan orang percaya untuk menuntun manusia kepada kesempurnaan. Sampai pada tingkat kesempurnaan tertentu orang percaya mengalami Kelahiran Baru.
Jadi, inti baptisan Roh Kudus adalah kehidupan orang percaya yang diubahkan terus menerus oleh pekerjaan Roh Kudus sampai pada level pencapaian Kelahiran Baru, guna perubahan kodrat, yaitu mengenakan kodrat Ilahi.
JBU
https://overcast.fm/+IqOB5ye04
Langganan:
Postingan (Atom)