Sangatlah logis kalau di dalam dunia yang semakin sulit -karena berbagai krisis kehidupan- membuat banyak orang berbondong-bondong ke gereja untuk menemukan jalan keluar dari segala persoalan hidup “fana”. Persoalan hidup fana tersebut antara lain problem kesehatan, ekonomi, karir, rumah tangga, jodoh dan lain sebagainya. Jika dunia mengalami banyak kesulitan, biasanya orang mencari agama sebagai solusinya. Hal ini harus dipandang sebagai peluang yang sangat baik untuk memberitakan Injil dan menangkap jiwa-jiwa masuk ke dalam Kerajaan Tuhan. Tetapi jangan sampai gereja terjebak -seperti kebiasaan banyak gereja- yang hanya mempromosikan kuasa Tuhan sebagai solusi kehidupan yang sukar tersebut.
Banyak orang pergi ke gereja untuk menemukan jalan keluar dari persoalan hidup. Gereja menyambut dan mendoakan mereka. Tidak sedikit yang menemukan jalan keluar dari berbagai masalah hidup tersebut. Dari pihak gereja tentu menyediakan pelayanan holistik yang melibatkan berbagai bentuk bantuan untuk melicinkan jalannya misi, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan umum, penyuluhan pertanian, perikanan dan lain sebagainya. Tetapi apakah sampai di sini keselamatan itu? Apakah ini Injil sepenuh? Hanya untuk inikah pelayanan gereja? Mereka yang menerima solusi dari persoalan hidup fana tersebut masih dalam pola pikir yang belum diperbaharui atau belum ditransformasi, sebab pada umumnya mereka adalah orang-orang yang salah asuh (dunia yang sesat telah mengasuh mereka).
Setelah ditebus oleh darah Yesus, seseorang harus mulai memperkarakan: Untuk apa semua sukses yang diperoleh ini? Dan untuk siapa? Tentu tidaklah salah dapat menjadi dokter, pengusaha kaya, insinyur dan lain sebagainya. Tetapi persoalannya adalah untuk siapa semua kesuksesan hidup yang didapat tersebut? Sebab Tuhan telah membeli orang percaya dengan darah yang mahal. Sekarang hidupnya bukan miliknya lagi, tetapi milik Tuhan. Seharusnya seluruh hidup orang percaya yang sudah ditebus diabdikan sepenuhnya bagi Tuhan. Untuk mengerti tujuan hidup ini, pikiran seseorang harus mengalami pendewasaan untuk memiliki pikiran dan perasaan Kristus atau menjadi manusia Allah agar dapat menjadi anggota keluarga Kerajaan.
Bagaimanapun, dunia bukanlah tempat hunian yang ideal. Sekalipun semua kebutuhan jasmani terpenuhi dan seseorang bisa hidup dalam ketenangan tanpa masalah apa pun, sesungguhnya ia pun juga tidak menikmati kebahagiaan yang sejati. Keadaan nyaman tersebut justru sangat berbahaya karena menempatkan seseorang di tempat yang rawan untuk menjadi mangsa kuasa kegelapan dan tergiring dalam kegelapan abadi. Faktanya, tidak mungkin hidup di bumi ini tanpa persoalan yang menyakitkan. Harus diingat bahwa dunia ini adalah produk yang gagal atau rusak karena kejatuhan manusia dalam dosa. Dunia akan selalu diwarnai kemiskinan, sakit penyakit, pertikaian, perang, krisis ekonomi, bencana alam, dan lain sebagainya. Sebenarnya, orang percaya dipanggil Tuhan untuk mewarisi langit baru bumi baru di mana tidak ada persoalan yang menyakitkan. Oleh sebab itu, pelayanan gereja tidak boleh menekankan pemenuhan kebutuhan jasmani.
Pelayanan gereja harus menekankan pembaharuan pikiran, sehingga jemaat diajar untuk memiliki pikiran dan perasaan Kristus supaya layak menjadi anggota keluarga Kerajaan Allah. Dalam hal ini betapa penting pembaharuan pikiran setiap hari. Oleh sebab itu pelayanan pastoral menjadi fasilitas tuntunan proses pembaharuan pikiran. Karenanya, pemberitaan Firman Tuhan dalam kebaktian haruslah meningkat makin keras dalam kualitas atau bobotnya. Hal ini disesuaikan dengan perjalanan umur rohani atau kedewasaan jemaat. Akhirnya jemaat membutuhkan Tuhan bukan karena masalah pemenuhan jasmani, tetapi karena mau menjadi anak-anak Allah yang layak masuk menjadi anggota keluarga Kerajaan-Nya.
Proses pembaharuan pikiran jemaat menjadi tugas gereja yang harus diselenggarakan secara terus menerus, tidak boleh digantikan dengan promosi kuasa Tuhan dan berkat jasmani untuk menarik perhatian jemaat supaya datang ke gereja. Apabila pikiran jemaat sudah terkontaminasi dengan menitikberatkan kepada pemenuhan kebutuhan jasmani, maka proses pembaharuan pikiran tidak akan dapat berlangsung dengan baik. Sungguh sangat menyedihkan banyak gereja yang orientasi pelayanannya tertuju kepada kehidupan di bumi ini. Tetapi mereka tidak menyadari, sebab mereka tidak mengenal kebenaran dan menganggap bahwa gaya hidup yang mereka miliki selama ini sudah wajar. Jemaat harus dapat berprinsip: asal ada makanan dan pakaian cukup. Hidup di bumi ini hanya untuk persiapan kekekalan. Jika seseorang tidak bersedia berprinsip dengan prinsip ini, maka ia tidak pernah mengenal Kekristenan yang benar.
https://overcast.fm/+IqOC3Epek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar