Yang membutakan mata pengertian setiap orang terhadap rancangan Tuhan dalam hidupnya adalah karena orang tersebut masih hidup dalam alam pikiran orde lama. Orde lama maksudnya adalah masih berpolapikir seperti anak-anak dunia, yaitu masih berhasrat meraih sebanyak-banyaknya apa yang disediakan dunia serta berusaha membangun Firdaus dalam dunia hari ini. Selama seseorang masih berharap dapat meneguk kebahagiaan dari dunia ini, ia akan terbelenggu oleh dunia; yang sama dengan terikat oleh kuasa kegelapan. Orang-orang seperti ini hidup dalam “orde lama,” tentu saja tidak bisa dididik oleh Tuhan Yesus guna mengalami perubahan menjadi manusia sesuai dengan rancangan Allah. Setiap orang dapat melepaskan diri dari belenggu dunia ini dan keterikatan dengan kuasa kegelapan oleh tekad dan niat pribadi. Yesus berkata bahwa kalau seseorang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, ia tidak dapat menjadi murid Yesus guna mengalami perubahan (Luk. 14:33).
Segala milik yang dimaksud oleh Yesus dalam Lukas 14:33 di atas termasuk kesenangan menikmati dunia. Kelepasan dari kesenangan menikmati dunia harus dilakukan oleh diri sendiri, bukan oleh Tuhan. Kalau seseorang sudah melangkah melepaskan diri dari kesenangan menikmati dunia, barulah ia dapat menjadi murid atau diubahkan. Banyak orang berpikir bahwa melepaskan diri dari kesenangan menikmati dunia tidak bisa dilakukan sendiri, ia membutuhkan campur tangan Tuhan secara spektakuler oleh kuasa-Nya. Tetapi yang benar sesuai dengan Lukas 14:33, orang percaya yang harus melepaskan diri dari kesenangan menikmati dunia. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang mengasihi Tuhan dan memilih Tuhan, dan hanya orang-orang mengasihi Tuhan yang digarap oleh Tuhan (Rm. 8:28).
Faktanya hari ini banyak orang Kristen yang masih hidup dalam belenggu dunia dan ikatan kuasa kegelapan. Tetapi mereka tidak menyadarinya, sebab mereka merasa bahwa kehidupan mereka wajar. Apalagi kalau seseorang merasa dirinya tidak melakukan pelanggaran hukum, aktif dalam gereja, bahkan menjadi pejabat sinode. Tidak sedikit orang-orang seperti ini merasa diri sebagai manusia rohani yang layak masuk Kerajaan Surga. Betapa menyedihkan kalau mereka diberi mimbar untuk berkhotbah, mengajar orang lain. Mereka akan mengajarkan ajaran yang tidak sesuai dengan nafas Injil dan mengimpartasi spirit (gairah) atau roh yang lain; bukan roh seperti yang dibagikan oleh Tuhan.
Orang-orang Kristen yang masih hidup dalam keinginan menikmati keindahan dunia biasanya mereka menjadikan Tuhan dan gereja-Nya sebagai alat untuk menciptakan kesenangan hidup sekarang. Dipihak lain, sangat menyedihkan banyak gereja yang tidak mengajarkan rancangan dan jalan Tuhan kepada jemaat. Gereja-gereja seperti itu melestarikan kehidupan jemaat yang terbelenggu oleh dunia dan masih terikat dengan kuasa kegelapan. Hal ini tidak disadari, sebab bagi para pemimpin gereja pun, hidup seperti itu masih ada dalam batas kewajaran. Menurut mereka yang tidak wajar adalah kalau hidup dalam pelanggaran moral umum atau tidak melakukan pelanggaran moral umum tetapi tidak ke gereja.
Oleh sebab itu, menurut mereka selama orang Kristen tidak terlibat dalam pelanggaran moral umum dan masih ke gereja, mereka dianggap memiliki kewajaran sebagai orang Kristen atau sebagai anak Allah. Sebenarnya mereka tidak tahu standar hidup yang harus dimiliki orang percaya, yaitu seperti Yesus. Yesus menolak tawaran Iblis, yaitu dunia dengan segala keindahannya. Kalau Yesus mengingini dunia dengan segala keindahannya, berarti Dia menyembah Iblis (Luk. 4:5-8). Dari hal ini dapat diperoleh kebenaran bahwa mengingini dunia berarti menyembah Iblis. Jadi, kalau seseorang masih mengingini kesenangan dari dunia ini, ia tidak hidup wajar sebagai anak-anak Allah. Orang-orang seperti ini tidak bisa diubah oleh Tuhan (karena tidak mau mengubah diri) untuk menjadi manusia sesuai dengan rancangan-Nya.
Selama seorang Kristen masih mengingini kesenangan dari dunia ini, berarti ia masih berpikir dengan pola pikir orde lama. Tidak mengherankan kalau mereka berurusan dengan Tuhan karena mau menggunakan kuasa Tuhan untuk menyelesaikan masalah-masalah pemenuhan kebutuhan jasmani. Sebenarnya ini sama dengan pola perdukunan yang dilakukan oleh orang-orang di luar gereja. Bedanya kalau orang-orang di luar gereja, demi menyelesaikan masalah-masalah pemenuhan kebutuhan jasmani menggunakan kuasa kegelapan, tetapi orang-orang Kristen yang berpola pikir orde lama menggunakan kuasa Tuhan. Mereka berpikir dengan menggunakan kuasa Tuhan seakan-akan mereka sudah berpihak kepada Tuhan, padahal sebenarnya mereka berpihak kepada diri sendiri. Dalam hal ini Tuhan hanya menjadi alat, bukan sebagai tujuan. Sejatinya, ini bentuk pelecehan terhadap Tuhan, yang mestinya kepada-Nya orang percaya berbakti dengan memberi hidup tanpa batas.
https://overcast.fm/+IqOCxvCUY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar